Indonesian Basketball League (IBL) benar-benar serius menjalankan sistem draft pada 2018 ini. Setelah membuka pendaftaran pada Juni-Agustus lalu, mereka pun mengumpulkan calon ruki (rookie) dalam IBL Draft Combine selama hampir seminggu pada 3-8 September. IBL dan pelatih asal Australia, Damian Cotter, kemudian menilai mereka sekaligus memberikan materi nonteknis agar calon ruki siap terjun ke profesional.
Selain IBL dan Cotter, klub-klub peserta juga ternyata ikut memantau para calon ruki. Menurut Direktur IBL Hasan Gozali, perwakilan klub yang datang tampak senang karena sistem draft mulai berjalan. Ia percaya sistem ini akan menjadi hal positif untuk perkembangan bola basket Indonesia ke depannya. Apalagi IBL Draft Combine di tahun pertama ini berlangsung baik.
“Combine-nya bagus. Apa yang liga terapkan, mungkin, banyak yang belum mengerti, tapi kegiatan perdana ini akan membuka talenta-talenta ke depannya. Anak-anak dapat menunjukan kemampuan mereka dan dapat pengalaman dilatih oleh pelatih asing, sharing dari ex-player.”
(Baca juga: IBL, Draft, dan Liga Mahasiswa yang Belum Matang)
Sedikitnya ada 26 nama mengikuti IBL Draft Combine. IBL menggembleng mereka di lapangan lewat serangkaian latihan dan uji coba. Hal itu dilakukan karena mereka ingin para calon ruki menyiapkan diri sebelum bergabung dengan tim barunya di kancah profesional.
Selama kegiatan, menurut Cotter, para calon ruki yang mengikuti IBL Draft Combine pun mengalami peningkatan signifikan. Ia melihat mereka memiliki semangat dalam mengikuti rangkaian pelatihan.
“Dalam dua hari mereka menunjukkan peningkatan signifikan," kata Cotter, seperti dikutip iblindonesia.com. “Dengan pelatihan yang bagus dari klub IBL mereka nanti, para ruki ini bisa berkembang dengan baik.”
Kendati demikian, peningkatan itu belum membuat para penggiat klub tertarik begitu saja untuk merekrut para calon ruki. Lucky Pinontoan, asisten pelatih Siliwangi Bandung, misalnya, menilai mereka yang mengikuti IBL Draft Combine tidak semuanya pantas ke profesional. Hanya ada sekitar 4-5 pemain yang layak masuk ke IBL.
(Baca juga: 26 Pemain Calon Ruki IBL Diseleksi oleh Damian James Cotter)
Hal senada diungkapkan oleh Irsan Pribadi Susanto, direktur Pacific Caesar Surabaya. Menurutnya, peserta IBL Draft Combine tahun ini kurang banyak. Secara pun kualitas masih belum siap.
“Belum ada yang terlalu menonjol menurut saya. Efek jangka pendeknya, secara kualitas permainan akan ada penurunan. Tapi, it’s a good start-lah, draft lokal itu harus biar pemain ruki yang potensial tidak berkumpul di tim itu-itu saja,” kata Irsan kepada Mainbasket, Rabu 12 September 2018.
Meski menilai para calon ruki tahun ini belum siap ke IBL, Lucky maupun Irsan sebenarnya membutuhkan draft. Mereka bergantung pada sistem baru itu untuk merekrut pemain. Apalagi mereka juga tengah kekurangan orang untuk melanjutkan kompetisi musim depan.
(Baca juga: Hasan Gozali: Calon Pemain IBL Harus Bersedia Mengikuti IBL Draft Combine)
Dengan kondisi tersebut, Pacific rencananya ingin mengambil 2-3 pemain dari draft. Siliwangi pun pasti mengambil kesempatan itu. Namun, mereka juga bukan tidak punya opsi lain. Kedua klub itu bisa saja hanya mengambil masing-masing satu pemain ruki dari bursa pilih tersebut lalu merekrut pemain bebas (free agent) untuk melengkapi skuatnya. Hanya saja opsi merekrut pemain bebas belum cukup kuat karena berbagai hal—ketersediaan dana, misalnya.
“Sebenarnya kami lebih condong ke free agent, ya, tapi saya belum tahu ketersediaan dana dari manajemen. Jadi, yang paling cepat, kami manfaatkan draft dulu,” kata Lucky.
Ketika Siliwangi dan Pacific menghadapi masalahnya masing-masing, Satria Muda Pertamina Jakarta datang dengan pendapat serupa. Kepala Pelatih Youbel Sondakh menilai para calon ruki tidak banyak bisa dipakai tim IBL. Namun, karena IBL mengharuskan setiap klub mengambil satu ruki, Satria Muda mau tidak mau harus memilih. Jadi, mereka hanya akan memilih pemain yang sifatnya bisa membantu klub meski secara kemampuan kemungkinan kurang.
(Baca juga: IBL Kerja Sama dengan LIMA untuk Draft Pemain)
Hal serupa terjadi pada Satya Wacana Salatiga. Secara jumlah mereka tidak kekurangan pemain, terutama dengan tambahan dua pemain asing nanti. Sekiranya mereka akan memiliki 12 pemain ketika pemain asing tiba. Jika Satya Wacana mengambil satu ruki dari draft, itu artinya mereka akan memiliki 13 pemain.
“Intinya saya mendukung sistemnya IBL,” kata Efri Meldi, kepala pelatih Satya Wacana. “Dicoba dulu tahun ini, nanti bisa dievaluasi lagi.”
Kendati mendukung berjalannya sistem, Satya Wacana sebenarnya masih belum memiliki target pilihan. Mereka justru masih memikirkan nasib pemain binaannya yang tidak sempat didaftarkan musim lalu dan tidak mengikuti draft tahun ini. Entah akan seperti apa nantinya, tetapi Efri meyakinkan dirinya mengikuti kemauan liga saja.
Dengan demikian, di tengah hingar bingar IBL Draft dan masalah di atas, klub-klub tetap bersiap untuk kemungkinan-kemungkinan yang akan datang. Sementara ini, misalnya, mereka memaksimalkan dulu tim yang ada supaya siap bersaing di musim baru. Bila saatnya tiba, mereka juga akan menentukan pilihannya. IBL Draft dikabarkan akan berlangsung pada 5 Oktober mendatang. Klub-klub masih bisa menyusun strategi untuk mendapatkan ruki terbaik yang bisa mereka pilih sampai saatnya tiba.
(Baca juga: Wacana IBL Draft, Rivaldo Pangesthio Terancam Batal Main Bareng Satria Muda)
Foto: Dok. IBL (@iblindonesia)