FIBA World Cup merupakan pesta olahraga basket empat tahunan. Tapi di gelaran ke-18 penyelenggaraannya mundur satu tahun atau berlangsung tahun 2019. Ini karena FIBA ingin membedakan antara Piala Dunia untuk bola basket dan FIFA World Cup atau Piala Dunia sepak bola yang baru saja berlangsung di Rusia. Sementara itu, satu hal yang istimewa lagi adalah FIBA menambah jatah tim di babak penyisihan dari 24 tim menjadi 32 tim. Hal ini membuat jumlah pertandingan bertambah. Jadi di Cina nanti akan ada 92 pertandingan dalam waktu 16 hari.

Untuk menentukan 32 tim yang akan bertanding di babak utama, FIBA sudah melaksanakan kualifikasi sejak bulan November 2017 lalu. FIBA membagi anggotanya menjadi empat zona yaitu Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Untuk kali ini, lebih mudah disebut dengan Asian Qualifiers, African Qualifiers, European Qualifiers dan Americas Qualifiers.

Jumlah negara yang mengikuti kualifikasi berbeda. Di Asia, Amerika dan Afrika ada masing-masing 16 negara yang ikut. Sedangkan di Eropa ada 32 negara yang berebut tempat untuk babak utama. Jatah tiket pun berbeda-beda. Eropa paling banyak karena ada 12 tiket untuk babak utama. Kemudian Asia dan Amerika punya jatah yang sama yaitu tujuh tiket. Paling sedikit, zona Afrika yang hanya kebagian lima tiket. Kalau dijumlahkan ada 31 tiket. Namun tuan rumah Cina punya hak istimewa, yaitu mereka langsung lolos ke babak utama, apapun hasilnya di babak kualifikasi. Jadi jumlahnya menjadi 32 tim.

Sistem kualifikasinya juga menarik. FIBA membagi menjadi dua ronde. Masing-masing ronde punya jendela pertandingan dan juga sistem pertandingan yang berbeda. Ini membuat persaingan antartim menjadi lebih sengit. Namun di awal Ronde Kedua, atau Jendela Keempat, ternyata sudah ada beberapa tim yang berhasil lolos ke babak kedua. Ini karena mereka sudah punya persentase kemenangan di atas 70 persen. Jadi jumlah poinnya sudah tidak mungkin dikejar oleh tim lain. Berikut beberapa tim yang sudah lolos dan mengisi tempat di babak utama FIBA World Cup 2019:

1. Cina

Memang melegakan dan bermain tanpa beban ketika tim sudah pasti masuk ke babak utama. Namun jaminan ini sangat berarti bagi Cina. Sebab mereka hanya bisa menduduki peringkat kelima di Jendela Keempat dengan empat kemenangan dari delapan laga. Kemenangan atas Yordania dengan skor 88-79, Senin, 17 September, setidaknya membuat Cina tidak berada di dasar klasemen.

Kenyataannya Cina tidak menurunkan tim terbaiknya. Sebab tidak ada pemain NBA, Zhou Qi, Ding Yanyuhang dan pemain NBA Summer League, Wang Zhelin, Abudushalamu Abudurexiti. Mungkin ini bagian dari strategi Kepala Pelatih Feng Du untuk mencari kombinasi terbaik sebelum turun di babak utama. Selama babak kualifikasi, bintang Cina adalah Peng Zhou dengan koleksi 16,8 poin, 4,5 rebound dan 2,8 asis per pertandingan.

2. Nigeria

Sabtu, 15 September lalu, Nigeria sudah merayakan keberhasilan mereka menembus babak utama FIBA World Cup 2019. Sebab mereka menang 89-61 atas Senegal, yang sekaligus menjadi kemenangan kesembilan selama babak kualifikasi. Nigeria belum pernah kalah hingga Jendela Keempat African Qualifiers. Oleh karena itu, poin mereka sudah tidak mungkin dikejar oleh lawan-lawannya.

