Secara historis, skateboard memiliki akar dari selancar. Bahkan, Vans berasal dari kota dengan kultur selancar yang kental di era 1960-an. Wajar bila kini mereka memiliki relasi dengan olahraga papan di laut itu. Berdasar pada cerita tersebut, peselancar Dane Reynolds mendesain sepatu skateboard Vans terinspirasi dari olahraga selancar yang ia geluti.

Walau terkenal dengan trik eksplosif serta membahayakan di atas ombak, ia justru menerapkan konsep minimalis pada sepatu ini. Konsep minimalis dibuat dengan perpaduan sepatu skateboard retro dengan teknologi modern khas Vans. Reynolds lalu menamai karyanya dengan Vans Paradoxxx.

Lewat aksinya di ranah selancar, Dane Reynolds kini mengantongi sponsor dari Vans, Homeground Surf, dan Channel Islands.

 

Konsep retro hadir pada bentuk sepatu serta detail yang ada. Logo The Flying V yang ada di bagian samping sepatu adalah logo Vans yang terkenal era 1990-an. Reynolds memilihnya karena ia pernah memiliki sepatu Vans dengan logo seperti itu. Bagian atas merupakan pengembangan model Old Skool dan AV. Warna biru yang dipilih juga biasa ditemui pada sepatu Vans keluaran sebelum 1990-an.

Sedangkan konsep modern hadir pada bahan yang digunakan. Bagian atas menggunakan perpaduan suede denim dan kanvas. Di sol samping, Reynolds memasang pelindung tambahan di bagian ujung depan dan belakang. Vans kemudian menambahkan sol dalam UltraCush Lite untuk kenyamanan penggunanya.

Sepatu ini telah tersedia di situs pembelian Vans dengan harga retail AS$75. Sejauh ini, tersedia tiga warna yaitu biru, hitam, dan putih. Belum ada kabar lebih lanjut kapan Vans akan merilis edisi lanjutan seri Paradoxxx ini.

 

Komentar