Honda DBL East Kalimantan Series 2018 sudah berakhir, tetapi kenangannya akan terus terpatri dalam diri masing-masing peserta. Tidak terkecuali bagi dua insan peraih gelar pemain terbaik (MVP) di GOR Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur: Riyandra Syahputra (SMAN 2 Samarinda) dan Meylisa Putri (SMAN 1 Balikpapan). Kedua siswa asal Kalimantan Timur ini menjadi sosok di balik kesuksesan tim sekolahnya menjuarai Honda DBL di daerahnya.

Beberapa hari setelah malam bersejarah bagi mereka, Mainbasket pun menghubung keduanya untuk berbicara mengenai gelar yang baru saja didapat. Kami menanyakan berbagai hal termasuk tentang seberapa berartinya gelar pemain terbaik itu untuk mereka. Kami bahkan sempat menyinggung kondisi perbasketan di daerah masing-masing untuk mengetahui masalah yang tengah dihadapi mereka.

Simak wawancara berikut:

Halo, Dik, apa kabar? Selamat atas gelar MVP-nya, ya!

RS: Baik, terima kasih, Kak.

MP: Alhamdulillah baik, Kak. Terima kasih.

Honda DBL tahun ini jadi tahun besar untuk kamu. Berat tidak jalan menuju MVP?

RS: Cukup berat.

MP: Pastinya sanggat berarti dong, Kak. Kalau dibilang berat, sih, pasti.

Kamu memang mengincar gelar ini?

RS: Tidak, sebenarnya lebih mengincar title juara, sih.

MP: Kalau ditanya mengincar atau tidak, sih, tidak. Karena tujuan utamaku di Honda DBL ini, aku mau bawa timku buat mempertahankan gelar tahun lalu. Tahun ini lawannya berat semua juga dan banyak yang meremehkan timku bisa mempertahankan gelar juara, jadi ambisi buat MVP tidak terlintas dipikiran aku. Pokoknya lakukan yang terbaik dulu buat tim. Toh, jadi MVP itu bonus, Kak.

Kok bisa kamu jadi MVP? Memangnya latihan seperti apa yang kamu jalani?

RS: Cuma rezeki, mungkin, hehe. Seperti latihan basket pada umumnya.

MP: Jadi MVP mungkin bonus. Doa itu paling utama. Usaha keras aku dengan latihannya; dari jaga pola makan sampai latihan fisik, teknik dan latihan tim dan diselingi dengan istirahat yang cukup; juga ilmu yang pernah aku dapat pada saat camp tahun lalu di Honda DBL 2017; dan ilmu yang diberikan pelatih-pelatih aku yang membawa aku sampai saat ini.

Siapa yang berpengaruh atau menginspirasimu dalam pencapaian ini? Pelatih? Keluarga? Ceritakan tentang mereka dong. Bagaimana mereka bisa mendorong kamu untuk sampai ke sini?

RS: Mungkin teman-teman aku. Karena empat rekan satu tim aku diprotes dan tidak diperbolehkan main di Honda DBL, padahal ini tahun terakhir mereka untuk mengikuti Honda DBL.

MP: Yang paling berepengaruh mama aku terutama karena doa mama sangat berarti buat memotivasi aku agar membahagiakan mama aku. Kedua, pelatih yang banyak mengorbankan waktu buat aku dan tim. Aku juga belajar tidak hanya dari satu pelatih. Aku menerima masukan dari pelatih mana pun dan siapa pun.

Apa artinya gelar ini untuk kamu? Berpengaruh ke motivasi untuk terus jadi lebih baik di basket maupun di luar itu gak, sih?

RS: Cuma bonus. Tentu berpengaruh.

MP: Mendapatkan gelar ini adalah awal aku memulai babak baru untuk melangkah lebih maju dalam dunia perbasketan supaya aku meraih mimpi menjadi pemain timnas demi membela Indonesia dan juga untuk mendapat beasiswa basket di universitas negeri.

Bagaimana kamu menjaga motivasi ini supaya bisa terus menjadi yang terbaik?

RS: Jangan pernah cepat merasa puas supaya bisa berkembang lebih baik dari sebelumnya.

MP: Tetap belajar, cari ilmu sebanyak-banyaknya dan rendah hati seperti padi; semakin meninggi, ia semakin merunduk.

Oh ya, apa yang membuatmu mau bermain di Honda DBL?

RS: Aku mau buat bangga sekolah aku.

MP: Karena di kota aku ajang Honda DBL itu sangat bergengsi dan banyak peluang untuk bisa berkembang dalam perbasketan.

Apakah kamu sangat menyukai basket? Memangnya seberapa berarti olahraga ini untuk kalian?

RS: Tentu, bagi aku basket itu lebih dari sekadar permainan, sih. Mungkin kita bisa berpenghasilan dari basket.

MP: Ya, jelas karena dari basket aku belajar hidup. Secara tidak langsung dari basket kita belajar bagaimana mempercayai usaha yang keras itu tidak akan mengkhianati hasil. Percaya atas apa yang dilakukan; percaya pada teman; menjalin komnunikasi yang baik; menjalin persahabatan; dan ketika diremehkan aku berusaha untuk membuktikan bahwa aku bisa membawa tim aku juara.

Apa yang kalian dapat dari basket selain gelar juara dan MVP?

RS: Teman, sahabat dan keluarga baru.

MP: Pelajaran hidup dan motivasinya yang sangat berarti bagi hidup aku.

Ingin bermain basket sampai kapan?

RS: Sampai usia tidak mendukung lagi untuk bermain, hehe.

MP: Sampai impian besar aku terwujud.

Apakah gelar MVP ini juga memupuk kecintaanmu pada basket?

RS: Mungkin.

MP: Pastinya semakin tinggi atas pemberian apresiasi gelar ini, semakin tinggi juga tanggung jawab yang aku harus jalani.

Apa pendapatmu tentang basket Indonesia, terutama di daerahmu? Ceritakan kepada kami kondisi basket di sana.

RS: Pendapat aku, basket di sini kurang perhatian dari pemerintah; mulai dari fasilitas. Sebenarnya banyak atlet-atlet berbakat tapi fasilitas yang tidak memadai membuat atlet susah untuk berkembang. Itu saja, sih.

MP: Tentang basket Indonesia sudah cukup baik menurut aku, tapi di daerahku khususnya kota Balikpapan, menurutku kurangnya sarana dan prasarana yang memadai di sana, dan juga kurangnya event membuat atlet-atlet kurang jam terbang dalam bertanding. Karena semakin kita sering bertanding maka mental pemain itu juga naik, dan lebih banyak evaluasi kekurangan agar baik ke depannya untuk basket. 

Apa yang bisa kamu lakukan demi membangun basket di sana?

RS: Cuma latihan saja biar bisa jadi yang terbaik.

MP: Memberikan motivasi selalu kepada adik’-adik aku bahwa basket juga olahraga yang sangat berarti bagi hidup dan juga memberikan ilmu yang telah kudapat selama di camp nanti.

Baiklah, itu saja pertanyaan dariku. Senang bisa ngobrol bareng kamu. Semoga gelar ini menjadi berkah untuk kehidupanmu juga basket Indonesia.

RS: Aamiin, terima kasih ya.

MP: Aamiin. Sekian, terima kasih.

Foto: Honda DBL

Komentar