Fictor Gideon Roring menjadi pemain paling bergembira ketika pertandingan berakhir dengan skor 88-81. Ia adalah salah satu dari 12 pemain yang memperkuat timnas Indonesia di SEABA 2 tahun 1996 di GOR Kertajaya, Surabaya (24 November - 1 Desember 1996). Indonesia saat itu mencatatkan sejarah dengan mengalahkan Filipina, penguasa basket Asia Tenggara.

Setelah 22 tahun berlalu, Fictor Gideon Roring merasakan hal yang sama. Bedanya, kali ini ia berdiri di samping lapangan sebagai kepala pelatih. Timnas Indonesia menjadi juara SEABA 2018, Pra-Kualifikasi Piala Asia FIBA 2021, di Nonthaburi Thailand (26-30 Juni 2018). Indonesia berhasil menyapu bersih lima pertandingan.

"Saya bermain sangat bagus," kata Fictor Roring. "Kami bermain sebagai tim dengan kepercayaan diri yang meningkat setiap pertandingan. Ini menunjukkan hasil pemusatan latihan yang kami jalani."

Perjalanan Indonesia di awal kurang meyakinkan. Mereka menang tipis 66-64 melawan Malaysia. Penampilan Indonesia kurang bagus karena hanya mencetak akurasi tembakan 31,9 persen (22 dari 69).

Di laga kedua, Indonesia mencoba memperbaiki akurasi sekaligus menundukkan Brunei Darussalam dengan skor 116-54. Dua pemain Indonesia yang dikenal sebagai penembak jitu menunjukkan kemampuannya. Andakara Prastawa Dhyaksa mencetak 21 poin termasuk tujuh dari 10 tembakan tiga angka. Lalu Sandy Febiansyakh Kurniawan memasukkan empat dari sembilan tembakan tripoin dengan menghasilkan 14 poin di laga ini.

Indonesia semakin percaya diri di laga ketiga. Kali ini pemain-pemain muda berbakat Indonesia menunjukkan ketajamannya. Prastawa mencetak 31 poin, Abraham Damar Grahita menambahkan 23 poin dan Firman Dwi Nugroho selesai dengan 20 poin dan 10 rebound. Sementara itu, pemain senior Xaverius Prawiro mengirimkan 14 asis dalam satu pertandingan.

Pertandingan keempat bisa jadi yang paling berat. Indonesia berhadapan dengan Thailand. Tim yang sama-sama belum terkalahkan di tiga pertandingan sebelumnya. Indonesia unggul 30-13 di kuarter pertama. Tetapi Thailand bisa mengejar dan membalik keadaan 56-55 di akhir kuarter ketiga. Pertarungan di kuarter keempat berlangsung lebih panas, karena kedua tim terlibat jual-beli serangan hingga detik-detik terakhir.

Di sisa 38 detik, Thailand memimpin 74-70 lewat three point play Patiphan Klahan. Kemudian, Xaverius Prawiro mampu memasukkan tembakan tripoin memanfaatkan asis Prastawa. Skor berubah 73-74. Di sisa empat detik, Klahan melakukan turn over dan bola didapatkan oleh Indonesia. Jamarr Andre Johnson yang menerobos pertahanan Thailand akhirnya diberi hadiah dua kali tembakan bebas karena dilanggar oleh Tyler Lamb. Dua kali tembakan bebas Jamarr membuat Indonesia menang 75-74.

Pada laga terakhir melawan Singapura, Indonesia tidak terbendung. Mereka unggul 41-31 di paruh pertama dan menutup laga dengan kemenangan 85-70. Jamarr Johnson tampil gemilang dengan mencetak 22 poin, enam rebound, lima asis dan tiga blok. Ia menjadi faktor penting kemenangan Indonesia atas Singapura.

Pada turnamen ini, tim Indonesia menunjukkan perpaduan yang bagus antara pemain senior dan junior. Mulai dari kecerdasan garda utama Xaverius Prawiro yang berhasil menghasilkan asis 6,0 asis per pertandingan. Kemudian Prastawa yang bisa mencetak 16,4 poin per laga. Lalu pemain kunci Indonesia, Jamarr Johnson. Ia menghasilkan rataan 16,6 poin, 8,8 rebound dan 3,4 asis per pertandingan.

"Jamarr adalah faktor keberhasilan tim. Dia juga membuat dampak yang besar untuk tim kami," ucap Fictor Roring, seperti dilansir dari fiba.com.

Secara keseluruhan, Indonesia memimpin perolehan poin di turnamen SEABA 2018 dengan 95,8 poin per laga dengan akurasi 48,8 persen. Persentase tembakan tiga angka Indonesia juga menonjol dengan 41,9 persen.

Tetapi tugas Indonesia belum selesai. Sebab di turnamen ini hanya diikuti enam peserta dan Sang Raja Asia Tenggara, Filipina, belum muncul. Filipina akan bermain di Pra-Kualifikasi Piala Asia FIBA 2021 putaran kedua bulan September mendatang. Saat itulah, empat tim teratas di SEABA 2018, Indonesia, Thailand, Singapura dan Malaysia, kembali bertemu.

Fictor Roring pernah punya memori menyenangkan di tahun 1996, dimana dia pernah mengalahkan Filipina. Di putaran kedua nanti, ia ingin mengulang kenangan itu. Meskipun faktanya, sejak 1996, Filipina sudah menang delapan kali di SEABA. tim yang pernah mencuri kemenangan Filipina adalah Malaysia di tahun 2005 dan Thailand pada SEABA 2013 di Medan, Indonesia.(*)

Foto: fiba.com

Komentar