Yogyakarta benar-benar jadi kota bertuah bagi Stapac Jakarta. Menghadapi Pelita Jaya Basketball Club di GOR UNY, Kamis malam, 5 April, Stapac berhasil memenangkan laga pertama semifinal IBL 2017-2018. Stapac menang, 69-58. Dari detik pertama hingga akhir, Pelita Jaya sama sekali tidak pernah menyamakan kedudukan, terlebih melampaui poin Stapac.

Bintang kehebatan Stapac adalah duet Kore White dan Dominique Williams. Dom Williams menghasilkan 18 poin, 11 rebound dan 5 asis. Sementara White mencetak 20 poin, 12 rebound dan 2 asis. Sejak kehadiran White di tengah musim yang datang menggantikan Nate Barfield, Stapac belum pernah kalah alias sudah menang delapan kali berturut-turut.

Di kubu Pelita Jaya, poin tertinggi diraih oleh Wayne Bradford dan C.J. Giles. Keduanya masing-masing hanya mencetak 11 angka saja. Tercatat, Wayne melepaskan 24 kali tembakan (terbanyak di antara semua pemain) dan hanya memasukkan 5 saja di antaranya. "Lihat saja nanti di hari Sabtu (laga kedua)," kata Wayne mengomentari permainannya.

Dua tembakan tripoin dari masing-masing Dom Williams dan Kore White langsung membawa Stapac unggul 6-0 di awal kuarter pertama. Stapac juga menambah angka melalui dua tembakan tripoin lainnya yang datang dari Andakara Prastawa dan Abraham Damar Grahita. Di bawah ring, Stapac juga mendapat sokongan kekuatan dari Vincent Rivaldi Kosasih yang mencetak empat angka hasil dari tiga kali percobaan tembakan. White dan Williams masing-masing sudah mencetak 7 poin untuk membawa Stapac unggul sementara 26-16. Empat dari tujuh tripoin Stapac menembus sasaran.

“Keunggulan di kuarter pertama membuat ritme permainan mereka terganggu atau tidak seperti biasanya. Strategi Coach Bong (Geraldo Ramos, kepala pelatih Stapac) yang ingin kami selalu agresif berhasil dijalankan dengan baik,” jelas A.F. Rinaldo, asisten pelatih Stapac Jakarta. “Saat bertahan, kami juga berhasil mengunci target man mereka. Ragil kami kunci dengan baik.”

Laga di kuarter kedua berjalan seimbang. Stapac dan Pelita Jaya masing-masing mencetak 14 angka. Pelita Jaya yang mencoba memberi perlawanan melalui serangan-serangan di bawah ring kesulitan menghadapi kukuhnya pertahanan Stapac yang digalang oleh White, M. Isman Thoyib dan Vincent. Keseluruhan 14 poin Pelita Jaya berasal dari tembakan di luar area kunci.

“Kami sempat tersendat di kuarter kedua. Mereka mengubah pola pertahanan dari man to man ke zona. Tapi kami berhasil memecah itu dengan bermain cepat. Memaksa mereka tetap main man to man sehingga pertahanan zona mereka tidak berjalan baik,” tambah Rinaldo.

Pelita Jaya sempat mendapat angin segar ketika memulai laga kuarter ketiga dengan memasukkan dua kali tripoin. Satu berasal dari Valentino Wuwungan dan satu lagi dari Xaverius Prawiro. Berhasil memperkecil selisih ketertinggalan menjadi hanya lima angka, 45-50, Pelita Jaya harus bermain hati-hati karena senter C.J. Giles sudah melakukan empat kali pelanggaran personal.

Walau selisih keunggulan terbesar Stapac hanya 12 poin dan itu terjadi di kuarter pertama, Pelita Jaya benar-benar kesulitan mengejar. Akurasi tembakan Pelita Jaya buruk di angka 29,3 persen. Pelita Jaya akhirnya berhasil menambah 10 poin di kuarter keempat melalui serangan di area lubang kunci. Namun Stapac selalu berhasil mempertahankan keunggulan. Satu tembakan tripoin dari Mei Joni menutup laga dan untuk kali pertama sepanjang laga Stapac unggul dengan selisih 13 poin.

“Saya harus membenahi pertahanan. Pertahanan kami gampang sekali dilewati,” jelas Johannis Winar, kepala pelatih Pelita Jaya seusai laga. “Kami memang agresif. Tapi pertahanan kami jelek sekali.”

Laga kedua semifinal akan berlangsung di C-Tra Arena Bandung pada tanggal 7 April. Bila Stapac kembali menang, maka mereka berhak ke final dan bertemu Satria Muda Pertamina Jakarta. Namun bila Pelita Jaya berhasil menyamakan kedudukan, maka akan ada laga ketiga yang akan digelar di tempat yang sama pada tanggal 8 April.(*)

Foto: Hariyanto 

Komentar