Pelita Jaya Basketball Club memastikan akan ada laga ketiga di final IBL 2018. Setelah kalah di laga pertama, Pelita Jaya bangkit dan memenangkan laga kedua atas Satria Muda Pertamina Jakarta, 94-78. Berlangsung di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 21 April, Pelita Jaya selalu unggul sejak kuarter pertama.
Berkebalikan dengan laga pertama, kali ini, empat pemain Pelita Jaya mencetak poin dengan digit ganda. Wayne Bradford mencetak poin terbanyak sekaligus dobel-dobel dengan 26 poin, 13 asis dan 9 rebound. Chester Jarell Giles menyusul dengan 18 poin, 8 rebound, 2 asis dan 5 blok. Amin Prihantono 15 poin dan Valentino Wuwungan 10 poin.
Bakal ketatnya laga sudah terasa sejak para pemain memasuki lapangan. Bertindak sebagai tuan rumah, panitai hanya menyebutkan nama-nama pemain Pelita Jaya. Satria Muda yang menyusul kemudian hanya disebutkan nama timnya saja.
“Itu keuntungan menjadi tuan rumah. Apapun bisa mereka lakukan, seperti di luar negeri, ada yang di ruang gantinya dibikin panas misalnya. Atau suasananya ungu, biar lawan lemas. Kami sudah siap dengan itu. Apapun yang terjadi. Terima kasih diingatkan, agar besok kami lebih termotivasi,” ujar Youbel Sondakh, kepala pelatih Satria Muda perihal tidak dipanggilnya nama-nama para pemainnya di awal laga.
Kuarter pertama jelas menjadi milik Pelita Jaya. Wayne Bradford tancap gas untuk menjadi motor permainan cepat. Pelita Jaya langsung unggul 17-0 sebelum forwarda Satria Muda Jamarr Andre Johnson mampu memecah telur poin Satria Muda. Pelita Jaya menutup kuarter ini dengan keunggulan 36-17. Bradford sudah mencetak 11 angka dan akurasi Pelita Jaya mencapai angka 66,7 persen. Tembakan-tembakan tripoin Pelita Jaya hanya satu yang meleset dari enam kali percobaan.
“Kami memulai pertandingan dengan bagus. Para pemain disiplin menjalankan apa yang harus mereka jalankan. Mereka juga telaten dan berlanjut terus sampai pertandingan selesai,” jelas Johannis Winar, kepala pelatih Pelita Jaya.
Dua pemain andalan kedua tim, Dior Lowhorn dan Giles tidak bermain di dua menit awal kuarter kedua. Kondisi ini sempat menguntungkan Satria Muda yang perlahan-lahan mulai menemukan momentum. Tertinggal 19 poin di akhir kuarter pertama, Satria Muda mengejar bahkan mampu mendekat hingga selisih delapan poin. Situasi ini tidak bertahan lama karena Amin Prihantono memasukkan sebuah tripoin, disusul tripoin lain dari Valentino Wuwungan dan permainan tripoin (three point play) yang didapatkan Wayne Bradford. Pelita Jaya masih unggul 57-40 di akhir kuarter kedua.
“Begitulah basket. Kami berlari mengumpulkan poin, dibalas lagi, mereka yang berlari. Masalahnya, kami sudah tertinggal jauh di awal tadi,” jelas Youbel Sondakh tentang momentum di akhir kuarter kedua yang sempat ia dapatkan.
Mematikan pergerakan Dior Lowhorn tampaknya menjadi strategi jitu yang dijalankan Pelita Jaya. Lowhorn yang bermain sebagai senter memang sangat dominan ketika berada di bawah ring, terutama saat menyerang. Sepanjang laga, Lowhorn menerima 13 kali pelanggaran personal. Ia mendapatkan bonus 18 kali tembakan gratis, namun hanya memasukkan 10 di antaranya. Di akhir laga, walau kerap dilanggar, Lowhorn masih saja dominan dengan raihan 33 angka.
Keunggulan jauh di kuarter pertama memang sangat menguntungkan Pelita Jaya. Di kuarter kedua dan ketiga, Satria Muda unggul dua dan tiga poin dan hanya tertinggal dua poin di kuarter keempat. Poin-poin Pelita Jaya di kuarter pertama juga banyak yang dihasilkan dari serangan balik cepat (fast break). Pelita Jaya mencetak 13 poin dari serangan cepat di kuarter pertama sementara Satria Muda tidak sama sekali.
Selain Lowhorn, satu pemain Satria Muda lain juga mencetak poin dengan digit ganda. Ia adalah Jamarr Andre Johnson. Jamarr yang mencetak dobel-dobel di laga pertama, kali ini membukukan 16 poin dan 5 rebound.
Kedudukan, 1-1, membawa laga final ke pertandingan ketiga atau penentuan. Laga ini akan berlangsung tanggal 22 April, masih di rumah Pelita Jaya, GM Soemantri Brodjonegoro. Siapapun yang menang, maka dialah juara IBL 2017-2018.(*)
Foto: Ben Chandra