Sadar atau tidak, kini setiap merek sepatu olahraga dunia menelurkan sepatu olahraga berdimensi gemuk. Jauh berbeda dengan sepatu-sepatu modern yang terkesan ramping nan ringan. Itu yang coba dilakukan Puma. Mereka merilis ulang Puma Cell yang sebelumnya hanya dirilis sekali saja, yaitu 1998. Sepatu ini merupakan pengembangan merek itu melalui sol TPU berbentuk heksagonal.
Puma mengembangkan beberapa bentuk sol TPU dengan berbagai bentuk demi meraih kenyamanan yang diharapkan pelanggan. Inovasi pertama adalah Trinomic yang dikenalkan akhir 1980-an. Teknologi itu lalu dikembangkan menjadi sebuah panel sol TPU segi enam (heksagon) demi menggaet pasar tahun 1990-an. Sol TPU yang sudah dibentuk menjadi persegi enam itu kemudian dilapis dengan cangkang plastik. Cangkang itulah yang kemudian dinamai Cell.
Sol TPU pada umumnya akan mengering dan hancur setelah 3-5 tahun pemakaian. Nike Air Max, New Balance, dan sepatu-sepatu lari lainnya pun begitu. Hal tersebut yang menjadi keresahan kebanyakan para penikmat sepatu lari. Puma mencoba memberikan solusi atas keluhan ini. Dengan beberapa pengembangan, usia sol TPU di dalam cangkang Cell tersebut dijanjikan punya masa pakai lebih panjang dari sepatu bersol TPU biasa. Cangkang tersebut mengurangi kontaminasi udara dan kelembaban terhadap sol TPU yang jadi penyebab utama hancurnya sol tersebut.
Bantalan ini akan mengikuti persebaran beban di setiap sentimeter telapak kaki. Kemudian, sol tersebut akan mengembalikan tenaga tekan ke bawah sesuai dengan penyebaran tekanan. Temuan ini dihasilkan dari laboratorium biomekanika dimana Puma sudah berinvestasi jutaan Dollar AS sejak mereka mengembangkan Disc Blaze dan Trinomic.
Sebagai merek yang berfokus pada kegiatan atletik, kehadiran Puma Cell membantu para pegiat olahraga untuk menemukan sepatu yang apik. Selain edisi ini, merek asal Jerman juga mengenalkan edisi Thunder Spectra yang juga berbentuk gemuk. Perilisan dua sepatu ini adalah usaha perusahaan tersebut untuk menguasai pasar atheleisure dan gaya hidup masyarakat modern.
Pada dasarnya, kebanyakan sepatu lari menggunakan sol berbahan Thermoplastic Urethane (TPU) dan EVA (Ethylane-Vinyl Acetate). Bedanya, setiap merek berusaha mengembangkan sendiri sol TPU dan EVA menjadi sesuatu yang baru. Tidak jarang sebagian hanyalah strategi pemasaran. Tentang mana yang terbaik, semua dikembalikan kepada calon konsumen.
Foto: Puma, Michael Kusumadjaja/Hypebeast