Nigeria mengandalkan tiga ujung tombak selama babak kualifikasi. Mereka adalah Ike Diogu, Obi Emegano, dan Ikenna Iroegbu. Diogu menjadi penyumbang poin terbanyak dengan 16,0 poin, 6,1 rebound dan 1,8 asis. Lalu Omegano tajam dengan 14,1 poin per laga. Sebagai penembak jitu, akurasinya mencapai 47,6 persen. Sedangkan yang terakhir ada pemain muda Iroegbu yang baru masuk di jendela ketiga. Ia mencetak rataan 13,0 poin dan 3,0 asis di tiga laga.

 

3. Tunisia

Tunisia mengikuti jejak Nigeria lolos ke babak utama dari zona Afrika. Di Jendela Keempat, Tunisia menang 65-50 atas Maroko. Di laga kedua, Tunisia mengalahkan Mesir dengan skor, kemudian menundukkan Angola (84-64). Tiga hasil positif ini melengkapi capaian Tunisia menjadi sembilan kemenangan tanpa cacat. Tunisia pun menduduki puncak klasemen Grup E.

Menariknya, Tunisia diperkuat oleh duet pemain junior dan senior. Garda berusia 25 tahun, Omar Abada menjadi pencetak poin terbanyak dengan 14,5 poin dan 3,9 asis per pertandingan. Kemudian senter berusia 29 tahun, Makram Ben Romdhane mencetak 12,4 poin, 6,3 rebound dan 3,0 asis per laga. Keduanya memimpin Tunisia berjaya di babak kualifikasi.

4. Republik Ceko

Memang aneh bila melihat klasemen Grup K, European Qualifiers. Sebab, Republik Ceko yang ada di peringkat kedua justru sudah dinyatakan lolos. Sedangkan Perancis yang ada di peringkat pertama, malah belum dinyatakan lolos babak utama. Padahal kedua negara mencetak rekor kemenangan yang sama yaitu 7-1.

Republik Ceko lolos karena mereka kalah dari Islandia, 75-76, di Ronde Pertama. Lalu di Ronde Kedua, Islandia tidak lolos. Oleh karena itu, di klasemen Ronde Kedua, Republik Ceko menjadi satu-satunya tim yang tidak pernah kalah oleh lima tim lainnya.

Sebaliknya, Perancis di Ronde Pertama kalah 68-74 dari Bulgaria. Ternyata Bulgaria berhasil masuk ke Ronde Kedua dan menduduki peringkat kelima. Oleh karena itu, Perancis harus mengalahkan Bulgaria di Jendela Kelima, bila ingin lolos ke babak utama.

Republik Ceko sangat identik dengan Tomas Satoransky. Pemain 26 tahun itu menjadi tumpuan tidak hanya poin, tapi juga rebound dan asis di timnya. Penembak jitu dengan tinggi 2,01 meter tersebut mengoleksi rata-rata 19,0 poin, 8,5 rebound dan 6,0 asis di delapan pertandingan.

5. Jerman

Karir garda Dennis Schroder cemerlang bersama Atlanta Hawks selama musim 2013 hingga 2018. Di NBA musim 2017-2018, Schroder mencetak rataan 19,4 poin dan 6,2 asis di 67 pertandingan musim reguler. Mulai 25 Juli 2018 lalu, Schroder resmi menjadi milik Oklahoma City Thunder. Tapi sebelum bermain di NBA musim depan, lebih dulu ia memimpin rekan-rekannya lolos ke babak utama FIBA World Cup 2019.

Schroder rata-rata menghasilkan 23,5 poin, 4,5 rebound dan 7,5 asis per pertandingan di babak kualifikasi Piala Dunia. Menariknya, Schroder baru masuk di Jendela Ketiga. Jadi statistik mengagumkan tersebut dicatatkan dalam empat laga saja. Di Jendela Keempat, Jerman menghajar Estonia dengan skor 86-43. Kemudian menaklukkan Israel 112-98 melalui babak overtime. Saat melawan Israel, Schroder mencetak 30 poin dan 13 rebound.

