Perjalanan karir Brandon Jennings di NBA terus mengalami pasang-surut seiring berjalannya waktu. Sempat bersinar bersama Milwaukee Bucks pada 2009, Jennings gagal menjaga performa bersama Detroit Pistons yang membuatnya ditukar ke Orlando Magic. Hanya bermain 25 laga, Jennings memutuskan untuk menjadi pemain bebas dan bergabung ke New York Knicks di musim 2016-2017.

Tak sampai semusim bersama Knicks, Jennings menghabiskan paruh kedua musim bersama Washigton Wizards. Setelah membantu Wizards lolos hingga semifinal Wilayah Timur, Jennings gagal menemukan tim baru. Pemain berusia 28 tahun tersebut lantas memutuskan untuk menyebrang ke Cina dan bermain untuk tim China Basketball Association (CBA), Shanxi Brave Dragon.

Di tengah musim 2017-2018, Jennings kembali ke Amerika Serikat dan bermain di NBA G League untuk Wisconsin Heard yang terhubung dengan Bucks. Benar saja, jelang akhir musim ia diberi kontrak 10 hari yang lantas berubah menjadi kontrak hingga akhir musim oleh Bucks. Jennings kembali ke tempat ia memulai segalanya di NBA.

Di jeda musim baru ini, tak ada tanda-tanda tim melirik Jennings sebagai opsi pemain mereka. Bucks juga menyatakan tak tertarik menggunakan jasanya lagi. Namun, pria kelahiran Compton, California, Amerika Serikat ini belum mau menyerah. Dikabarkan oleh Eurohoops, Jennings memutuskan untuk bergabung dengan BC Zenit Saint Petersburg, yang bermain di VTB United League, liga basket utama Russia.

Di Zenit, ia akan bermain bersama Jarrod Uthoff yang juga pernah merasakan bermain di NBA. Uthoff tercatat pernah membela Dallas Mavericks pada 2017 lalu dan bermain sebanyak sembilan kali. Bermain di Eropa bukanlah hal baru bagi Jennings. Selepas SMA, Jennings memutuskan untuk tidak bermain di liga kampus Amerika Serikat, NCAA. Ia memutuskan bermain profesional dengan menyebrang ke Italia untuk membela Lottomatica Roma di Serie A, liga utama Italia.

Menarik menunggu bagaimana masa depan pemain kidal ini. Akankah Jennings berhasil menemukan performa terbaiknya lagi? Akankah ia kembali ke NBA untuk kedua kalinya?

Foto: USA Today

 

Komentar