Stapac Jakarta mengakhiri puasa gelar. Kali ini, mereka bisa menjuarai Turnamen Pra-Musim IBL 2018-2019 dengan mengalahkan Pelita Jaya Basketball Club dengan skor 62-56, di Sritex Arena Solo, Minggu, 21 Oktober 2018. Gelar ini semakin lengkap dengan terpilihnya Mei Joni sebagai Pemain Terbaik (MVP).
Seluruh pemain dan ofisial Stapac berhamburan ketika mereka unggul 62-56 atas Pelita Jaya dan waktu pertandingan habis. Stapac bisa mengakhiri puasa gelarnya. Terakhir, Stapac menjadi juara di NBL Indonesia 2013-2014.
"Dalam tujuh hari kami bertanding, dua hari terakhir kami mendapatkan lawan yang luar biasa. Turnamen ini hanya pertandingan persahabatan saja. Tujuan kami tetap di musim reguler nanti. Saya ingin pemain tahu bahwa mereka harus bekerja lebih keras lagi ketika kami kembali ke Jakarta lagi. Namun saya melihat kegembiraan yang mendalam. Ini terlihat dari mata pemain saya. Malam ini sangat berarti bagi mereka," ucap Kepala Pelatih Giedrius Zibenas.
Di awal kuarter pertama, Stapac unggul 8-0. Lalu tembakan bebas Govinda Saputra memecah kebuntuan Pelita Jaya menjadi 2-8. Meski Respati Ragil mencetak tripoin jelang buzzer, Pelita Jaya tertinggal 19-20 di kuarter pertama. Tensi pertandingan memanas di kuarter kedua. Dua tripoin dari Oki Wira dan Mei Joni membuat Stapac memimpin 34-26 saat jeda pertandingan.
Di kuarter ketiga, Stapac mencoba mempertahankan keunggulan. Sayangnya di awal kuarter ini, mereka harus menarik Kaleb Ramot Gemilang karena melakukan empat kali pelanggaran (foul trouble). Padahal Kaleb jadi pemain paling subur di babak pertama dengan mencetak 11 poin. Stapac pun harus berhati-hati karena satu menit sebelum kuarter ketiga berakhir, M. Isman Thoyib juga foul trouble. Pelita Jaya berhasil membalikkan keadaan menjadi 44-43 melalui tembakan bebas Ponsianus Indrawan. Sebelum buzzer, Agassi mencetak tripoin dan membuat Stapac tetap unggul 46-44.
Empat poin dari Ponsianus Indrawan dan Amin Prihantono membawa Pelita Jaya berbalik unggul 48-46 di awal kuarter keempat. Stapac semakin sulit ketika Thoyib melakukan pelanggaran kelima (foul out). Sebab di pertandingan ini, mereka tidak bisa memainkan Ruslan yang sedang cedera.
Melalui skema penyerangan yang rapih, Stapac mencetak empat kali tripoin beruntun dari Agassi, Oki Wira dan Mei Joni dan Abraham Damar. Stapac memimpin 60-51. Meski dikejar, namun Stapac tetap bisa mencetak poin. Di sisa satu menit, tambahan dua poin dari Widyanta membuat Stapac unggul 62-56. Kepala pelatih Pelita Jaya terpaksa menghabiskan jatah time-out untuk memberikan instruksi. Di akhir laga, Stapac bisa mempertahankan keunggulan.
"Kami memang kalah rebound hari ini. Tapi kami bisa menguasai area kunci. Rebound menjadi kunci kemenangan kami. Selain itu, pemain tidak panik saat dikejar lawan," ungkap Giedrius.
Pada pertandingan ini, empat pemain Stapac mencetak poin dengan digit ganda. Mereka adalah Kaleb Ramot Gemilang (13 poin), Abraham Damar Grahita (12 poin), Oki Wira Sanjaya (11 poin) dan Agassi Goantara (10 poin). Sedangkan di kubu Pelita Jaya ada Ponsianus Indrawan mencetak 16 poin dan Andakara Prastawa Dhyaksa menambahkan 10 poin.
"Selamat buat Stapac. Kami banyak menerima pelajaran. Bisa bangkit mengejar dan akhirnya tidak mendapatkan momentum. Saat Ragil melakukan turn over, kami kehilangan momentum. Sementara lawan bisa mencetak tiga tripoin berturut-turut. Basket adalah momentum. Ada kalanya pemain salah melakukan game plan, tapi ada waktunya ketika pelatih yang melakukan kesalahan memberikan strategi," komentar Johannis Winar, kepala pelatih Pelita Jaya.
Pemain Stapac yang paling berbahagia adalah Mei Joni. Ia baru pertama kali merasakan gelar juara. Terlihat Mei Joni sangat terharu ketika memberikan keterangan pada awak media.
"Saya tidak menyangka bisa juara sekaligus MVP. Ini besar artinya bagi karir saya. Pelatih baru membuat Stapac benar-benar berbeda. Tapi target kami bukan hanya di turnamen ini saja. Kami harus bekerja keras," ucap Mei Joni.
Stapac kali ini tidak mengambil hadiah yang diberikan oleh IBL. Mereka memilih untuk menyumbangkan ke Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk disumbangkan ke korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala sebesar 50 juta rupiah. Sementara itu, seluruh pendapatan turnamen ini juga diserahkan ke BAZNAS yaitu senilai 151 juta rupiah.(*)
Foto: Hariyanto