Bagi penggemar Air Jordan dan Nike, sosok Tinker Hatfield dianggap punya pengaruh besar. Ia adalah desainer Air Jordan dan Nike Air Max, sepatu ikonik yang jadi senjata penjualan Nike. Untuk Michael Jordan, Hatfield telah mendesain 12 sepatu. Diantara semuanya, ia memiliki penilaian karya terburuk serta terfavorit yang kami lansir dari dua sumber.
Sepatu terbaik Michael Jordan menurutnya adalah Air Jordan 11. Hal ini diungkapkan pada media gaya hidup TMZ. Media tersebut mengunggahnya dalam sebuah video wawancara singkat. “(Air Jordan) yang terbaik menurut saya adalah (edisi ke-) 11. Sepatu itu jadi momentum kembalinya Jordan dari pensiun,” kata desainer pemegang ijazah Teknik Sipil bidang Arsitektur ini.
Bagian paling unik dari Air Jordan 15 adalah lidah atasnya. Bentuk lidah menjulur keluar itu terinspirasi dari kebiasaan Michael Jordan menjulurkan lidah saat bertanding.
Selain faktor momentum yang tepat, Air Jordan 11 adalah sepatu basket pertama yang menggunakan bahan kulit paten. Michael Jordan mengungkapkan kisah sepatu ini dalam film dokumenter Netflix berjudul Abstract: The Art of Design edisi Tinker Hatfield. “Saya memintanya (Tinker Hatfield) untuk membuat sepatu basket yang juga cocok dipadukan dengan tuxedo. Saya tahu itu sulit dilakukan. Namun, dia bisa,” kata Jordan.
Lewat dua sumber itu, Hatfield juga mengutarakan bahwa Air Jordan 15 adalah sepatu terakhir sekaligus terburuknya bagi Jordan. “Jordan terburuk menurut saya adalah (edisi) ke-) 15. Tahun itu (1999) jadi tahun terberat saya,” katanya kepada TMZ. Inspirasi desain sepatu itu adalah dari kebiasaan Jordan menyulurkan lidah di lapangan. Oleh karena itu, ia membuat bagian lidah atas Air Jordan 15 lebih menjorok ke depan dari edisi sebelumnya.
“Kehilangan Bill Bowerman jadi pukulan terberat saya. Disamping itu, terlintas di pikiran saya untuk mengakhiri kiprah di Jordan. Rasa jenuh ditinggal pelatihnya di Oregon dan jenuh yang tertumpuk membuat Hatfield memilih warna hitam pekat pada edisi perdana Air Jordan 15. Proyek ini pun jadi proyek terakhirnya bersama Jordan.
Melalui Abstract: The Art of Design, NetFlix menayangkan perjalanan karir desainer-desainer berpengaruh di dunia. Pada episode dua, mereka menampilkan sosok Tinker Hatfield. Mereka menjabarkan perjalanan Hatfield sedari menjadi atlet paruh waktu hingga kiprahnya bersama Nike, terutama Michael Jordan. Ia juga memperlihatkan rumah, studio desain, serta hobinya di kala senggang. Turut tampil pula Michael Jordan, Mike Parker (CEO Nike), serta Bobbito Garcia (pengamat kultur sneaker asal New York, Amerika Serikat). Episode khusus Tinker Hatfield ini ditayangkan perdana pada 10 Februari 2017 dan kini telah tersedia dalam program berlangganan NetFlix.
Foto: Nike, Netflix