Adelaide Callista Wongsohardjo baru saja melewati malam bersejarah dalam hidupnya. Pada Rabu 15 Agustus 2018, pemain terbaik Honda DBL All-Star 2017 itu merasai pertandingan perdananya bersama tim nasional putri Indonesia di Asian Games 2018. Sayangnya, Indonesia harus tumbang dari Korea dengan skor timpang 40-108.
Kendati mengalami kekalahan, pengalaman tetaplah pengalaman. Seburuk apa pun, pertandingan perdana itu telah memberi Adelaide pelajaran berharga. Apalagi ia juga tampil sebagai lima utama (starting five) setelah Kepala Pelatih Arif Gunarto memintanya begitu. Itu artinya, tim pelatih juga memercayainya.
Sesuai pertandingan, Mainbasket lantas menghampiri Adelaide di belakang lapangan. Kami menanyai pendapatnya tentang pertandingan perdana, juga perasaannya tampil di gelaran besar sekelas Asian Games sebagai pemain termuda di timnas senior Indonesia.
Simak wawancara berikut:
Apa pendapatmu tentang pertandingan pertamamu di Asian Games?
Agak grogi gitu, tapi senang bisa dikasih kesempatan buat tanding lawan Korea.
Selama pelatnas apa, sih, yang kamu pelajari?
Ya, semua; cara kami offense sama defense; (cara) memecahkan defense-nya musuh, terus kami belajar pattern-pattern juga.
Cukup tidak, sih persiapan untuk Asian Games ini?
Ya, cukup. Tadi target kami, kan, bukan Korea. Kami punya target (mengambil kemenangan dari) Kazakhstan sama India.
Ada beban mental tidak sebagai pemain termuda di timnas?
Iya, sih, kayak harus mengimbangi pemain-pemain seniornya. Misalnya defense harus baik, tidak banyak salah.
Apa yang bikin kamu jadi starting five hari ini?
Kurang tahu kalau itu. Tanya pelatihnya.
Pelajaran apa yang kamu ambil dari Korea?
Finishing-nya harus banyak lagi. Kami kayak kurang di finishing, terus fundamental juga kurang.
O, iya, Kok bisa turnover-nya lebih banyak daripada poin hari ini?
Mungkin gara-gara gim pertama. Kayak grogi, tidak fokus gitu.
Evaluasinya apa dong?
Ke depannya lebih berani lagi, terus kurangi kesalahan-kesalahan gitu, sama lebih semangat.
Foto: Hari Purwanto