Lini SB (Skateboarding) dari Nike baru-baru ini mengumumkan kapsul kolaborasi dengan NBA. Sepaket pernak-pernik bertema olahraga luar ruang itu dibalut dengan logo NBA yang dibuat lebih besar dari basanya. Eric Koston dan Paul Rodriguez sebagai legenda skateboard Nike pun didapuk jadi modelnya. Perilisan ini seakan membuka sejarah bagaimana peran olahraga James Naismith ini pada olahraga skateboard.

Olahraga skateboard berangkat dari hobi para peselancar (surfer) yang tetap ingin belajar di atas papan meski ombak sedang tinggi dan berbahaya. Oleh karena itu, mereka memodifikasi papan selancarnya dengan menambahkan roda. Itulah awal mula papan panjang (longboard) yang kemudian bergeser menjadi skateboard. Bahkan kini ada berbagai ukuran papan skateboard yang disesuaikan dengan usia serta tinggi pemainnya.

Seiring berjalannya waktu, skateboard mulai digandrungi anak muda Amerika Serikat. Olahraga ini lambat laun mulai berpisah dari olahraga selancar yang bisa dibilang sebagai “ibu”. Periode 1960-an tercatat sebagai awal mula skateboard. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya beberapa kompetisi skateboard terutama di kawasan Anaheim, California, Amerika Serikat. Para penggiat skateboard semakin menyadari bahwa mereka butuh sepatu untuk melindungi kakinya dari benturan papan. Hasrat ini semakin kuat ketika ditemukan pelapis permukaan papan bernama griptape.

Anak-anak kecil New York bermain skateboard pada 1965. Mereka mengenakan Converse Chuck Taylor All Star.

Era 1970-an, belum ada sepatu khusus skateboard. Oleh karena itu, penggiat kultur skateboard menggunakan sepatu yang beredar saat itu. Beberapa sepatu basket era tersebut yang juga digunakan bermain skateboard adalah Converse Chuck Taylor All Star, Converse Pro Leather, dan Nike Blazer. Kehadiran Vans pada 1966 memang jadi solusi bagi mereka, namun jumlah produksi yang masih terbatas membuat para pelanggan mencari alternatif lain.

Karya Dassler bersaudara pun juga menancapkan eksistensi di sini. Kehadiran Puma Suede pada 1968 menambah alternatif sepatu basket yang juga dipakai bermain skateboard. Hal ini terjadi hampir bersamaan dengan popularitas sepatu-sepatu tersebut. Adidas Campus sebagai sepatu basket andalan Si Tiga Garis kala itu juga terdokumentasi digunakan baik di atas papan skateboard maupun lapangan kayu.

Onitsuka dari Jepang pun tidak mau kalah. Sepatu ini pertama kali masuk Negeri Paman Sam pada 1965 atas inisiasi Phil Knight sang pendiri Nike. Onitsuka Tiger Fabre jadi salah satu idola para penggiat skateboard di era yang sama meski sejatinya sepatu itu adalah sepatu basket.

Mark Baker semasa remaja bermain skateboard menggunakan adidas Campus.

Ada beberapa persamaan yang tersaring dari sepatu basket tersebut di atas. Semuanya memiliki bagian atas (upper) yang tebal. Penggunaan suede dan kulit juga terbukti meningkatkan keamanan kaki dari benturan. Para pemain skateboard yang rata-rata adalah anak muda juga menyukai warna terang sepatu-sepatu itu. Hal ini jadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan mengingat di NBA dan ABA para pemain diwajibkan menggunakan warna hitam dan putih.

Seiring berjalannya waktu, kian banyak sepatu yang digunakan bermain olahraga papan beroda itu. Air Jordan 1 pun tidak lepas dari cerita ini. Nike patut berterima kasih pada Natas Kaupas dan Christian Hosoi karena acap mengenakan Air Jordan 1 dalam berkompetisi tahun 1980-an. Anda bisa membaca lebih jauh cerita Air Jordan 1 dan skateboard di artikel kami berjudul Peran Air Jordan 1 di Kultur Skateboard.

Onitsuka Tiger Fabre, Converse Pro Model dan adidas Campus. Inilah potret sepatu pebasket profesional NBA era 1970-an.

Tidak lupa juga Nike Dunk. Dari namanya, kita sudah memahami bahwa sepatu ini dibuat untuk bermain basket. Meski demikian, Nike Dunk Hi juga sering kali digunakan bermain skateboard. Siluet ini bahkan sudah jadi siluet andalan lini SB untuk memproduksi sepatu. Nike SB Dunk berbagai edisi selalu laris di pasaran memasuki tahun 2000-an.

Terlepas dari ranah bisnis dan jual beli, pergerseran daya guna terbukti di sini. Sepatu basket klasik terbukti punya peran terhadap perkembangan olahraga skateboard. Penggiat olahraga papan beroda ini menggunakannya ketika tidak ada alternatif sepatu lain di saat mereka sedang membutuhkannya. Sepatu skateboard masa kini pun juga terinspirasi dari sepatu basket klasik yang digunakan pendahulunya mengembangkan skateboard.

Oleh karena itu, kita bisa melihat sisi historis yang tersirat dari kolaborasi anyar Nike SB dan NBA. Koleksi ini dirilis untuk memeriahkan musim 2018-2019. Setali tiga uang, Nike mencoba mendongkrak popularitas lini SB karena persaingan penyedia sepatu skateboard yang kian sengit dewasa ini. Kapsul Nike SB x NBA berisi sepatu Nike SB Dunk Low, Nike SB Bruin, jaket bomber, jaket hoodie, dan kaos. Anda bisa membelinya per 13 Oktober 2018.

Foto: Bill Eppridge - Life & Time Pictures/Getty Images, Arsip Skateboarding Magazines, Nike

Komentar