Pelita Jaya Basketball Club (Indonesia) gagal membendung keperkasaan Mono Vampire Basketball Club (Thailand). Pelita Jaya kalah 81-94, di laga terakhir FIBA Asia Champions Cup 2018 SEABA Qualifier (Kualifikasi wilayah Asia Tenggara), di Nonthaburi, Thailand, Kamis, 10 Mei. Mono Vampire dinobatkan sebagai juara pada turnamen tersebut. Namun, hasil pertandingan ini tidak berpengaruh pada posisi kedua tim, sebab mereka sudah lolos ke "Road to Final 8 (East Asia)".

Dipimpin oleh Jason Brickman, Mono Vampire tampil dominan. Brickman yang tidak mencetak poin sama sekali di dua pertandingan sebelumnya, justru mampu menghasilkan 23 poin, 12 asis dan mencuri bola tiga kali saat bertemu Pelita Jaya. Ketenangannya mengatur serangan, serta chemistry yang baik dengan Mike Singletary membawa Mono Vampire unggul 60-44 di paruh pertama. Singletary menyumbangkan 17 poin dan 14 rebound di dua kuarter awal.

Penampilan Mono Vampire memang menurun di paruh kedua, karena kehilangan Singletary. Ia mengalami luka parah di bagian mata karena terkena sikut Jaleel Roberts saat berebut bola pantul. Tetapi hilangnya Singletary seolah tidak berpengaruh karena Chanachon Klahan mampu menggantikan perannya dengan baik.

Berikut beberapa faktor yang membuat Mono Vampire menang atas Pelita Jaya;

1. Akurasi Tembakan Bagus

Akurasi tembakan (Field Goals) Mono Vampire mencapai 52 persen (37 dari 71). Ini termasuk 15 tembakan tripoin yang berhasil dari 33 percobaan tembakan. Selain itu, pemain Mono Vampire juga memasukkan lima dari sembilan tembakan bebas. Salah satu yang membuktikan bahwa serangan mereka efektif adalah 15 poin dihasilkan dari serangan cepat (fast break).

2. Penampilan Impresif Jason Brickman

Jason Brickman leluasa mengobrak-abrik pertahanan tanpa bisa dihalau barisan garda Pelita Jaya. Brickman juga memenangkan duel satu lawan satu dengan Andakara Prastawa Dhyaksa. Brickman benar-benar menjadi otak serangan Mono Vampire. Ia memasukkan tiga dari lima percobaan tembakan tripoin. Lebih istimewa lagi, ia mencetak poin terbanyak dengan 23 poin dan mengirimkan 12 asis. Bermain penuh selama 40 menit, Brickman hanya melakukan satu pelanggaran dan tiga kali turn over.

3. Aroma Balas Dendam

Di SEA Games 2017 Kuala Lumpur lalu, timnas Thailand kalah 74-79 dari timnas Indonesia. Ternyata kekalahan menyakitkan itu masih membekas di benak empat pemain Mono Vampire yang ternyata masuk dalam timnas Thailand saat itu. Mereka adalah Darongpan Apiromvilaichai, Chanachon Klahan, Teerawat Chanthachon dan Chitchai Ananti.

Karena tahu bahwa Pelita Jaya sebenarnya timnas Indonesia, mereka ingin menuntut balas. Buktinya, keempat pemain tersebut tampil trengginas di laga melawan Pelita Jaya. Apiromvilaichai mencetak 19 poin. Di paruh pertama saja, ia mencetak akurasi tembakan 100 persen, yaitu dua tembakan dua angka dan empat tembakan tripoin. Kemudian Ananti juga pamer akurasi tembakan tripoin dengan memasukkan tiga dari delapan percobaan. Ananti menghasilkan 11 poin ditambah tiga asis dan tiga steal.

Meski hanya bermain selama 10 menit, Chanthachon bisa mencetak delapan poin, empat rebound dan satu blok. Terakhir ada Klahan yang tampil bagus menggantikan peran Mike Singletary. Klahan mencetak delapan poin, tujuh rebound, enam asis, satu steal dan satu blok.

4. Kekompakan Tim

Mono Vampire pernah tampil di FIBA Asia Champions Cup 2017 di Chenzhou. Kiprah mereka berakhir di babak delapan besar lantaran kalah 73-110 dari Al-Riyadi Lebanon. Tetapi faktanya, kerangka tim Mono Vampire tidak pernah berubah sejak saat itu, lalu menjadi finalis ASEAN Basketball League ABL 2017-2018, dan terakhir di FIBA Asia Champions Cup 2018 SEABA Qualifier.

Pemain yang tetap ada hingga sekarang adalah Jason Brickman, Mike Singletary, Sirapong Boonyai, Sorot Suthonsiri, Teerawat Chanthachon, Darongpan Apiromvilaichai dan Chanachon Klahan. Tim ini tetap dibawah asuhan pelatih Douglas Clark Marty asal Amerika Serikat.(*)

Foto: Facebook Basketball Thailand

Komentar