Beberapa waktu lalu, perhatian penggemar basket Indonesia tertuju pada tim Pelita Jaya Indonesia yang tampil di Nothaburi, Thailand. Mereka bertanding di Kualifikasi FIBA Asia Champions Cup 2018 wilayah Asia Tenggara (SEABA) mewakili Indonesia. Hasilnya, Pelita Jaya masuk ke babak kedua yaitu Road To Final 8. Tahun ini, FIBA Asia mulai memperkenalkan format baru. Tujuannya, untuk meningkatkan level kompetisi basket di Asia.

Asian Basketball Confederation (ABC) Champions Cup mulai digelar FIBA Asia tahun 1981. Kemudian di tahun 2002, turnamen tersebut berubah menjadi FIBA Asia Champions Cup. Untuk penyelenggaraan rutin setiap tahun baru dimulai sejak tahun 1995. Tetapi pada tahun 2014 dan 2015, turnamen ini tidak digelar karena beberapa negara tidak bersedia mengirimkan wakilnya. Saat itu bertepatan dengan Piala Dunia Basket 2014 dan Asian Games 2014.

Berbeda dari penyelenggaraan sebelumnya, FIBA Asia Champions Cup 2018 memakai format baru. Format ini memang agak rumit. Tetapi lebih menyeluruh karena setiap Sub-Zona FIBA Asia bisa berpartisipasi. Dengan begitu, klub-klub profesional di seluruh Asia akan meningkatkan level kompetisinya sesuai dengan standar FIBA Asia Champions Cup. Sebelum lebih jauh membahas mengenai format kompetisi, mari kita lihat pembagian Sub-Zona FIBA Asia berikut ini:

Masing-masing Sub-Zona saat ini sedang menggelar pertandingan babak kualifikasi. Kemudian dari Sub-Zona tersebut mengerucut menjadi dua zona yaitu East Asia dan West Asia. East Asia terdiri dari SEABA, Taiwan dan SABA. Sementara itu di West Asia, karena lebih banyak akan dibagi menjadi dua babak. Mari kita lihat bagan berikut;

Dari bagan tersebut, Mono Vampire Thailand dan Pelita Jaya Indonesia akan bergabung dengan Juara Chinese Taipei's Super Basketball League dan Juara SABA. Empat tim tersebut bertanding di Road to Final 8 - East Asia. Dua tim terbaik akan melaju ke Final 8.

Di sisi lain, Road to Final 8 - West Asia mempertemukan Sharjah Uni Emirat Arab, Al Manama Bahrain, Al Arabi Qatar, Petrochimi Iran, Al Riyadi Lebanon, Sareyyet Ramallah Palestina, tim terbaik Kazakhstan dan satu tim yang mendapatkan Wild Card dari Babak Penyisihan Sub-Zona. Dua tim terbaik berhak tampil di Final 8. Namun untuk West Asia berlangsung dua putaran.

Puncak turnamen FIBA Asia Champions Cup 2018 dinamakan Final 8, digelar di Cina, 25 hingga 30 September mendatang. Tim-tim terbaik dari East Asia dan West Asia akan bertarung dengan empat tim terbaik di kawasan Asia yang disebut "Direct Spot". Empat tim ini dipilih langsung oleh FIBA Asia dan menjadi tim-tim unggulan. Empat tim Direct Spot dipilih dari Chinese Basketball Association CBA, Korean Basketball League KBL, B.League Jepang dan Philippine Basketball Association PBA.

Format kompetisi FIBA Asia Champions Cup yang baru membuat lebih banyak tim berpartisipasi. Sebelumnya, FIBA Asia Champions Cup hanya diikuti satu peserta dari masing-masing Zona. Peserta terbanyak hanya 10 tim. Tetapi tahun ini, sudah ada 16 tim yang bertanding. Delapan tim masih melaju ke babak selanjutnya.

Dengan format baru ini, FIBA akhirnya bisa mengukur bagimana level kompetisi lokal di negara tersebut. Contohnya, Pelita Jaya yang bisa memberikan gambaran pada tim-tim Asia tentang bagaimana level permainan Liga Bola Basket Indonesia (IBL). Selain meningkatkan jumlah penonton di negara sendiri, mereka juga menarik perhatian penggemar basket dari luar negeri.

Pada akhirnya, di Final 8 nanti terjadi pertarungan tim-tim terbaik. Misalnya, San Miguel Beermen dari Filipina akan bertemu juara Cina, Liaoning Flying Leopards. Lalu ada Al Riyadi sebagai juara bertahan bertanding melawan juara Korea, Seoul SK Knights. Ini adalah laga-laga impian yang ditunggu-tunggu oleh penggemar basket di Asia, dan belum pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.(*)

Foto: fiba.com

Komentar