Pacific Caesar Surabaya memiliki sejarah panjang dalam dunia perbasketan Indonesia, khususnya di Surabaya. Bersama CLS Knights, kedua tim ini menjadi identitas diri basket kota Surabaya. Dari kedua tim ini pula banyak bibit-bibit pemain muncul dari waktu ke waktu.
Eko Sasmito menjadi salah satu nama pemain jebolan Pacific Caesar. Nama Eko melambung kala ia membela Pacific Caesar di era National Basketball League (NBL) kurun 2011-2015. Bersama Gege Nagata, Eko menjadi poros utama serangan Pacific Caesar. Eko mencatatkan rataan karir 8,4 poin plus 4,6 rebound per laga.
Meski tak lagi aktif di liga profesional, Eko kerap muncul dalam beberapa turnamen basket di Indonesia. Terakhir, ia menjadi bagian dari BBM Viking Warriors Surabaya kala melaju hingga partai final Pacific Caesar 50th Anniversary Pro Basketball Tournament, Juli lalu.
Dalam gelaran Honda Developmental Basketball League (DBL) 2018, East Java Series, North Region yang digelar di DBL Arena, Surabaya, Jawa Timur, sosok Eko juga tampak. Kali ini ia tampak rapi dengan setelan kemejanya. Ia berdiri dan aktif memberi instruksi di depan bangku cadangan SMA Vita Surabaya Ya, Eko kini menjabat sebagai Kepala Pelatih SMA Vita.
Mainbasket berkesempatan berbincang dengan pria kelahiran Probolinggo ini seusai laga melawan SMAN 2 Surabaya, Sabtu 4 Agustus 2018 lalu. Meski harus rela takluk 40-33, SMA Vita tetap memastikan satu tempat di babak playoff setelah mengantongi dua kemenangan.
Dalam laga playoff yang digelar Rabu, 8 Agustus 2018, Eko berhasil membawa SMA Vita menang atas SMA Petra 4 Sidoarjo dengan skor 55-32. Kemenangan ini membawa SMA Vita melaju ke babak 16 besar. Berikut wawancaranya.
Halo Mas Eko, apa kabar?
Baik, meski anak-anak kalah pada laga ini, tapi penampilan mereka tidak bisa dibilang buruk.
Langsung saja mas, bisa dirangkum sedikit bagaimana perjalanan Mas Eko hingga menjadi pelatih seperti sekarang?
Boleh, awalnya saya tidak pernah kepikiran untuk melatih. Kala itu ada pelatih asing yang datang ke Pacific, dari dia saya seolah diberi pencerahan tentang dunia kepelatihan. Saya ingin belajar basket lebih dalam dan lebih detil lagi. Saya juga diajak oleh Handono, pelatih tim junior Pacific, untuk mencoba karir kepelatihan. Dengan pengalaman bermain dan saling tukar pikiran dengan beliau, saya makin mantab untuk menekuni dunia ini.
Apa perbedaan terbesar yang dirasakan Mas Eko saat masih bermain dan setelah menjadi pelatih?
Sejauh ini sama saja rasanya. Sama persis saat saya masih bermain dulu. Suka-duka, kalah-menang itu selalu ada di kehidupan. Melihat anak-anak didik saya bermain di lapangan juga membawa saya merasakan hal yang sama saat saya bermain dulu. Pertandingan terasa melekat kepada diri saya.
Ada kendala sejauh ini menangani tim SMA?
Ya kendala selalu ada beberapa kali. Kalau di level SMA ini, biasanya anak-anak di awal ketakutan melakukan kontak fisik satu sama lain. Di situ saya sering mengingatkan bahwa ini adalah bagian dari basket, kalian harus hadapi. Kontak fisik adalah hal wajar dalam basket, yang dilarang adalah kontak fisik yang bertujuan untuk mencederai lawan.
Untuk perjalanan SMA Vita tahun ini bagaimana? Apa targetnya?
Kalau secara target jujur kita hanya ingin terus menang di tiap laga. Secara tim, kami harus akui kami bukanlah tim terbaik, tapi kami selalu berusaha sebaik mungkin di tiap laga untuk menang. Kita bersyukur bisa lolos ke babak playoff meski grup kami tak bisa dianggap remeh. Dari sini, kita akan terus memperbaiki diri dan menatap laga demi laga dengan harapan menang.
Sedikit bergeser, bagaimana Mas Eko melihat perkembangan basket di Indonesia?
Saya sangat senang melihat kompetisi DBL ini. Selama kompetisi DBL masih ada, jaminan bibit-bibit baru atlet basket juga terus ada. Kompetisi adalah hal terpenting dalam perkembangan basket. Percuma kita latihan setiap hari bila tak pernah bertanding. Pun begitu di liga profesional, laga yang minim menurut saya akan membatasi perkembangan pemain dan tim profesional itu sendiri.
Dari pengalaman Mas Eko di basket, apa yang berusaha ditanamkan kepada pemain-pemain?
Saya mendapat banyak hal pelajaran dari basket. Menurut saya, hal yang paling utama adalah gaya hidup. Saya bilang kepada anak-anak bahwa dengan berstatus sebagai pelajar dan bermain basket, disiplin waktu harus menjadi gaya hidup kalian. Bagaimana membagi sekolah dan berlatih sebaik mungkin, menjaga nilai dan fisik dalam kondisi selalu prima. Nantinya, poin-poin itu juga akan berguna hingga kelak mereka dewasa.
Terakhir, ada keinginan untuk melatih tim profesional atau bahkan Pacific Caesar?
Masih sangat jauh, saya belum pernah terpikir ke sana. Untuk saat ini, saya ingin fokus mengembangkan diri bersama SMA Vita. Membantu anak-anak untuk semakin lebih baik dari hari ke hari sebagai pelajar, pemain, hingga individu sendiri.
Foto: Dokumentasi DBL