Naismith Memorial Basketball Hall of Fame, begitulah nama lengkap bangunan yang berdiri di 1000 Hall of Fame Avenue di Springfield, Massachusetts, Amerika Serikat. Sebuah bangunan bersejarah yang sekaligus merangkum berbagai cerita pelaku bola basket dari seluruh dunia. Kini ia tegak berdiri di sana sebagai perpustakaan olahraga terlengkap untuk mengenalkan dan melestarikan sejarah olahraga permainan tersebut.
Pada mulanya, Hall of Fame didirikan seorang bekas direktur atletik di Colby College bernama Lee Williams pada 1959. Ia mendirikan itu untuk sang pencipta basket, James Naismith. Mereka lalu melantik angkatan pertama di tahun yang sama, termasuk memasukkan nama Naismith ke dalam deretan Hall of Famer
Kendati demikian, Hall of Fame justru kesulitan dana untuk membangun fasilitas mereka pada 1960-an. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk tetap berjalan sampai setengah dekade kemudian meski bangunannya belum sempurna. Seiring berjalannya waktu, mereka pun berhasil mengumpulkan cukup dana untuk membuka Hall of Fame secara resmi pada 17 Februari 1968 di Springfield College.
Setelah berjalan selama 17 tahun sejak pertama kali dibuka, Hall of Fame semakin populer. Ada lebih dari 630.000 pengunjung datang ke sana untuk menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana sejarah basket dari masa ke masa. Dengan kesuksesan itu, Hall of Fame mendirikan bangunan baru di samping Sungai Connecticut di Springfield dan pindah ke sana.
Pada 2002, Hall of Fame kembali memindahkan isi sejarah mereka ke bangunan baru di Springfield. Arsitektur bangunan itu dibuat meyerupai bola dengan warna perak metalik yang diapit dua bangunan simetris memanjang ke kedua sisinya. Ada berbagai fasilitas di dalam, seperti restoran dan toko oleh-oleh. Kini Hall of Fame sudah lebih maju dan memanjakan pengunjungnya dengan aneka sajian, dari sejarah sampai hiburan.
Bangunan Naismith Memorial Basketball Hall of Fame di Springfield, Massachusetts, Amerika Serikat. Foto: Hoophall.com
Pada 2018 ini, Hall of Fame kembali mengumumkan nama-nama tokoh yang dilantik sebagai Hall of Famer. Ada total 13 nama yang berhasil menjadi finalis, di antaranya merupakan bekas pemain NBA dan WNBA. Salah satunya Grant Hill, bekas pemain NBA yang juga punya prestasi mentereng di level universitas.
(Baca juga: Steve Nash, Jason Kidd, Ray Allen Masuk ke Deretan Hall of Fame 2018)
Hill akan dilantik secara resmi pada 7 September 2018 mendatang. Namun, perdebatan di media sosial justru datang ketika namanya diumumkan sebagai finalis. Warganet mempertanyakan kapabilitas Hill sebagai seorang Hall of Famer karena karirnya di NBA dinilai tak cukup mentereng. Namun, sebagian orang justru melihatnya memiliki karir cemerlang di universitas.
Ketika bicara Hall of Fame, terpilihnya seseorang ke deretan bergengsi itu tidak dinilai hanya dari karir profesionalnya. Hall of Fame bahkan melantik orang yang mendedikasikan dirinya untuk basket meski ia tidak bermain basket profesional. David Stern, komisioner NBA terdahulu, jelas menjadi salah satu contohnya. Ia dilantik Hall of Fame karena dedikasinya kepada basket, termasuk membangun WNBA dan draft.
Grant Hill, legenda Duke University sekaligus bekas pemain NBA, yang akan dilantik sebagai Hall of Famer pada September 2018 mendatang. Foto: Doug Pensinger/Getty Images
Maka, seperti apa sebenarnya ketentuan dan proses pemilihan nama-nama penerima gelar Hall of Famer?
Sesuai dengan panduan Basketball Hall of Fame (BHOF), nama-nama yang bisa masuk ke Hall of Fame harus memenuhi kriteria berikut:
Pemain: seorang pemain harus sepenuhnya pensiun selama tiga tahun (sebelumnya lima tahun kemudian diubah lagi menjadi empat tahun pada 2016 dan tiga tahun pada 2017). Pemain bisa dilantik ketika ia memasuki tahun keempatnya. Jika para periode tersebut pemain kembali bermain dan mengakhiri masa pensiunnya, BHOF akan mengaji ulang pemain tersebut.
