Tim baru Formosa Dreamers rela menjadi juru kunci di klasemen akhir ASEAN Basketball League (ABL) 2017-2018. Mereka hanya menang sekali dari 20 pertandingan. Tapi di musim keduanya di ABL nanti, Dreamers siap memperbaiki prestasi. Mereka merekrut pemain berpengalaman, Erron Maxey, dan mendatangkan Kepala Pelatih Dean Murray.

Formosa Dreamers tim yang baru berdiri tahun 2017 di Taiwan. Tim ini baru berkompetisi di ABL musim lalu. Hasilnya memang kurang memuaskan. Mereka hanya menang satu kali selama musim reguler 1-19. Walaupun di awal musim, Dreamers diperkuat oleh Jaleel Cousins, saudara DeMarcus Cousins. Satu kemenangan tersebut didapat saat mengalahkan Saigon Heat Vietnam dengan skor 80-75 (7 Desember 2018). Hasil tersebut, membuat manajemen Dreamers ingin mengubah nasib untuk musim kompetisi 2018-2019.

Sebagai langkah awal, mereka mendatangkan pemain berpengalaman bernama Erron Maxey. Ia seorang forwarda kelahiran 6 Desember 1978 dengan tinggi 1,98 meter. Maxey sudah berkarir sebagai pemain profesional sejak umur 18 tahun, tepatnya setelah tidak terpilih dalam Draft NBA tahun 2001. Pemain asal California tersebut sudah berkeliling dunia dengan bermain basket di Argentina, Australia, Finlandia, Meksiko, Kolombia, Uruguay dan beberapa negara di Amerika Latin. Karirnya cukup gemilang dengan meraih dua kali gelar juara di National Basketball League of New Zeland. Sixthman of The Year di NBL Australia dan pemain yang berhasil masuk dalam QBL All-League tahun 2015.

Terakhir, Maxey tercatat sebagai pemain di tim Toowoomba Mountaniers yang tampil di Queensland Basketball League (QBL). Pada musim 2016, Maxey mengumpulkan 26,6 poin, 12,3 rebound, 3,1 asis dan 1,0 steal per pertandingan. Dengan kemampuan itu, ia dituntut untuk membawa Dreamers bangkit dari sembilan kekalahan beruntun.

Bagi Formosa Dreamers, Maxey bukan orang baru. Ia sudah pernah bermain bersama di ABL 2017-2018. Meskipun saat itu hanya tampil satu laga saja. Pada 3 Februari 2018 lalu, Maxey menggantikan Lanny Daniel. Maxey tampil di laga Dreamers melawan Chong Son Kung Fu sekarang Macau Black Bears. Dreamers kalah 79-108, tapi Maxey mencuri perhatian dengan mencetak 34 poin dan 13 rebound. Ternyata Dreamers dan Maxey bermasalah dengan kontrak kerja. Pihak manajemen tidak tahu bila Maxey masih punya kontrak dengan tim lain. Jelang musim depan, Dreamers punya kesempatan untuk mendapatkan jasa Maxey secara utuh. Akhirnya, manajemen tidak membuang kesempatan tersebut.

"Punya kesempatan bermain di ABL merupakan satu kehormatan bagi saya. Meskipun hanya satu pertandingan. Saya sudah tahu tentang liga ini bertahun-tahun, saya selalu ingin punya kesempatan bermain di sini. Dreamers membuat penawaran yang menarik, mereka juga ingin bekerja keras untuk memperbaiki prestasi," ungkap Erron Maxey, dilansir dari aseanbasketballleague.com.

Setelah mengikat Erron Maxey, manajemen Dreamers mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan jasa Kepala Pelatih Dean Murray. Pelatih berusia 54 tahun asal Amerika Serikat tersebut menggantikan pelatih sebelumnya, Hsu Hao Cheng Out.

Murray telah memiliki pengalaman melatih di Asia selama dekade terakhir, seperti Korea, Jepang, dan Cina. Ia pernah menangani Saitama Broncos - BJ League (2011), Foshan Long Lions - CBA (2015-2016), dan Cape Breton Highlanders - NBL Canada (2016-2017). Pengalaman melatihnya cukup banyak, tapi prestasi Murray belum terlihat. Di Saitama Broncos, ia memimpin 11 pertandingan dan menang empat laga saja. Lalu di Foshan Long Lions, Murray membawa tim tersebut menang enam kali dari 38 pertandingan.

Formosa Dreamers memang sedang membangun kekuatan baru. Erron Maxey dan Kepala Pelatih Dean Murray menjadi salah satu program baru yang disiapkan tim ini. Selain itu, kabarnya Dreamers juga akan kedatangan pemain-pemain lokal yang baru.(*)

Foto: ASEAN Basketball League

Komentar