Kalau kembali ke hari terakhir musim reguler, Bulls tak mungkin diunggulkan saat memasuki fase playoff. Mereka susah payah menempati peringkat 8 di Timur. Bahkan mungkin tak lebih layak daripada Miami Heat yang selama beberapa bulan terakhir tampil heroik mengejar defisit kemenangan mereka. Bulls sekilas bagai tim tua, sedikit rongsok, nyaris disfungsional.

Tapi keberuntungan bagi Bulls adalah keberadaan Boston Celtics di peringkat satu Timur. Berduel dengan Celtics jauh lebih menguntungkan ketimbang berjibaku versus Cavaliers. Sederhananya: lebih baik menghadapi Isaiah Thomas dibanding LeBron James. Terbukti Bulls unggul 2-0, kedua kemenangan diperoleh di kandang Celtics, TD Garden.

Tanpa bermaksud mendiskreditkan Celtics yang sudah bersusah payah memperoleh peringkat pertama, tapi Chicago Bulls adalah lawan yang sulit buat mereka. Skuat Chicago Bulls tak didesain untuk tampil prima selama 82 laga di musim reguler. Bulls didesain untuk mengobrak-abrik playoff.

Dwyane Wade, Rajon Rondo, Jimmy Butler punya segala nyali yang diperlukan saat playoff tiba. Didukung pemain lain yang punya kemampuan merata macam Nikola Mirotic, Michael Carter-Williams, Bobby Portis, Robin Lopez, dan lain-lain. Di atas kertas tim ini tak relevan untuk musim reguler, namun untuk playoff? Dwyane Wade adalah tiga kali juara dunia, Rajon Rondo sekali juara disertai pengalaman yang komplet. Jimmy Butler bermain seperti Kawhi Leonard versi Timur.

Sebetulnya skuat Celtics di atas kertas lebih unggul. Ada Al Horford, Jae Crowder, Isaiah Thomas, Avery Bradley, Marcus Smart, Kelly Olynyk, dan lain-lain. Tapi sekali lagi, tak ada satu pun pemain Celtics yang relevan untuk berbicara di playoff. Paling-paling hanya Al Horford yang pernah merasakan final wilayah. Itupun disikat LeBron James dengan kekalahan 4-0.

Celtics mungkin akan lebih beruntung apabila bersua Indiana Pacers atau Miami Heat. Bahkan Washington Wizards atau Toronto Raptors sekalipun. Apakah Celtics masih berpeluang untuk membalikan kedudukan setelah tertinggal 0-2 seperti ini? Di atas kertas mungkin saja. Toh, juara tahun lalu -Cavaliers- juga tertinggal 0-2, lalu 1-3 sebelum memperoleh kemenangan nomor empat di laga ketujuh.

Kekalahan di laga pertama hanya empat poin, tapi krusial karena Bulls berhasil mengoleksi 65 rebound, dan Celtics hanya 44 rebound. Padahal di kategori statistik lain Celtics cukup unggul. Kekalahan di laga kedua jauh lebih jelas, Celtics tak pernah mengungguli perolehan poin Bulls di empat kuarter. Untuk urusan rebound cukup berimbang dengan 43 rebound untuk Bulls dan 38 rebound untuk Celtics. Hanya saja Bulls berhasil menjaringkan 45 field goals, sementara Celtics hanya 38 field goals.

Melihat tren kemenangan dua pertandingan pertama, Bulls semestinya sudah menemukan formula untuk menaklukan Celtics. Sementara bagi Celtics yang secara kolektif sudah baik, diperlukan permainan luar biasa dari Isaiah Thomas dan Al Horford untuk mengangkat performa mereka. Mengingat Thomas masih dalam keadaan berkabung sepeninggal adiknya, publik masih menunggu ia kembali pulih ke dalam performa terbaiknya. Manakala Thomas dan Horford telah kembali ke performa mereka sebagai pemain berkaliber All-Star, barulah Wade-Butler-Rondo akan menemui perlawanan berarti.

Foto: Yahoo

Komentar