"Life would be tragic if it weren't funny."

—Stephen Hawking

 

Dunia baru saja kehilangan salah satu tokoh besarnya. Sang imuwan legendaris Stephen Hawking dikabarkan meninggal dunia Rabu pagi, 14 Maret 2018. Hawking, yang menjalani lebih dari separuh hidupnya di kursi roda akibat Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), meninggal di usia 76 tahun di kediamannya yang terletak di Cambridge, Inggris.

Ketiga anak Hawking menuturkan kabar duka itu kepada The Guardian. ”Kami sangat sedih atas meninggalnya ayah kami tercinta. Beliau adalah ilmuwan dan pria yang hebat, segala peninggalannya akan dikenang sepanjang masa. Keberanian, ketekunan serta selera humornya telah mengilhami banyak orang di dunia,” ungkap Lucy, Robert, dan Tim Hawking dalam pernyataan mereka.

“Ayah kami pernah berkata, 'Alam semesta tidak akan pernah cukup bila tidak menjadi rumah untuk orang-orang yang kalian cintai', kami akan merindukannya,” tambahnya.

Nama Hawking mencuat akibat beberapa teorinya tekait alam semesta dan waktu. Teori-teori tersebut merupakan kelanjutan dari teori-teori yang sebelumnya diungkapkan Albert Einstein.

Hawking, yang merayakan ulang tahun setiap 8 Januari ini, menggemparkan dunia pada tahun 1988 dengan meluncurkan buku “A Brief History of Time”. Buku tersebut tecatat sebagai buku terlaris selama 273 minggu sejak peluncurannya. Di sisi lain, buku tersebut juga dilabeli sebagai salah satu buku yang paling sulit dipahami dalam sejarah manusia.

Total, Hawking membuat tujuh buku hingga akhir hayatnya. Buku terakhir yang ia ciptakan rilis pada 2013 lalu dengan judul “My Brief History”. Ia juga telah banyak dianugerahi penghargaan terkait ketekunannya mempelajari alam semesta.

“Sayangnya tidak ada satupun orang yang mampu menemukan Black Hole. Kalau ada, saya pasti akan mendaptkan hadiah nobel ilmu pengetahuan,” kelakar Hawking semasa hidupnya.

Kehidupan Hawking bisa disaksikan dalam bentuk film biopik yang dimainkan Eddy Redmayne pada 2014 lalu. Film berjudul “Theory of Everything” tersebut masuk dalam daftar nominasi film terbaik di Oscar 2014. Nyaris seluruh jalan cerita film garapan James Marsh tersebut berdasarkan penuturan istri pertama Hawking, Jane Wilde.

Hawking didapuk sebagai ilmuwan kedua dalam sepanjang masa yang memiliki popularitas sekelas bintang rock setelah Einstein. Kepergian Hawking pun lantas mengundang reaksi beberapa tokoh dan lembaga di dunia. Majalah TIME dan lembaga luar angkasa Amerika Serikat, NASA, menjadi salah dua yang mengungkapkan bela sungkawanya di akun Twitter. Neil Tyson, salah satu ilmuwan luar angkasa asal New York, juga melakukan hal serupa melalui akun Twitter miliknya.

Tidak banyak manusia yang mau menghabiskan seluruh hidupnya untuk mempelajari alam semesta. Apa yang dilakukan Hawking semasa hidupnya, semoga bisa menjadi kunci kehidupan manusia di masa mendatang. Semoga, Sang Ilmuwan bisa istirahat dalam damai.

Foto: ABC 7 News

Komentar