Grand Final Liga Mahasiswa Nasional Tahun 2018 yang digelar di GOR Kampus C Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 16 Agustus, 2018, menyajikan partai ulangan final Greater Jakarta Conference kategori putri. Kedua tim, Universitas Pelita Harapan (UPH) dan Universitas Esa Unggul (UEU) kembali bertemu di partai yang lebih bergengsi kali ini. Tertinggal nyaris sepanjang laga, UEU menunjukkan mentalitas juara dengan mencuri keunggulan 50-49 saat laga tersisa tiga menit. Keunggulan tersebut terus terjaga hingga laga berakhir dengan skor 62-56.

Kemenangan ini membuat UEU meraih gelar juara untuk tahun 2018 sekaligus gelar ketiga mereka dalam tiga tahun terakhir. Selain itu, Kemenangan ini sekaligus membalaskan kekalahan UEU atas UPH saat final Greater Jakarta Conference lalu. “Kami datang dengan semangat balas dendam meski tidak dengan skuat terbaik. Beberapa pemain ada yang membela tim nasional (timnas) untuk Asian Games dan ini adalah skuat yang tersisa. Kemenangan ini mukjizat bagi kami dan persembahan terakhir untuk pemain-pemain yang memasuki tahun akhir keikutsertaan di LIga Mahasiswa,” ujar Parna Abrizalt Hasiholan, Kepala Pelatih UEU.

Jane Adelaide menjadi top skor UEU di laga ini setelah mencetak 15 poin dan 7 rebound. Stella Fabiola mengikutinya dengan 12 poin dan 7 rebound. Para pemain cadangan UEU berhasil mencetak total 18 poin yang tujuh di antaranya datang dari Most Valuable Player (MVP) musim lalu, Dora Lovita.

Dari kubu UPH, ada tiga pemain yang mencetak dua digit angka. Leonita Anglea keluar sebagai top skor di laga ini dengan torehan 16 poin dan 5 rebound. Michelle Kurniawan mencetak 12 poin dan 6 rebound sementara Regita Pramesti mengemas 11 poin dan 9 rebound.

“Ini adalah persembahan saya sebagai junior kepada senior-senior saya yang tak akan bermain lagi musim depan. Saya bersyukur bisa memberi kado perpisahan terbaik bagi mereka,”ujar Jane seusai laga. Anjelin Rosmika, salah satu pemain senior yang tak akan bermain lagi musim depan mengucapkan rasa syukurnya dengan tangis bahagia. “Saya pernah kalah hingga cedera parah, tapi tak sekalipun saya pernah menangis sekencang ini. Kebahagiaan menjadi juara di musim terakhir bermain saya melewati semua duka yang saya lalui.”

Secara keseluruhan, titik balik laga ini terjadi di paruh kedua saat UEU tanpa lelah menerapkan full court press. Mereka menekan UPH sejak bola lemparan masuk (inbound). Hal tersebut menghasilkan total 23 kesalahan sendiri (turnover) yang dilakukan oleh UPH. Semakin nyata karena saat di paruh pertama, UPH hanya membuat 5 kali turnover.

Foto: Alexander Anggriawan

 

Komentar