Honda Developmental Basketball League (DBL) 2018 North Region yang digelar di DBL Arena, Surabaya, Jawa Timur, memasuki hari ketujuh penyelenggarannya pada Jumat, 27 Juli 2018. Ada enam laga yang digelar hari ini dengan dua di antaranya mempertemukan wakil putri. Salah satu laga yang berjalan ketat hingga menit-menit akhir adalah laga antara SMAN 2 Bojonegoro melawan SMAN 13 Surabaya. Hingga dua menit akhir, kedua tim masih sama kuat di angka 12. SMAN 13 berhasil mengambil momentum laga setelah salah satu pemain SMAN 2 terkena fouled out. SMAN `13 berhasil mempertahankan momentum dan menutup laga dengan kemenangan 17-14.

Meski kalah, perjuangan SMAN 2 patut diacungi jempol. Tim ini secara geografis terletak kurang lebih 110 kilometer dari Surabaya. Estimasi tercepat perjalanan pergi dari SMAN 2 Bojonegoro ke DBL Arena adalah 2 jam 55 menit dengan menggunakan kendaraan roda empat. Jika dihitung pulang-pergi, maka jarak tempuh mereka mencapai kurang lebih 220 kilometer dengan waktu tempuh nyaris enam jam.

Seusai laga, Mainbasket berkesempatan berbincang dengan tiga elemen tim yang akrab disapa Smada ini. “ Kami sudah melakoni dua laga tahun ini dan kami berusaha semaksimal mungkin menyiasati waktu istirahat pemain kami. Hari ini, kami main jam 16.00 dan berangkat dari Bojonegoro jam 09.00. Itu sudah usaha terbaik kami agar para pemain tetap bugar sebelum pertandingan,” ujar Titah Arif, Kepala Pelatih Smada.

Titah juga sempat menceritakan bagaimana basket di Bojonegoro berkembang. “Basket Bojonegoro sebenarnya cukup berkembang. Untuk urusan basket pelajar, banyak sekolah dari level SD hingga SMA di Bojonegoro yang sudah memiliki tim. Akan tetapi, untuk mengikuti kompetisi seperti  DBL dengan jarak sejauh ini tentu tidak mudah bagi mereka. Dengan jarak sejauh ini, biaya tentu cukup tinggi. Saya bersyukur Smada antusias memberi dukungan kepada pelajarnya untuk mengembangkan hobi basketnya. Ini adalah usaha kami untuk memberi warna basket Jawa Timur dan memperkenalkan ke seluruh Indonesia bahwa di Bojonegoro basket juga berkembang.”

Tak sendiri, Titah juga didampingi oleh M.Taufiqur Rohman, perwakilan dari guru Smada. “Ini keikutsertaan kami yang kedua dan tahun lalu banyak pelajaran yang kami dapat. Untuk tahun ini, manajemen sekolah mengalokasikan dana lebih bagi kami demi bertarung di sini. Di sisi lain, beberapa dana dan hal memang sengaja kami bebankan ke pemain. Hal itu kami lakukan dengan maksud memberi rasa tanggung jawab lebih kepada mereka dalam mengatur kebutuhan.”

“Seperti SMA-SMA lain, kami sebenarnya juga memiliki kelompok pendukung bernama Skuat Smada. Tapi kita tahu sendiri biaya mendatangkan mereka tidak murah. Tahun lalu, kami mendatangkan sekitar 400 anak, antusiasme mereka sangat tinggi mendukung sekolahnya,” terang Taufiq tentang antusiasme murid sekolah lainnya.

Kekalahan kedua ini menipiskan peluang Smada untuk melaju ke babak selanjutnya. Akan tetapi, hal tersebut tak akan membuat semangat pemain Smada berakhir begitu saja, mereka akan berjuang sekuat tenaga di laga terakhir melawan SMA IPIEMS Surabaya. “Kami satu-satunya perwakilan Bojonegoro di sini, kami tentu tak mau menyerah begitu saja. Semangat kami selalu sama, kami ingin menunjukkan inilah kami yang mewakili Bojonegoro melalui kemampuan basket kami. Kami akan terus berjuang, berjuang, dan berjuang demi meraih kemenangan di Honda DBL 2018 ini,” ujar Alfian Budi Setyawan, pemain Smada dengan berapi-api.

Laga ketiga sekaligus terakhir SMAN 2 Bojonegoro akan dimainkan Kamis, 2 Agustus 2018. Pertandingan ini akan menentukan perjalanan Smada musim depan. Bila gagal meraih kemenangan, Smada akan terkena degradasi. Degradasi di sini berarti Smada harus melewati babak penyisihan terlebih dulu sebelum berlaga di babak utama seperti sekarang.

“Kami melihat ada satu tim kuat di grup kami. Oleh karena itu, awalnya kami mematok target sebagai peringkat kedua saja. Sayangnya, kekalahan atas SMAN 13 membuat peluang kami semakin tipis. Oleh karena itu, kini target realistis kami adalah memenangi laga terkahir demi menghindari degradasi,” tutup Titah.

Menarik menunggu bagaimana perjalanan jauh, panjang, dan melelahkan SMAN 2 Bojonegoro berakhir tahun ini. Di satu sisi, Smada juga telah menunjukkan kepada banyak pihak bahwa tekad kuat, rasa saling percaya antara sekolah dan murid serta kerja keras dapat mengirim mereka melaju hingga kini.

Foto: Alexander Anggriawan

 

Komentar