Partai final FIBA U18 Asian Championship di Nonthaburi, Thailand, akan berlangsung Sabtu, 11 Agustus 2018. Dua tim terbaik yang bertarung yaitu Selandia Baru dan Australia. Kedua negara pernah bertemu di babak penyisihan grup C. Saat itu, Australia menang dengan skor 111-62. Tetapi di final, tentu Selandia Baru berupaya membalas kekalahan tersebut.
Selandia Baru sudah memulai perang dingin dengan Australia di babak semifinal. Mereka mengalahkan salah satu favorit juara, Cina, dengan skor 87-82, Jumat, 10 Agustus. Lima pertama (starter) Selandia Baru benar-benar perkasa. Mereka adalah Maxwell Darling, Flynn Macpherson Cameron, James William Moors, Kruz Ambrose Roger Perrott-Hunt dan Oscar Frewin Oswald. Lima pemain tersebut yang menghasilkan poin, tanpa mendapat sumbangan dari bangku cadangan. Darling dan Kruz mencetak poin tertinggi dengan masing-masing 24 poin dan 21 poin. Sementara itu, Flynn menghasilkan tripel dobel dengan torehan 19 poin, 10 rebound dan 12 asis.
Kemenangan Selandia Baru dipastikan oleh Maxwell Darling. Ia berhasil mencetak dua poin melalui slam dunk di 15 detik terakhir. Maxwell juga mengunci kemenangan dengan dua tembakan bebas di sisa empat detik laga. Cina yang sempat mengimbangi permainan Selandia Baru, harus menyerah karena fisik dan konsentrasi mereka di akhir laga berkurang.
Sementara itu di semifinal kedua, Australia memberikan pelajaran berharga bagi Filipina. Australia menang dengan skor telak 77-43. Filipina hanya bisa mencetak masing-masing delapan poin di kuarter kedua dan ketiga. Kondisi ini membuat mental pemain Filipina jatuh. Apalagi, penguasaan bola yang buruk menjadikan Australia bisa mencuri bola (steal) 14 kali dari Filipina. Akurasi tembakan Filipina juga buruk dengan memasukkan 16 dari 65 percobaan tembakan.
Perolehan poin Australia juga merata. Tidak ada pemain yang menonjol. Samson Froling bisa mencetak 12 poin, disusul Kody Statman dan Callum Dalton yang masing-masing menambahkan 10 poin.
Faktanya, Samson Froling adalah putra bungsu dari legenda basket Australia, Shane Froling. Shane sangat akrab dengan publik basket di Indonesia, karena dia menjadi trainer atau pelatih di Honda DBL Camp sejak tahun 2010.(*)
Foto: fiba.com dan DBL Indonesia