Perusahaan olahraga asal Jerman adidas sedang jumawa. Kasper Rosteld selaku CEO mengabarkan bahwa tahun 2018 adalah tahun yang membahagiakan karena keuntungan mereka meningkat. Bahkan, selama tiga bulan terakhir, penjualan adidas melebihi Nike di beberapa wilayah di dunia. Kenaikan penjualan ini mencapai angka 9% dari apa yang berhasil mereka raup tahun lalu.
Rosteld menjabarkan pencapaian ini ketika ia tampil di CNBC Eropa. Ia bahkan optimis tahun ini perusahaan yang ia pimpin bisa meraup keuntungan terbesar sepanjang sejarah berdirinya adidas. “Kami memang berinvestasi besar-besaran. Namun, kami menuai apa yang kami tanam. Bila tren ini sesuai dengan prediksi, adidas bisa mencapai kenaikan keuntungan hingga 10,8%. Angka ini adalah yang terbesar sepanjang sejarah berdirinya adidas,” tuturnya.
Ada wilayah-wilayah di mana adidas berhasil menguasai pasar. Wilayah tersebut adalah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Sementara di kawasan Amerika Utara, adidas nyatanya berhasil mendekati capaian Nike dan berhasil masuk lima besar merek terlaris tahun ini. Area Eropa Barat jadi rapor merah karena adidas tidak bisa meningkatkan pendapatan meski kantor pusatnya berada di sana.
“Ekonomi di Eropa sedang kurang baik. Ini yang membuat daya beli masyarakat menurun. Namun, kami bisa optimis melalui penjualan di Asia TImur, terutama Cina,” lanjut Rosteld.
Perolehan adidas pun terbilang moncer. Keuntungan mereka berada di angka 16-20% di kisaran AS$ 1.90-1.97 Milyar. Angka tersebut sudah lebih baik karena di waktu yang sama pada 2017, Si Tiga Garis meraup keuntungan di angka 13-17%. Bila persentase ini terus bertahan, maka rataan keuntungan mereka tahun ini bisa melonjak 8-9% dari tahun lalu.
Laman Sneaker Freaker mencoba menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi raihan positif adidas. Faktor pertama datang dari bidang performa olahraga yang penjualannya meningkat hingga 10%. Lalu strategi pemasaran via internet yang dilancarkan mampu meningkatkan pembelian daring yang kemudian berpengaruh terhadap pemasukan perusahaan. Sepanjang gelaran Piala Dunia 2018, penjualan adidas meningkat 7%. Ini juga jadi raihan positif mengingat mereka berinvestasi besar di ajang terbesar sepak bola nasional itu.
Bidang kolaborasi juga berperan penting. Menurut Rosteld, ombak adidas Yeezy karya Kanye West belum ada tanda-tanda surut. “Penjualan koleksi Yeezy dilaporkan jadi yang terpenting bagi kami. Apa yang kami lakukan hanyalah membiarkan Kanye melakukan apa yang dia suka,” papar Rosteld.
Kini, mereka pun tengah berada di tren positif untuk menyongsong 2019. Beberapa strategi pun kabarnya sudah direncanakan. Persaingan adidas dan Nike tampaknya akan semakin sengit.
Foto: adidas Basketball