Sebagai induk organisasi basket internasional, FIBA mendirikan International Basketball Foundation (IBF) pada tahun 2008. Yayasan tersebut punya misi sosial, pendidikan serta mempromosikan bola basket beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Salah satu kegiatannya baru saja digelar di Bali pada 7 hingga 10 September 2018 lalu di Bali. Banyak rangkaian kegiatan mulai turnamen hingga seminar yang berlangsung dalam acara IBF Youth Leadership Cup tersebut. Acara ini diikuti 15 negara dari kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik.
Turnamen Mixed U18 3x3
Ada 16 tim dari 14 negara yang menjadi peserta dalam turnamen ini. Format yang menggabungkan antara pemain putra dan putri ini diselenggarakan oleh panitia lokal, 3x3 Indonesia. Format campuran menjadi inovasi sekaligus contoh untuk FIBA di masa depan. Ternyata mereka bisa bermain dengan baik meski dalam satu tim ada dua pemain putra dan dua pemain putri.
"Saya melihat para pemain putri melakukan blok dan juga mencuri bola dari pemain putra. Ternyata pertadingan bisa berjalan dengan baik. Tidak ada kendala di lapangan," kata Direktur Eksekutif FIBA Oceania, David Crocker.
Di babak final, tim Filipina menang atas Singapura. Filipina diperkuat oleh Kent Jane Pastrana, Neomie Therese Ayenga, Dominic Dayrit dan Karl Kevin Quiambao.
"Kami senang bisa memenangkan turnamen ini. Ini menjadi pengalaman pertama kami bermain dengan format baru. Sebelum menjadi juara kami harus melewati hadangan lawan yang punya kemampuan bagus. Rasa sakit dan usaha kami terbayar dengan gelar juara," ungkap Pastrana, seperti dikutip dari fiba.com.
IBF Youth Leadership Seminar Program
Mantan kapten tim basket Afrika Selatan dan pendiri Reach Sports Management, Mthoko Madonda, menjadi pembicara dalam seminar tersebut. Banyak materi yang diberikan khususnya tentang kepemimpinan. Negara dan peserta yang mengikuti Youth Leadership Seminar adalah:
INDONESIA - Laurentius Oei
SINGAPURA - Wan Qing Chin
BRUNEI - Ruby Ang
MALAYSIA - Zhong Shin Thea
CAMBODIA - Sunleang Dy
MYANMAR - Min Zin Thun
THAILAND - Pornutcha Sawatong
VIETNAM - Lam Quach Trung
KEPULAUAN MARIANA UTARA - Liamwar Rangamar
PAPUA GUINEA BARU - Anderson Hewe
PHILIPPINES - Amanda Alejandrino
GUAM - Kali Benavente
LAOS - Vontavanh Kompadith
TIMOR LESTE - Virginia Da Cruz
FIJI - Tiyana Kainamoli
Dalam seminar ini para wakil dari negara-negara ini menyatukan sikap untuk menggunakan bola basket sebagai alat pemersatu bangsa. FIBA ingin agar para peserta seminar bisa mendorong perubahan di wilayah mereka. Membangun jaringan dan komunitas basket lebih besar lagi.
Program ini dipelopori oleh International Basketball Foundation (IBF) merupakan contoh bagaimana organisasi terus menggunakan bola basket sebagai alat untuk membantu meningkatkan komunitas dengan partisipasi pemuda. "Kami senang melihat bagaimana mereka berbagi pengalaman di negaranya masing-masing. FIBA berharap kegiatan ini diikuti lebih banyak negara. Karena mereka bisa membawa orang lain untuk lebih peduli dengan sesama menggunakan bola basket sebagai sarananya," kata David Crocker.
Laurentius Steven Oei
Salah satu tokoh dari Indonesia yang menjadi bagian penting dalam acara ini adalah Laurentius Steven Oei. Forwarda Satria Muda Pertamina Jakarta ini menginginkan bahwa basket dan pendidikan harus berdampingan. Pemuda 24 tahun tersebut membagi pengalaman bagaimana dirinya berprestasi di basket tanpa mengesampingkan pendidikan.
Saat ini Oei membela klub Satria Muda dan sukses menjadi juara IBL 2017. Ia juga menjadi salah satu pemain Satria Muda yang akan tampil di FIBA 3x3 World Tour Chengdu Masters 2018 setelah memenangkan IBL 3x3 beberapa waktu lalu. Prestasinya di 3x3 juga gemilang dengan tampil di 3x3 World Championship tahun 2014 dan 2016. Tetapi yang lebih mengesankan, Oei juga tengah mengejar gelar Internasional Masters di bidang Manajemen.
"Saya ingin menjadi contoh bagi anak muda dan menunjukkan bahwa basket dan pendidikan bisa berdampingan. Tidak harus mengorbankan satu sama lain. Bola basket memiliki stigma negatif. Pemain basket identik dengan anak nakal. Saya ingin mengubah itu," ucapnya.
IBF Youth Leaders Basketball Cup menjadi paket lengkap kegiatan basket untuk para pemuda. Presiden IBF Sheikh Saud Ali Al-Thani yang hadir juga merasa bangga dengan kegiatan tersebut. "Saya senang melihat para peserta mengikuti seminar dengan serius. Saat mereka kembali ke negaranya masing-masing, mereka akan menggunakan apa yang didapat dalam acara ini untuk mengembangkan basket di negaranya," ucapnya. (*)
Foto: fiba.com