Gelaran Honda DBL 2018 East Kalimantan Series akhirnya usai pada Sabtu, 11 Agustus 2018. Seperti edisi lalu, tahun ini turnamen antarpelajar menengah atas di Kalimantan Timur itu juga memberi kejutan di GOR Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur. Karena setelah SMA YPK Bontang menjuarai DBL 2017 lalu, sekolah dari utara Kalimantan Timur lagi-lagi keluar sebagai juara. Kini giliran tim putra SMA 2 (Smada) Sangatta Utara, Kutai Timur, menjadi rajanya.

Pada 2018 ini, Smada Sangatta Utara sebenarnya tidak diunggulkan untuk memenangkan turnamen. Namun, dengan tekadnya, mereka justru berhasil menapak ke puncak. Hal itu terjadi setelah wakil utara Kaltim tersebut mengandaskan SMA 2 (Smada) Samarinda 42-35 di laga final.  Pelatih Smada Sangatta Utara Riswan Andi pun tak menyangka timnya akan berasil. Padahal dari tiga pertemuan terakhir, mereka tak pernah menang.

“Ini adalah keajaiban. Anak-anak bahkan sempat puas meski finis sebagai finalis, tetapi tadi pagi (Sabtu, 11 Agustus 2018) saya briefing lagi agar mental mereka terbangun, dan berhasil,” kata Riswan, seperti dikutip Kaltim Post.

Sementara itu, Bayu Raditya, pelatih Smada Samarinda, mengakui kehebatan lawannya. Smada Sangatta Utara memang tidak pernah menang melawannya, tetapi kali ini ternyata mereka berhasil. Hal itu bahkan sempat membuat Bayu percaya.

Di sisi lain, tim putri SMA 1 (Smanza) Balikpapan berhasil mempertahankan gelar. Mereka menunjukkan kualitasnya sebagai ratu di Kalimantan Timur di hadapan SMA 3 (Smaga) Samarinda. Smanza Balikpapan menang 41-34.

Dengan kemenangan itu, Desy Kamilasari, pelatih tim putri Smanza Balikpapan, sempat kehabisan kata-kata. Anak-anak asuhnya ternyata bisa tampil gigih untuk mempertahankan gelar meski lawan sempat mengejar di akhir kuarter tiga. Kendati begitu, Smanza Balikpapan justru berhasil memanfaatkan momentum untuk kembali melebarkan jarak.

“Tapi saat itu, ada momentum ketika pemain bisa kembali melebarkan jarak. Itu yang benar-benar mereka maksimalkan,” kata Desy.

Di kubu lawan, meski pun mengalami kekalahan, Smaga Samarinda tetap bisa berbangga hati. Pasalnya, setelah absen di 2017, kini mereka bisa kembali tampil di gelaran DBL dengan gemilang. Sandy Indra Cahya, pelatih Smaga Samarinda, pun melihat ini sebagai kemunculan kembali terbaik mereka di turnamen antarpelajar menengah atas.

Regulasi Baru Jadi Seru   

Honda DBL 2018 East Kalimantan Series memang telah usai. Namun, turnamen antarpelajar menengah atas itu boleh jadi semakin seru musim depan. Apalagi dengan adanya penerapan regulasi baru seperti pemain kelas X yang boleh turut serta dalam tim tahun ini. Setiap tim pun jadi bisa membangun kekuatan lebih awal.

Pelatih Smada Samarinda Bayu Raditya membenarkan hal tersebut. Ia menerangkan, regulasi baru tersebut berpotensi membuat persaingan makin ketat pada tahun-tahun mendatang. Sekolah-sekolah akan berlomba merekrut pemain potensial yang menunjukkan talenta sejak SMP, sehingga amunisi menyongsong kompetisi musim depan bisa dimaksimalkan.

“Rekrutmen lewat jalur prestasi pasti punya pengaruh besar,” kata Bayu.

Sekolah Bayu memang memiliki jalur prestasi dalam penerimaan siswa baru meski ia juga harus bisa menunggu. Sebab, bagimanapun, semua kembali kepada pilihan calon pelajar. Ia tidak ingin memaksakan kehendak orang lain. Namun, bila yang masuk punya kemampuan menjanjikan, ia justru bisa membinanya.

Dengan begitu, pada edisi berikutnya, Bayu pun akan memfokuskan pembinaan tim putri. Ia hendak melakukan itu karena ternyata membina tim putri cukup sulit. Namun, ia tetap yakin Smada Samarinda bisa lebih optimal tahun depan.

Hal senada diutarakan pelatih Smaga Samarinda Sandy Indra Cahya. Menurutnya, semua memang kembali kepada pilihan para pelajar, meski ia juga tak memungkiri status mereka yang kerap menjadi juara turut memperbesar peluang sekolah mereka menjadi pilihan utama para siswa baru bertalenta. Mereka bahkan memiliki tim dengan mayoritas kelas X dan XI. Dengan adanya mereka, Sandy berharap bisa mengembalikan kejayaan mereka tahun depan.

Foto: Honda DBL

Komentar