Satria Muda Pertamina Jakarta punya modal kuat untuk merebut gelar juara IBL 2018. Menghadapi Pelita Jaya Basketball Club di laga pertama final yang berlangsung tanggal 19 April di Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Arki Dikania Wisnu dan kawan-kawan menang, 73-63. Satria Muda selalu unggul sejak menit pertama tanpa pernah dilampaui Pelita Jaya.

“Belum selesai. Masih akan ada pertandingan kedua. Kami akan kembali lagi dan fokus. Setidaknya seperti pertandingan pertama tadi, atau harusnya bisa lebih,” ujar kepala pelatih Satria Muda Youbel Sondakh mengomentari kemenangan timnya.

Senter asing Dior Alexandros Lowhorn menjadi pusat serangan-serangan Satria Muda. Lowhorn menjadi pengumpul angka terbanyak dengan total raihan 17 poin. Performa baik juga ditunjukkan pemain naturalisasi Jamarr Andre Johnson. Tampil selama hampir 37 menit, Jamarr mencetak dobel-dobel, 15 poin dan 11 rebound. Arki yang hanya bermain sebanyak delapan laga di musim reguler, di laga pertama final 2018 ini menyumbangkan 13 poin, 5 rebound dan 2 asis.

Satria Muda bermain cepat dari kuarter pertama. Seperti yang telah diduga, Dior Lowhorn akan menjadi momok Pelita Jaya di bawah ring. Setelah mencetak angka dari area kekuasaannya, Lowhorn juga memasukkan satu tripoin untuk membawa Satria Muda langsung unggul 7-0 di kuarter pertama. Pelita Jaya baru mampu mencetak angka setelah mengambil time out. Akurasi Pelita Jaya di kuarter pertama hanya 20 persen, sementara Satria Muda 36,8 persen.

Unggul 20-12 di kuarter pertama, raihan poin Satria Muda kalah di kuarter kedua. Pelita Jaya mampu mengumpulkan 15 poin, dan Satria Muda hanya 12. Namun, secara keseluruhan, Satria Muda masih unggul, 32-27.

Kuarter ketiga dimulai dengan dua tembakan gratis dari Amin Prihantono yang dilanggar oleh Avan Seputra (unsportsmanlike foul) di ujung kuarter kedua. Pada kuarter ini, Satria Muda menambah 23 poin denagn akurasi tembakan mencapai angka 54 persen. Sebaliknya, Pelita Jaya masih belum mampu menajamkan tembakan. Xaverius Prawiro dan kawan-kawan hanya memasukkan kurang dari 30 persen total tembakannya.

Jamarr bermain penuh di kuarter ketiga. Ia sudah tiga kali mencuri bola (steal). “Siapa yang meragukan (Jamarr)? Setiap orang boleh berpikir apa saja. Apapun yang terjadi di musim reguler, yang penting adalah sekarang. Para pemain kami melakukan tugas-tugasnya,” komentar Arki tentang Jamarr setelah laga.

Derasnya tembakan tiga angka dari Satria Muda menjadi salah satu faktor yang membuat Pelita Jaya kesulitan mengejar. Sepanjang laga, Satria Muda melepaskan 28 kali tembakan tripoin, dan 13 di antaranya atau 46,4 persen masuk. Satria Muda mendulang 39 poin dari tripoin.

Pelita Jaya yang juga memiliki para penembak jarak jauh yang cukup tajam pada diri Xaverius Prawiro, Amin Prihantono dan Respati Ragil Pamungkas tak mampu memberikan penyeimbang. Tripoin Pelita Jaya hanya 15 persen yang menemui sasaran, alias hanya 3 yang masuk dari 20 percobaan.

“Satria Muda bermain luar biasa. Akurasinya tinggi sekali, sementara pertahanan kami kurang rapi,” kata kepala pelatih Pelita Jaya Johannis Winar. “Kami memberikan momentum kepada mereka. Dari awal mereka sudah percaya diri. Mau tembak dari mana saja, bola masuk.”

Laga kedua akan berlangsung hari Sabtu, 21 April di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro (GMSB), Kuningan, Jakarta Selatan. Laga ini akan sangat krusial. Bila Satria Muda menang, mereka otomatis menjadi juara. Namun bila Pelita Jaya mampu unggul, maka akan digelar laga ketiga untuk menentukan juara IBL 2018. Laga ketiga, bila dibutuhkan, juga akan digelar di GMSB.(*)

Komentar