Jerman saat ini menjadi pemimpin klasemen Grup L dengan delapan kemenangan tanpa kalah. Jerman juga punya keunggulan selisih poin yang jauh dengan tim-tim lainnya. Mereka memasukkan 706 poin dan kemasukan 555 poin. Jadi Jerman unggul 151 poin.

6. Yunani

Tampaknya persaingan di Grup L European Qualifiers lebih menarik. Sebab saat ini hanya tersisa satu tiket. Ini setelah Jerman dan Yunani memastikan diri melaju ke babak utama FIBA World Cup 2018.

Minggu, 16 September 2018, video buzzer-beater Konstantinos Papanikolaou membuat gempar media sosial. Sebab lay-up forwarda Yunani tersebut membuat timnya menang 86-85 atas Georgia. Kegembiraan lainnya, kemenangan itu sekaligus memastikan Yunani lolos ke Cina.

Papanikolaou memang baru bermain di Ronde Kedua. Namun ia berperan sangat baik dengan sumbangan 11,5 poin dan 4,5 rebound per pertandingan. Sementara itu untuk pendulang angka terbanyak adalah Nick Calathes yang mencetak rataan 19,0 poin dan 7,0 asis per laga.

7. Lithuania

Lituania yang tak terkalahkan hingga Jendela Keempat memastikan diri lolos ke babak utama. Dari dua laga di Jendela Keempat, Lithuania menang tipis 84-83 atas Kroasia, serta mengalahkan Belanda dengan skor 95-93 lewat double-overtime. Dengan hasil tersebut, Lithuania mencetak delapan kemenangan tanpa kalah di babak kualifikasi.

Lithuania tidak punya pemain yang menonjol. Tapi semua pemain rata-rata bisa mencetak poin, serta punya kerjasama tim yang baik. Eimantas Bendzius mencetak rataan 12,0 poin per laga. Forwarda dengan tingg 2,07 meter itu menjadi pencetak angka terbanyak untuk timnya. Di sisi rebound, Lithuania mengandalkan senter setinggi 2,11 meter, Arturas Gudaitis yang mengoleksi 7,0 rebound per laga. Sementara untuk asis, ada garda berusia 32 tahun, Mantas Kanietis yang mengirim 6,0 asis per pertandingan.

Dengan tujuh tim yang sudah lolos, maka masih tersisa 25 tiket lagi. Persaingan juga masih terbuka lebar, sebab jendela kelima akan berlangsung bulan November dan jendela keenam dimulai pada bulan Februari 2019.

Sekilas mengenai jatah tiket babak utama, baru zona Eropa yang sudah mengambil enam tiket. Masih ada delapan tiket yang bisa diperebutkan oleh kontestan lainnya. Lalu di zona Asia masih ada enam tiket, dan zona Afrika tersisa tiga tiket. Untuk zona Amerika masih belum ada yang dinyatakan lolos. Sebab persaingan masih ketat. Amerika Serikat yang menjadi juara di edisi tahun 2014 juga belum dipastikan lolos. Amerika Serikat mencetak rekor 7-1, sama seperti Argentina, Kanada dan Venezuela. Jadi persaingan di zona Amerika masih berlangsung sengit.

Meski sudah berhasil lolos ke FIBA World Cup 2019, tim-tim itu tidak boleh mengendurkan semangat. Sebab Kualifikasi Piala Dunia itu juga menjadi Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Delapan tim yang akan lolos ke Olimpiade adalah Jepang sebagai tuan rumah, dua tim teratas dari zona Amerika dan zona Eropa, lalu satu tim teratas di zona Afrika dan zona Asia-Oceania.(*)

Foto dan Video: fiba.com

Komentar