Film “Space Jam” (1996) kabarnya akan dibuatkan sekuel. Hal itu dikonfirmasi melalui berita laman Hollywood Reporter berdasar pada unggahan LeBron James dan rumah produksi miliknya Springhill Entertainment. Kabar pembuatan edisi kedua film Michael Jordan dan Looney Toones itu sudah mengudara sejak 2014 dengan rencana perilisan tepat 20 tahun setelah Space Jam dirilis. Meski demikian, butuh waktu hingga empat tahun untuk merealisasikannya.
Mundurnya sekuel ini terjadi karena ada beberapa halangan yang terjadi. Dalam formasi awal, Justin Lin didapuk sebagai sutradara namun mengundurkan diri pada Agustus 2018 karena permasalahan internal. Lin punya rekam jejak mentereng sebagai sutradara beberapa edisi Fast & Furious serta Star Trek. Ia lalu digantikan Terence Nance yang sudah berpengalaman membuat film serial di saluran berbayar NBC.
Selain sutradara, jabatan produser pun harus mengalami perubahan. Ivan Reitman harus terpaksa mengundurkan diri pada 2016. Posisinya lalu diisi oleh Ryan Coogler, produser yang sukses membawa film “Black Panther” meraup keuntungan hingga AS$ 1.34 Milyar. Lin yang tadinya mundur akhirnya kembali masuk tim setelah ia setuju menjabat sebagai Produser Eksekutif.
Seluruh proses pengambilan gambar kabarnya akan diadakan setelah musim 2018-2019 berakhir. Sementara menunggu waktu ambil gambar, Coogler kabarnya sudah mempersiapkan ide cerita serta konsep animasi yang akan ditampilkan. LeBron James pun sudah dipastikan menjadi pemeran utama menggantikan peran yang diusung Michael Jordan.
Sang Raja pun mengapresiasi bagaimana pola pikir dan daya imajinasi Coogler yang nantinya akan mengarahkannya. “Saya menyanjung caranya berpikir. Tampaknya, hanya Ryan (Coogler) yang paling tepat menyajikan film ini,” ujar James dilansir dari Hollywood Reporter. Baginya, film “Space Jam” bisa menumbuhkan daya imajinasi anak yang menontonnya. Lebih dari itu, ia berharap proyek layar lebar terbarunya ini bisa memotivasi anak-anak untuk bersemangat mengejar mimpi serta berpikiran optimistis.
Film “Space Jam” terbilang sukses. Warner Bros mencatat keuntungan hingga 230 juta dolar AS dari penayangannya di seluruh dunia. Angka itu membawanya pada label film bertema basket dengan keuntungan terbesar yang pernah dibuat.
Raihan itu dianggap wajar mengingat Warner Bros menampilkan pebasket kelas wahid untuk memeriahkannya. Sebut saja Michael Jordan, Larry Bird, Charles Barkley, Patrick Ewing, Shawn Bradley, Larry Johnson, dan Mugsy Bogues. Selain itu, turut tampil pula karakter baru Looney Toones bernama Lola Bunny. Kelinci perempuan itu digambarkan sebagai kekasih Bugs Bunny, tokoh kartun utama di film ini.
Meski sukses, film ini menghadirkan berbagai kritikan. Film karya sutradara Joe Pytka ini meraup keuntungan AS$ 90 juta di Amerika Serikat. Angka itu terbilang buruk mengingat ia hanya sampai di peringkat 18 film 1996 terlaris di daftar tersebut menurut Watch Mojo. Angka itu jauh di bawah pencapaian film Blockbuster seperti “Independence Day”, “Mission: Impossible”, dan “The Rock”. Capaian itu tidak lebih baik daripada “101 Dalmation” yang bertengger di nomor enam.
Daftar capaian di Amerika Serikat bisa menjadi dasar menerawang seberapa besar keuntungan sebuah film di level internasional. Raihan “Space jam” di Amerika Serikat terbukti terbawa di level antarnegara. Mereka bahkan tidak sampai 10 besar film tersukses. Hal ini begitu disayangkan mengingat strategi promosi yang diusung adalah Michael Jordan sebagai atlet terbaik sejagad bersanding dengan Bugs Bunny yang dilabel karakter kartun tersohor sejagad.
Poster "Space Jam 2" yang diunggah LeBron James dan Springhill Entertainment.
Sebagai pembanding, film “101 Dalmations” jadi salah satu film tersukses tahun 1996 dengan pasar yang sama. Film itu merupakan adaptasi novel Dodie Smith yang diterbitkan pada 1956 berjudul sama. Film tentang petualangan anjing ras Dalmatian ini dianggap lebih dekat dengan keluarga serta minim unsur kekerasan. Dirilis 12 hari setelah “Space Jam”, film arahan Stephen Herek meraup AS$ 320 juta keuntungan. Angka itu lebih banyak AS$ 90 juta meski tanpa embel-embel menampilkan, anggap saja, “ras anjing terhebat sejagad”.
Sekuelnya, “102 Dalmatians”, bahkan sudah diterbitkan per 22 November 2000. Berbeda dengan sekuel “Space Jam” yang baru akan digarap baru-baru ini.
Penonton pun tidak terlalu terhibur dengan sajian “Space Jam”. Hal itu disimpulkan dari penilaian yang disematkan melalui situs penilaian film daring (online). Di situs Rotten Tomatoes, “Space Jam” mendapat penilaian (rating) sebesar 38 persen dengan rataan 5,1/10. Sementara di Metacritics, mereka hanya meraih angka 58 dari angka tertinggi 100.
Kritikan keras datang dari Majalah TV Guide. Melalui artikelnya, mereka hanya bersedia memberikan tiga bintang dari lima. Film “Space Jam” dianggap hanya cara Warner Bros meraup keuntungan materiil tanpa menyediakan tontonan berkualitas nan mendidik. Hal itu terbukti dari cara promosi mereka yang menggaungkan istilah “terbaik sejagad”. Argumentasi itu diiyakan Majalah The Cincinnati Enquirer dengan memberi penilaian 2,5 bintang dari lima. Bagi mereka, “Space Jam” hanyalah film fiktif yang terinspirasi dari iklan klasik Nike Basketball.
Tamparan keras itu mengiringi kesuksesan “Space Jam”. Film itu dibuat murni sebagai hiburan sehingga menyajikan sisi seru nan lucu dari ekspresi tokoh kartun Looney Toones. Meski demikian, kritikus film tidak segan menunjukkan ekspresi yang kurang puas lewat pelbagai hal yang dianggap kurang sesuai.
Ini jadi tugas berat bagi LeBron James, Terence Nance, dan Ryan Coogler. Mereka harus menghadirkan “Space Jam” yang lebih baik dari edisi sebelumnya. Bila tidak, maka kritikan itu pun akan kembali hadir. Apalagi dengan media sosial yang semakin gencar, rasanya kritikan itu justru jauh lebih cepat menyebar dan menyerang.
Foto: Springhill Entertainment