Final Turnamen Pra-Musim IBL 2018-2019 akan mempertemukan Stapac Jakarta melawan Pelita Jaya Baksetball Club, Minggu, 21 Oktober 2018. Di semifinal, Stapac menumbangkan Satria Muda dengan skor 70-63. Sedangkan Pelita Jaya melaju ke final setelah mengalahkan Garuda dengan keunggulan 80-54.
Stapac yang berstatus runner-up Grup Putih berhasil mengalahkan juara Grup Merah Satria Muda. Pertandingan sengit ini berakhir dengan skor 70-63. Stapac bermain rapih serta menunjukkan akurasi tembakan yang bagus.
Stapac mencetak akurasi 40 persen (25 dari 61 percobaan). Mereka unggul jumlah poin di area kunci (32-22) serta di berhasil merebut rebound lebih banyak (42-41). Abraham Damar Grahita mencetak 20 poin dan Kaleb Ramot Gemilang menambahkan 16 poin.
"Stapac bermain baik. Terutama untuk permainan orang kecil (small man). Saya rasa, mereka berhasil menunjukkan perubahan yang bagus. Pelatih baru dari Eropa bisa membuat liga semakin kompetitif. Kekalahan ini bagus untuk kami, karena bisa kami gunakan untuk bahan evaluasi tim sebelum musim reguler bergulir," ucap Youbel Sondakh, kepala pelatih Satria Muda.
Hingga kuarter ketiga berakhir, Stapac memimpin 49-43. Sejak saat itu, Satria Muda tidak mampu menyamakan kedudukan hingga akhir laga. Satu-satunya jarak terdekat Satria Muda adalah dua poin (51-53). Itu terjadi setelah Audy Bagastyo mencetak tembakan tiga angka di sisa tujuh menit kuarter keempat. Setelah itu, Stapac kembali menjauh 55-51 melalui lay-up Abraham Damar Grahita.
"Ini bukan permainan terbaik kami. Seharusnya itu masih bisa ditingkatkan lagi," kata Giedrius Zibenar, kepala pelatih Stapac. "Mereka (Satria Muda) tim bagus dan tim yang punya orang besar (big man) bagus pula. Kami hari ini berhasil menghentikan pergerakan mereka."
Sebelum Stapac memastikan tempat ke final, Pelita Jaya lebih dulu mendapatkan tiket ke final setelah mengalahkan Garuda dengan skor 80-54. Pelita Jaya memang dominan sejak awal hingga akhir pertandingan.
Pelita Jaya unggul 29-9 di kuarter pertama. Hingga pertandingan usai, Garuda tak mampu menyamakan kedudukan. Satu-satunya kelemahan Pelita Jaya terjadi di kuarter ketiga. Mereka kalah dalam produktifitas poin.
"Saya sudah bilang, Garuda itu tim bagus. Mereka juga selalu bangkit di kuarter ketiga. Ternyata memang benar, karena kami slow-start, mereka mampu mencetak lebih banyak poin. Tapi kami berhasil menghentikannya," komentar Kepala Pelatih Johannis Winar.
Andakara Prastawa Dhyaksa mencetak 25 poin, termasuk enam dari delapan percobaan tripoin. Kemudian Adhi Pratama dan Ponsianus Nyoman Indrawan sama-sama menghasilkan 12 poin. Terakhir, Respati Ragil Pamungkas menyumbangkan 11 poin. Di kubu Garuda, M. Reza Fahdani Guntara mencetak 15 poin, disusul Hans Abraham dengan koleksi 13 poin.
Stapac dan Pelita Jaya sebenarnya pernah bertemu di babak penyisihan. Keduanya sama-sama dari Grup Putih. Saat itu, laga dimenangkan oleh Pelita Jaya dengan skor 70-64. Kini mereka akan bertemu kembali untuk memperebutkan gelar juara.
Sementara itu, sebelum final dimulai, akan ada pertandingan perebutan peringkat kelima yaitu NSH Jakarta dan Bima Perkasa Yogyakarta. Kemudian perebutan tempat ketiga yang mempertemukan Satria Muda melawan Garuda.(*)
Foto: Hariyanto