Pelatih: seorang pelatih harus sepenuhnya pensiun selama tiga tahun atau—jika ia masih aktif melatih (entah itu asisten pelatih atau kepala pelatih di tingkat SMA, universitas, dan atau profesional)—telah berkarir selama sedikitnya 25 tahun dan berusia setidaknya 60 tahun. Pelatih tersebut bisa dilantik ketika memasuki tahun keempatnya setelah pensiun atau tahun ke-26 jika masih melatih dan usianya genap 60 tahun.
Wasit: seorang wasit harus sepenuhnya pensiun selama tiga tahun atau—jika masih aktif bertugas—telah berkarir selama sedikitnya 25 tahun.
Kontributor: seorang kontributor berhak dilantik kapan pun selama ia memberikan kontribusi signifikan kepada basket. Kontribusi signifikan itu dinilai oleh BHOF, Dewan, dan atau Komite Pemilihan Langsung Kontributor (Contributor Direct Elect Commitee).
Isi bangunan Naismith Memorial Basketball Hall of Fame di Springfield, Massachusetts, Amerika Serikat. Foto: James Whall/NJ.com
Proses Pemilihan
Proses seseorang menjadi Hall of Famer sebenarnya cukup panjang. Awalnya, BHOF mengumpulkan segala informasi tentang calon; mulai dari kliping berita, artikel majalah, atau data informatif dan faktual lainnya. Berkas tersebut lalu serahkan kepada presiden dan CEO BHOF pada 31 Oktober-2 Desember. Calon dengan berkas yang cukup lalu disajikan kepada Komite Saring (Screening Commitee).
Ada empat Komite Saring, di antaranya: Amerika Utara (North America), Perempuan, Veteran (seorang individu yang telah pensiun dari karirnya selama 35 tahun), dan Internasional. Komite Amerika Utara terdiri dari sembilan anggota sementara lainnya masing-masing tujuh. Komite-komite ini akan meninjau dan merekomendasikan individu-individu untuk ditinjau ulang oleh Komite Kehormatan.
Untuk membuat namanya maju ke Komite Kehormatan, seorang individu membutuhkan jumlah minimum suara dari Komite Saring (Amerika Utara setidaknya 7 dari 9 dan lainnya setidaknya 5 dari 7). Jika individu itu tidak menerima suara selama tiga tahun berturut-turut (0-27 atau 0-21) pencalonannya ditangguhkan selama lima tahun setelah berkasnya ditinjau Komite Saring. Sementara itu, tidak ada batasan jumlah tahun bagi individu yang gagal dilantik kecuali ia tidak mendapat satu suara pun selama tiga tahun berturut-turut. Komite Saring dapat mengajukan sejumlah finalis kepada Komite Kehormatan sebagai berikut: Amerika Utara 10 dan lainnya 2.
Setelah pemungutan suara dari Komite Saring, kandidat yang direkomendasikan untuk diajukan ke Komite Kehormatan akan ditinjau terlebih dahulu oleh Dewan Pengawas BHOF. Pada saat itu, Dewan Pengawas menentukan kelayakan seorang individu; menilai apakah kandidat telah menjaga integritasnya. Barulah setelah itu masalah ini diberikan kepada Komite Kehormatan.
Tujuan Komite Kehormatan adalah untuk meninjau kembali catatan seorang calon sebelum memberikan suara yang mendukung orang tersebut ke BHOF. Ada 24 orang dari masing-masing empat Komite Kehormatan. Mereka termasuk Hall of Famer, eksekutif, media dan kontributor lain. Kelompok inti dari 12 orang duduk di semua empat komite. Sisanya, para spesialis masing-masing 12 orang, ditambahkan ke Komite Amerika Utara, Perempuan, Veteran, dan Internasional. Para spesialis ini memiliki pemahaman yang mendalam tentang kategori tertentu. Seorang kandidat membutuhkan minimal 18 suara dari Komite Kehormatan untuk dimasukkan ke dalam BHOF.
Jika Komite Kehormatan tidak memilih kandidat selama lima tahun berturut-turut, pencalonan orang itu akan ditangguhkan selama lima tahun. Setelah periode lima tahun ini, kandidat akan memenuhi syarat untuk dipertimbangkan kembali oleh Komite Saring.
Secara garis besar, begitulah proses terpilihnya seseorang menjadi finalis Hall of Fame. Namun, pada perjalanannya, proses kurasi ini justru menemui perdebatan. Salah satu kontestasinya berkutat pada keterbukaan penilai dalam proses pemilihan. Masalah Grant Hill, di sisi lain, juga merupakan perdebatan yang kerap muncul meski, bagaimanapun, para Hall of Famer terpilih melalui proses panjang seperti dijabarkan di atas.
Foto: James Whall/NJ.com