Nike baru saja merilis inovasi terbaru. Mereka menamainya dengan FlyPrint 3D. Inovasi ini merupakan pengembangan lanjutan dari teknologi rajut (flyknit) yang mereka kenalkan pada 2012 silam. Lewat teknologi ini, Nike mampu mengembangkan efisiensi produksi sepatu hingga 11 kali lebih cepat dengan menggunakan dasar data geometrik kekuatan atlet.

Hampir semua sepatu olahraga besutan Nike menggunakan flyknit di bagian atas (upper) sepatu karena dianggap ringan. Seakan belum puas, Nike ingin sesuatu yang lebih efisien dan akurat. Itulah motif di balik pengenalan FlyPrint 3D. Proses pengolahan flyknit baru ini disebut Solid Deposit Modelling. Rajutan berbahan TPU (Thermoplastic Polyutherane) dilelehkan lalu dibentuk seperti benang-benang yang kemudian dibelokkan mengikuti data geometrik kaki atlet hingga membentuk selapis bagian atas sepatu. Proses ini tidak menggunakan panel, jahit, maupun pengeleman layaknya proses produksi sepatu konvensional.

Atlet yang jadi bahan uji coba prototipe FlyPrint 3D adalah Eliud Kipchoge. Ia adalah pelari Kenya peraih medali emas Olimpiade 2016 di cabang lari marathon.

Nike menggunakan data statistik geometrik kaki Kipchoge ketika berlari. Seluruh gerakan otot yang ada di kaki pelari 34 tahun tersebut jadi dasar pembuatan sepatu lari berbahan FlyPrint 3D pertama bernama Nike Zoom Vaporfly Elite Flyprint. Sepatu ini 11 gram lebih ringan dari edisi sebelumnya, Nike Zoom Vaporfly Elite.

Terdapat beberapa keuntungan yang ditawarkan Nike lewat teknologi barunya ini. Selain lebih ringan, teknologi FlyPrint 3D punya pori-pori lebih baik sehingga kaki “bernafas” ketika sedang mengenakannya. Bahan atasan ini juga mampu meresistensi gesekan antara kulit kaki dan bagian dalam sepatu bila mengenakan ukuran yang pas di kaki. Nike juga menambahkan, FlyPrint 3D lebih tahan air sehingga sepatu tidak lebih berat ketika kaki sedang berkeringat.

Pengenalan Nike Zoom Vaporfly Elite Flyprint akan dilakukan Kipchoge saat mengikuti gelaran akbar London Marathon 2018 yang diadakan pada 22 April 2018. Nike rencananya akan menjualnya dalam jumlah sangat terbatas di London sebelum akhirnya merilis global sepatu berteknologi terbaru ini.

Foto: Nike

Komentar