Bagi Reebok, tahun 2018 adalah tahun retro. Mereka tercatat telah merilis ulang beberapa sepatu retro dan meluncurkan sepatu baru terinspirasi dari sepatu lama mereka. Dari ranah basket, Reebok membuat ulang edisi BB5600. Momentum perilisannya dilakukan setelah tidak sampai sebulan setelah memperkenalkan kembali Reebok Aztrek dan Daytona.

Tahun 1986 jadi momen pertama kalinya sepatu ini diperkenalkan. Untuk menggaet atensi, Reebok menggandeng garda Boston Celtics Dennis Johnson dan Danny Ainge. Mereka kemudian diberi Reebok BB5600 berwarna putih beraksen merah dan biru.

Iklan Reebok BB4600, BB5600, dan BB6600 pada 1986.

 

BB5600 merupakan revolusi dari BB4600. Peningkatan performa terfokus pada kuncian pergelangan kaki. Oleh karena itu, Reebok memperkenalkan sistem panel bernama Rearfoot Lacing Harness. Panel itu terdapat pada bagian samping yang menutup bagian atas tumit kaki. Dengan panel tersebut, Reebok menjanjikan peningkatan kuncian sepatu terhadap kaki agar mengurangi resiko cedera pergelangan kaki.

Pada era ini, ada persamaan desain sepatu basket yang populer. Persamaan itu adalah sepatu ini berjenis tinggi (hi-top) untuk melindungi pergelangan kaki, berbahan kulit, serta memasang warna yang mencolok. Itulah yang jadi inspirasi utama pembuatan BB5600. Sepatu-sepatu basket yang berkonsep sama dengan BB5600 di antaranya Nike Dunk Hi, Puma Sky LX, Airwalk Prototype, Air Jordan 1 dari Michael Jordan, adidas Attitude milik Patrick Ewing, New Balance Worthy 740 besutan James Worthy, Converse Star Tech khusus untuk Julius Erving, hingga Spot-Bilt X-Press yang digunakan Xavier McDaniels.

Reebok tampaknya ingin mengulang tren tersebut di era modern. Mereka juga memanfaatkan tren industri fesyen yang tengah mengulang popularitas sepatu klasik. Bahkan, Jerry Lorenzo menggunakan desain BB5600 untuk sepatu basket kasual melalui lini busana miliknya Fear of God (FOG). Reebok BB5600 Reissue sudah dilepas ke publik dengan harga AS$120 (sekitar Rp 1.400.000).

 Foto: Reebok Basketball

Komentar