Pau Gasol bisa disebut sebagai salah satu pebasket tersukses sepanjang masa di dunia. Bila melihat perjalanan karirnya, Gasol telah memenangkan segalanya. Di level klub, Gasol sudah meraih dua kali gelar juara NBA bersama Los Angeles Lakers. Enam kali terpilih sebagai All Star dan meraih gelar NBA Rookie of The Year pada 2002.
Di level tim nasional, Gasol yang berkebangsaan Spanyol sudah meraih dua medali perak dan satu perunggu Olimpiade. Tiga emas, dua perak, dan dua perunggu di EuroBasket serta satu kali menjadi juara Piala Dunia pada 2006.
Dengan segudang prestasi yang dimiliki, Gasol tampak belum ingin berhenti. Dalam buku autobiografinya yang berjudul “Bajo El Aro” (di bawah ring), pemain berusia 38 tahun ini mengungkapkan keinginannya untuk masih membela Spanyol di ajang internasional. Tujuan utama Gasol adalah berlaga di Piala Dunia 2019 yang digelar di Cina.
“Saya ingin memiliki musim reguler yang bagus dan menyelesaikannya dengan menunjukkan bahwa saya masih memiliki kekuatan fisik yang baik. Saya akan berusia 39 tahun dan saya selalu suka bermain untuk tim nasional. Saya ingin melanjutkan karir saya di tim nasional dan membantu tim untuk lolos ke Olimpiade. Jika saya mampu mempertahankan kondisi fisik saya, saya yakin saya masih bisa bersaing di Piala Dunia 2019.”
Melihat usianya, Piala Dunia 2019 memang menjadi hal yang lebih realistis baginya dari pada Olimpiade 2020. Pun begitu, impian Gasol tersebut harus dibuktikan dengan kondisi fisiknya musim depan. Bersama San Antonio Spurs musim lalu, Gasol memainkan 77 laga dengan 63 di antaranya sebagai pemain utama (starter). Sayangnya, rata-rata menit bermainnya hanya 23,5 menit per laga. Angka tersebut merupakan yang terendah selama 19 musim Gasol di NBA.
Di sisi lain, Gasol juga harus berjuang melawan deretan bigman yang dimiliki Spanyol. Selain adiknya, Marc Gasol, Spanyol masih memiliki pemain-pemain besar yang mampu mengisi posisi Gasol. Serge Ibaka, Nikola Mirotic, Juancho dan Willy Hernangomez adalah pesaing-pesaing Gasol.
Foto: Chicago Tribune