Laga antara tim putri Jepang melawan Mongolia di Hall Basket Senayan, 19 Agustus terasa berat sebelah. Jepang menang telak, 107-35. Walau kalah postur dan teknik bermain, semangat para pemain Mongolia tak pernah kendur. Hingga menit-menit akhir kuarter keempat, Kepala Pelatih Mongolia Bayartsogt Odonbaatar terlihat masih berapi-api memberi instruksi kepada para pemainnya.

Seusai laga, saya mencoba menghentikan setiap pemain yang meninggalkan arena. “Mongolia, english?” Tanya saya. Semuanya menggeleng. Termasuk ketika saya mencoba mewawancarai Coach Odonbaatar. Pria jangkung yang bertinggi sekitar 180 cm ini tersenyum sambil mengatakan, “No english.”

Sebelum berlalu, Coach Odonbataar memanggil salah satu sosok di belakangnya. Coach Odonbataar memintanya untuk menghampiri saya. “I speak english a little,” katanya.

Ia adalah Zorigt Tsolmon, asisten pelatih timnas putri Mongolia. Dalam bahasa Inggris yang bisa didengar dan dipahami dengan jelas, Coach Tsolmon menjawab beberapa pertanyaan singkat saya.

Bagaimana olahraga bola basket di Mongolia?

Bola basket sangat berkembang di Mongolia. Khususnya basket putri.

Seberapa populer?

Ada sekitar 300 pemain yang bermain di level atas. Olahraga terpopuler di negara kami adalah gulat. Baru kemudian basket menyusul di posisi kedua.

Apakah ada liga basket perempuan di Mongolia?

Kami pernah punya. Terakhir, liga perempuan kami bergulir dua tahun lalu. Sekarang sudah tidak ada lagi. Saat itu ada enam tim yang berpartisipasi.

Jika tak ada liga perempuan, bagaimana kalian mengumpulkan pemain untuk tim nasional?

Meskipun tak ada liga, kami tetap rutin menggelar kejuaraan nasional setiap tahun.

Apa target tim perempuan Mongolia di Asian Games?

Kami ingin ada di posisi keempat. Kami mau masuk semifinal. Tapi persaingan cukup ketat.

Berapa lama mempersiapkan tim ini?

Tiga bulan. Kami juga menyiapkan tim ini untuk beberapa turnamen tahun depan. Mungkin masih dengan pemain yang sama.

Lima sampai sepuluh tahun lagi, bagaimana kira-kira basket di Mongolia?

Akan sangat berkembang.(*)

 

Foto: Antara/Inasgoc 

Komentar