Evolusi Dahsyat Eastern Conference di NBA 2015-2016

| Penulis : 

Dalam 10 tahun terakhir, hanya sekali saja ada peringkat 8 dari Wilayah Timur yang finis dengan rekor kemenangan lebih banyak. Ia adalah Philadelphia 76ers dengan rekor 35-31 di musim lockout 2011-2012. Dan apabila musim itu mau kita cabut, maka tak satupun tim peringkat 8 dari wilayah timur yang punya rekor kemenangan lebih baik daripada kekalahan selama 10 tahun terakhir.

Tak heran, Eastern Conference sering jadi bulan-bulanan, terutama dalam lima tahun terakhir. Hanya empat tim teratas saja yang berkompetisi, sisanya hanya jadi pelengkap saja. Ditambah lagi, tim yang memiliki LeBron James di dalam skuatnya selalu saja masuk final NBA dalam lima tahun terakhir (Miami 2011-2014, Cavs 2015).

James begitu merajai Eastern Conference sampai-sampai tak membuka peluang tim lain untuk diapresiasi. Apalagi dengan sebegitu kompetitifnya wilayah Barat. Bahkan sampai-sampai tercetus wacana agar sistem Conference dihilangkan, jadi 16 tim terbaik lah yang bisa masuk playoff. Terlebih biasanya peringkat ke-9 atau 10 di Barat, lebih baik daripada peringkat 7 dan 8 di Timur.

Contohnya musim lalu, Oklahoma City Thunders yang finis di posisi 9 di Barat dengan rekor 45-37, bisa menempati peringkat 6 di Timur yang dihuni Bucks dengan rekor 41-41. Atau lebih ekstrem lagi di musim 2013-2014, ketika Phoenix Suns yang bercokol di posisi 9 Barat, bisa menempati peringkat ke-3 di Timur! Yang saat itu ditempati Raptors dengan rekor sama seperti Suns, 48-34.

Kejomplangan ini sangat nyata terasa, setidaknya sampai musim lalu. Tapi tahun ini, perubahan besar terjadi di Timur. Washington Wizards, Chicago Bulls, Brooklyn Nets, Milwaukee Bucks yang musim lalu merupakan empat tim yang masuk ke playoff kini gagal masuk playoff. Tersisa Bulls saja di peringkat 9 yang tinggal menunggu waktu sebelum gagal.

Empat tim baru yang tahun lalu terlunta-lunta, kini masuk ke dalam Playoff. Ada Miami Heat di peringkat 5, Charlotte Hornets di peringkat 6, Indiana Pacers di peringkat 7, dan Detroit Pistons di peringkat 8. Sebagai catatan, tak ada satupun dari empat tim ini yang memiliki 40 kemenangan musim lalu, tapi kini semua sudah mengantongi 40 kemenangan.

Yap, artinya, untuk sekian lama, kini delapan tim dari Eastern Conference yang masuk ke playoff akan memiliki rekor kemenangan lebih tinggi daripada kekalahan. Peringkat delapan Detroit Pistons punya rekor 41-36. Yang berarti mereka cukup memenangkan satu game yang tersisa saja untuk punya rekor di atas .500

Bagaimana perubahan besar ini bisa terjadi dalam waktu semusim saja?

Kalau kita cermati, keempat tim ini, mengalami transformasi yang sebenarnya dapat diduga. Miami Heat tahun lalu ditinggalkan Lebron sehingga kepayahan mencari formula tim yang baru, tapi kini, mereka komplit. Ada Goran Dragic yang performanya baik, ada Hassan Whiteside yang bermain seolah Shaquille O'Neal, ada duo rookie Justise Winslow dan Josh Richardson yang solid. Ada pula Luol Deng, Amare Stoudemire dan Gerald Green yang berpengalaman.

Charlotte Hornets melepas si biang kacau Lance Stephenson dan merekrut pemain multifungsi Nic Batum. Hasilnya, racikan yang sempurna disertai defense ala Steve Clifford yang begitu tangguh. Ditambah lagi Kemba Walker mengalami breakout season dan tampil sangat agresif.

Indiana Pacers juga merayakan kembalinya Paul George setelah cedera dengan cukup baik. Mereka kedatangan rookie Myles Turner yang tangguh dalam defense dan ofense. Juga ada sumbangsih dari Monta Ellis yang membantu Paul George dalam ofense. Perlu diingat, dua musim sebelum ini, Pacers adalah pemiliki rekor terbaik di wilayah Timur.

Detroit Pistons justru jadi cerita ajaib musim ini. Cedera point guard andalan mereka, Brandon Jennings membuat Reggie Jackson yang tadinya hanya bench player, naik jadi point guard utama. Dan hasilnya luar biasa, Jackson dan Drummond berhasil jadi duet maut dan unstopabble. Dan ketika akhirnya Jennings ditrade ke Orlando untuk Tobias Harris, maka skuat Pistons makin dalam. Tapi ini tak lepas dari nasib buruk Chicago Bulls yang kelimpungan ketika bintang mereka, Jimmy Butler didera cedera.

Kondisi terbalik terjadi di Wilayah Barat, yang hanya didominasi oleh dua tim super, Warriors dan Spurs. Terjadi ketidakberimbangan di Barat. Sesuatu yang biasanya identik dengan Eastern Conference. Dan tampaknya, untuk musim-musim ke depan kita bisa mengharapkan Eastern Conference bisa jauh lebih kompetitif daripada yang ada sekarang.

Apalagi melihat Milwaukee Bucks yang berisi pemain-pemain muda bertalenta telah menemukan formula ampuhnya beberapa game terakhir. Washington Wizards akan berusaha mati-matian mendapatkan Kevin Durant di offseason nanti. New York Knicks juga akan berusaha untuk menyusun skuat yang suportif untuk Carmelo dan Porzingis. Orlando Magic, dengan lima starter mudanya siap menunjukkan atletisitasnya.

Chicago Bulls? Pasti bangkit dari keterpurukan. Philadelphia 76ers? Akan kedatangan tiga bintang baru, Joel Embiid, Dario Saric dan lottery pick mereka. Brooklyn Nets? Errr, nampaknya hanya mereka yang tak akan berubah lebih baik.

Semoga saja, dominasi Western Conference, perlahan-lahan bisa diimbangi oleh Eastern Conference sehingga terjadi keseimbangan di NBA.(*)

Gambar: NBA/GettyImages

Populer

Golden State Warriors Terjun Bebas
LeBron James Menangkan Lakers di Tengah Drama dan Kekacauan Utah Jazz!
Rumor NBA, Dua Pemain Dikaitkan Dengan Dallas Mavericks
Steve Kerr Merindukan Kevin Durant
Kyrie Irving Sebut Celtics Sebagai Tim Super
Giannis Antetokoumpo Cetak Sejarah Saat Bucks Menggilas Wizards
LeBron James Ingin Pensiun Sebelum Masa Jayanya Berakhir
Donovan Mitchell Meledak di Kuarter Keempat, Hentikan Tren Positif Celtics
Hanya James Harden & Stephen Curry yang Capai 3 Ribu Tripoin
Victor Wembanyama Pimpin Spurs Kalahkan Kings Dengan Penampilan Terbaiknya