Tunisia adalah juara AfroBasket 2017. Mereka juga melanjutkan dominasi di kualifikasi Piala Dunia FIBA 2019 zona Afrika. Dengan rekor 9-0, kini Tunisia menyusul Nigeria lolos ke Cina. Tunisa makin perkasa karena ada Salah Mejri yang kembali ke timnas setelah absen tiga tahun. Kini forwarda Dallas Mavericks ingin Tunisia meraih kemenangan di babak utama Piala Dunia 2019.
Salah Mejri terhitung sebagai pemain senior di Tunisia. Ia memulai karir sebagai pemain profesional pada tahun 2006. Kemudian pada tahun 2013 hingga 2015, forwarda setinggi 2,18 meter itu membela Real Madrid. Setelah itu, ia diambil oleh tim NBA Dallas Mavericks hingga sekarang. Meski bukan pemain utama, tapi di musim lalu Mejri mencetak 3,5 PPG dan 4,0 RPG untuk Mavericks.
Mejri sempat absen dari timnas Tunisia sejak dirinya tampil di NBA. Padahal Mejri juga menjadi bagian dari timnas Tunisia di Piala Dunia FIBA 2010 Turki. Sayangnya, saat itu Tunisia kalah lima pertandingan beruntun di babak kualifikasi. Ini yang membuat Mejri merasa kecewa. Secara mengejutkan, Mejri kembali ke timnas Tunisia di fase ketiga babak kualifikasi Piala Dunia FIBA 2019 bulan September 2018 lalu. Ia memperpanjang rekor kemenangan Tunisia dari 6-0 menjadi 9-0, sekaligus memastikan Tunisia lolos ke babak utama di Cina.
"Kami ingin membuat orang Tunisia dan Afrika bangga. Saya sudah tidak sabar untuk tampil di Cina. Saya senang bisa kembali ke timnas dan bersaing melawan pemain-pemain terbaik di Piala Dunia lagi," kata Mejri.
Mejri mengakui, Tunisia bukan negara dengan budaya basket. Tapi semua pemain sudah berusaha keras dan mengeluarkan kemampuan terbaik untuk bisa lolos ke Cina. Mejri pun menggunakan pengalaman bermain di NBA untuk membantu timnya. Setidaknya kehadiran Mejri membuat pada pemain lebih bersemangat. Dalam tiga pertandingan kualifikasi Piala Dunia FIBA, Mejri mencetak 8,7 PPG, 10,0 RPG dan 1,7 APG.
"Sangat penting bagi saya untuk bermain di tim nasional. Ini menjadi bentuk kecintaan saya untuk negara ini. Saya bangga ketika mengenakan jersey merah. Mampu melaju ke Cina tanpa kekalahan itu sangat mengesankan. Kami ingin menyelesaikan kualifikasi tanpa kekalahan dan bersiap untuk babak utama tahun depan," imbuhnya.
Untuk zona Afrika, statistik tim Tunisia menempati urutan kedua di bawah Nigeria. Dalam sembilan pertandingan, Tunisia mencatatkan 79,7 poin per pertandingan. Persentase akurasi tembakannya mencapai 49,7 persen. Masih berada di bawah Nigeria yang mencetak 51,7 persen.
Senjata andalan Tunisia lainnya adalah Omar Abada. Garda berusia 25 tahun itu mengoleksi 13,2 PPG dan 3,7 APG dalam sembilan laga. Semangat bermain dan ledakan darah muda Obada bisa membahakan lawan-lawannya. Selain itu, kedewasaan dan pengalaman bermain Salah Mejri membuat Tunisia makin kuat.
Selain kombinasi pemain yang menarik, Tunisia kini dilatih oleh Mario Palma. Pelatih keturunan Portugis-Angola itu membuat Angola memenangkan empat gelar FIBA AfroBasket. Mario Palma kini sudah membuktikan bahwa racikan starteginya bisa dominan selama kualifikasi.
Meski sudah dipastikan lolos ke Cina, Tunisia masih menyisakan tiga pertandingan di fase keempat, 30 November hingga 2 Desember mendatang. Tim yang akan melawan Tunisia adalah Maroko, Mesir dan Angola.(*)
Foto: fiba.com dan nba.com