Berita demi berita dari beragam media sejak 2011 lalu kerap berisi perang yang terjadi di Suriah. Terlalu kencangnya berita tersebut disebarkan, banyak masyarakat yang mulai mengidentikan Suriah adalah perang. Perang sendiri terjadi lantaran perebutan kekuasaan antara penguasa dan oposisi yang meluas hingga menyita perhatian dan intervensi pihak-pihak lain.
Dengan segala hal yang terjadi di negara mereka, Suriah tetap mengirimkan beberapa perwakilan untuk turut serta di gelaran Asian Games 2018. Dari 84 atlet yang terdaftar di bank data Asian Games, 12 di antaranya berlaga di bola basket. Tergabung di grup B yang hanya dihuni bersama Iran, kekalahan 55-68 tetap membuat Suriah lolos ke perempat final. Bertemu dengan Cina Taipei, Suriah harus kembali takluk 75-82. Di laga ketiga yang juga laga perebutan peringkat klasemen akhir, Suriah bertemu dengan tuan rumah, Indonesia. Suriah tampil solid sepanjang laga dan berhasil menang 76-66.
Seusai laga melawan Indonesia, Mainbasket berkesempatan berbincang dengan salah satu pemain Suriah, Sharif Al Osh. Pemain bernomor punggung 13 tersebut adalah garda andalan Suriah. Di laga melawan Indonesia, ia berhasil mencetak 10 poin dan 4 asis. Masih dengan seragam tandingnya yang kini berbalut handuk, Sharif bercerita sedikit banyak tentang perkembangan basket Suriah. Simak wawancara berikut:
Halo Sharif, bagaimana kabar anda?
Halo, pertandingan yang menegangkan melawan Indonesia di hadapan pendukung mereka. Tapi saya cukup senang kita berhasil meraih kemenangan.
Bagaimana Anda melihat keberhasilan tim ini melaju hingga perebutan peringkat 5 dan 6?
Menurut saya pribadi ini adalah pencapaian yang luar biasa. Kami punya banyak sekali kendala yang tidak banyak orang tahu dan berhasil sampai titik ini adalah pencapaian besar.
Seperti apa kendala-kendala yang tim ini alami?
Liga basket kami tidak cukup bagus. Kami hanya berlatih di Suriah dan tidak pernah melakoni laga uji coba atau persahabatan. Jika kami mengikuti sebuah turnamen, laga pertama adalah laga pertama kami bermain sebagai tim melawan tim lain. Seperti saat laga melawan Iran lalu. Anda dapat melihat kami semakin baik dari laga ke laga, karena akhirnya kami tahu bagaimana rasanya berhadapan dengan tim lain.
Lalu apa yang tim lakukan selama berlatih?
Kami hanya berlatih, berlatih, dan terus berlatih. Kami melakukan scrimmage game hanya dengan tim kami sendiri. Itu sebuah keterbatasan yang amat sangat untuk tim basket menurut saya. Hal-hal tadi yang membedakan kami dengan negara-negara lain. Negara lain bisa menggelar pemusatan latihan di Amerika Serikat, Serbia, berlatih tanding dengan negara-negara lain. Namun, ada satu hal yang kami semua selalu pegang teguh dan membuat kami melaju hingga kini.
Apa itu?
Semangat bertarung. Kami selalu diajarkan untuk bersungguh-sungguh dalam segala hal. Termasuk dalam bermain basket, kami bertarung hingga bel berbunyi, semua pemain memiliki mentalitas itu. Hal tersebut membuat kami tidak pernah kalah jauh dengan lawan kami. Semangat tersebut membuat kami setidaknya bisa sampai di titik ini.
Anda sudah puas dengan pencapain tim Anda sekarang?
Untuk sekarang ini adalah yang terbaik. Namun, saya berharap kami dapat mempersiapkan diri lebih baik di masa depan. Anda tahu, perang dan segala hal yang terjadi di negara saya mempengaruhi segala aspek termasuk basket.
Bagaimana anda menggambarkan basket Suriah sekarang?
Sejujurnya cukup buruk, hanya ada dua tim yang bisa bermain, sisanya sama sekali tak memberikan perlawanan. Seluruh pemain tim nasional kami yang Anda lihat hanya berasal dari dua tim saja. Jika saja liga kami berhasil menyediakan persaingan yang lebih baik, atau apapun yang membuatnya lebih baik, tim kami jelas akan jauh lebih baik. Mereka sedang mengupayakan ke sana, namun bukan secara kualitas, tapi kuantitas. Mulai tahun ini kami bermain kandang-tandang, sebuah upaya awal yang cukup bagus. Sebelumnya, seluruh laga digelar hanya di satu kota, Damaskus.
Itu sebuah pertanda bagus, menurut Anda masa depan dunia basket cerah di sana?
Ya, kami akan punya empat klub baru dan sudah mulai banyak orang tertarik mengembangkan basket di Suriah. Proses akan lebih cepat bila pemerintah dan pihak-pihak terkait mulai fokus ke arah sana dan mengalokasikan beberapa dana.
Saya melihat beberapa pemain muda dalam tim Suriah yang berusia di bawah 20 tahun, apakah mudah menemukan pemain-pemain basket usia muda di sana?
Ya, mereka sangat muda dan belum bermain banyak. Sejujurnya bukan hal mudah menemukan pemain berusia muda. Karena di Suriah, saat anda menginjak usia 18 tahun, anda harus menjalani wajib militer. Hal tersebut membuat beberapa pemain kabur keluar negeri sebelum berusia 18 tahun.
Sudah ada tindakan untuk mencegah pemain-pemain potensial itu pergi dari Suriah?
Ya, federasi basket kami sedang mengupayakan banyak hal. Mereka kini berusaha melindungi pemain-pemain muda dari wajib militer. Mereka akan diberi pelatihan tersendiri seperti sebuah pemusatan latihan.
Berapa lama lagi kami dapat menyaksikan basket Suriah lebih baik lagi atau bahkan mencapai puncaknya?
Jika semua hal terus membaik, saya rasa-3-4 tahun lagi kami akan benar-benar baik, tidak mungkin kurang dari waktu itu. Tim yang Anda lihat sekarang akan bertahan hingga dua tahun ke depan. Sembari memperbaiki diri kami, para pemain muda akan ikut berkembang dan akan mencapai performa yang baik empat tahun lagi.
Foto: Mei Linda