Tuan rumah Indonesia memainkan laga terakhir mereka di grup A dengan melawan Mongolia di Hall Basket GBK, Sabtu, 25 Agustus 2018. Kedua tim masih sama-sama bisa lolos ke babak selanjutnya bila memenangi laga hari ini. Khusus untuk Mongolia, mereka harus menang dengan selisih tujuh poin untuk lolos. Mongolia akhirnya keluar sebagai pemenang setelah menutup laga dengan skor 74-69. Selisih lima poin tersebut gagal meloloskan Mongolia ke babak selanjutnya.

Perhitungan ini hanya melibatkan selisih poin menang kalah antara Indonesia, Thailand, dan Mongolia. Mengapa Korea tidak ikut? Karena poin kemenangan Korea sudah jauh dari tiga lainnya. Indonesia menang lawan Thailand dengan selisih 12 poin. Sementara Mongolia kalah satu poin. Jika Mongolia mampu menang dengan selisih tujuh poin, mereka akan mengurangi poin Indonesia menjadi surplus lima. Di sisi lain, tambahan tersebut akan membuat poin mereka menjadi surplus enam. Oleh karena itu, kemenangan yang hanya lima poin ini membuat selisih Indonesia menjadi surplus tujuh dan Mongolia surplus empat.

Kedua tim sama-sama memiliki tiga pemain yang mencetak angka dengan digit ganda. Sanchir Tungalag menjadi top skor pertandingan dengan dobel-dobel 28 poin dan 10 rebound. Bilguun Battuvshin menyusul dengan 17 poin dan 6 rebound. Bolortulga Purejav juga menciptakan dobel-dobel dengan 12 poin dan 11 rebound.

Valentino Wuwungan mencetak dobel-dobel dengan 15 poin dan 10 rebound. Arki Dikania Wisnu menambahkan 15 poin 5 rebound sementara Jamarr Andre Johnson juga dobel-dobel 11 poin dan 15 rebound.

Indonesia langsung mencuri lima poin cepat dalam dua menit pertama melalui Ponsianus “Koming” Indrawan dan Xaverius Prawiro. Mongolia mengejar melalui angka-angka yang diciptakan Bilguun Battuvshin membuat skor menjadi 9-6 masih untuk keunggulan Indonesia di lima menit pertama. Indonesia berusaha menjaga jarak dengan angka-angka yang diciptakan Arki Dikania Wisnu. Namun, Sanchir Tungalag berhasil menipiskan keadaan dan menutup kuarter pertama 18-14 masih untuk keunggulan Indonesia.

Mongolia langsung memanfaatkan lemahnya koordinasi pertahanan Indonesia di awal paruh kedua. Kembali, duet Battuvshin dan Tungalag menjadi motor serangan Mongolia. Keduanya berhasil membawa Mongolia membalik keadaan 23-22 di tiga menit awal kuarter dua. Mongolia terus menjaga keunggulan dengan pertahanan yang rapat dan serangan yang akurat. Pertahanan rapat tersebut membuat usaha Indonesia mendapatkan ruang tembak terbaik terus gagal. Mongolia berhasil menutup paruh pertama dengan berbalik unggul 38-27.

Indonesia yang pada laga ini tidak diperkuat oleh Abraham Damar Grahita karena cedera engkel berusaha mengejar ketinggalan di paruh kedua. Usaha Indonesia mengejar melalui poin-poin dari Koming dan Jamarr Johnson terasa percuma karena buruknya koordinasi pertahanan Indonesia yang menciptakan empat team foul hanya dalam waktu dua menit pertama. Tripoin dari Boldbaatar Bat-Erdene membuat Mongolia menjaga selisih10 poin, 44-34 di sisa lima menit kuarter tiga.

Indonesia kembali berusaha mengejar ketinggalan di lima menit akhir kuarter tiga. Keuntungan didapat Indonesia setelah Battuvshin terkena fouled out saat kuarter tiga tersisa satu menit. Indonesia memanfaatkan kehilangan tersebut melalui tripoin Arki tepat saat bel berbunyi. Mongolia masih unggul 59-50.

Kuarter empat Indonesia mengupayakan segala cara untuk setidaknya tidak kalah lebih dari enam poin. Selisih poin bergerak fluktuatif di 10 menit akhir. Indonesia sempat memangkas selisih menjadi hanya empat poin yang kemudian kembali dijauhkan Mongolia ke tujuh poin semenit berselang. Layup Bat-Erdene di sisa tiga detik laga sempat mengembalikkan selisih ke enam poin.

Namun, Indonesia mendapatkan hadiah dua tembakan gratis setelah  salah satu pemain Mongolia terena unsportman like foul. Hal tersebut berujung pada protes keras pelatih Mongolia yang berujung pada technical foul. Dua tembakan gratis Andakara Prastawa gagal tapi satu tembakan Valentino Wuwungan berhasil menemui sasara. Mongolia menang 74-69, selisih lima poin, Indonesia lolos.

“Kami memulai laga ini dengan niat menang meski kami tahu kami bisa lolos bila kalah dengan selisih di bawah enam poin. Ini menjadi pengalaman pertama saya menghadapi situasi seperti ini. Target kami adalah masuk ke delapan besar dan itu merupakan target yang berat karena lawan-lawan satu grup kita. Beruntung anak-anak berhasil menjaga selisih enam poin tersebut. Ini bukan cara lolos terbaik, tapi kita patut bersyukur dengan hal tersebut,” ujar Fictor Gideon Roring sesuai laga.

Indonesia tak bisa serta-merta bahagia karena sudah dinanti lawan berat di babak selanjutnya. Indonesia yang lolos sebagai peringkat dua grup A akan berhadapan dengan pemuncak grup D, Cina.

Foto: Yoga Prakasita

 

Komentar