Sejak 26 Maret 2014, Nike menetapkan tanggal tersebut sebagai hari Air Max (Air Max Day). Tanggal ini dipilih untuk mengingat kembali momen Nike memperkenalkan Nike Air Max 1 untuk pertama kali pada 26 Maret 1987. Sejak dirilis, teknologi bantalan udara ini jadi senjata ampuh Nike untuk merengkuh pasar sebanyak mungkin, serta mampu mendominasi di antara inovasi merek-merek lain.
Sketsa Nike Air Max 1 yang digambar Tinker Hatfield pada 1986.
Sejak awal, teknologi bantalan udara ini memang dikhususkan untuk pengembangan sepatu olahraga, terutama lari. Pengembangan sepatu lari menggunakan teknologi bantalan udara itu diberi nama Nike Air Max.
Dalang di balik Nike Air Max adalah Tinker Hatfield. Hatfield merupakan desainer pemegang gelar insinyur arsitektur. Namun, hal itu justru memberikannya inspirasi untuk mengembangkan Air Max dengan komposisi apik. Revolusinya telah tampak dari perkembangan bantalan udara di setiap rilis Nike Air Max.
Inilah rangkuman volume dan komposisi bantalan udara Nike Air Max yang dikembangkan Nike untuk Nike Air Max sejak 1987 hingga 2017.
Nike Air Max 1
Seri pertama yang jadi momentum untuk Nike Air Max. Sepatu ini sempat diragukan karena pihak Nike menganggap bantalan udara yang tampak dari luar rentan sobek.
Nike Air Max 90
Agar semakin nyaman, bantalan udara dibuat lebih besar. Sementara angka yang diambil bukan lagi nomor edisi, tapi tahun rilis.
Nike Air Max 180
Untuk edisi ini, Nike menjanjikan kenyamanan ekstra dengan memberikan bantalan udara lebih besar lagi. Anda bisa melihatnya 180 derajat bahkan dari bawah sepatu.
Nike Air Max 93
Setelah menggunakan angka yang menggambarkan sudut pandang bantalan udara, Nike kembali ke tahun perilisan. Air Max 93 dibuat dengan pandang bantalan udara hingga 270 derajat.
Nike Air Max 95
Untuk kali pertama, Nike mendistribusikan bantalan udara ke bagian depan dan belakang sepatu. Bagian atas pun mengalami perubahan.
Nike Air Max 97
Sepatu ini terinspirasi dari moncong kereta cepat shinkansen dari Jepang. Edisi ini memungkinkan Anda menginjak udara sepenuhnya.
Nike Air Max Plus
Distribusi bantalan udara dibuat lebih detail dengan memberikan pegas di bagian bawah tumit. Sementara bawah telapak kaki masih disediakan bantalan demi rasa empuk saat melangkah.
Nike Air Max 2003
Ini adalah Air Max pertama yang didesain selain oleh Tinker Hatfield. Desainer itu adalah Sergio Lorenzo. Lorenzo hanya menggunakan satu panel besar untuk bagian atas demi efektivitas berat sepatu.
Nike Air Max 360
Nike menggunakan slogan “Walk On the Air” untuk melengkapi momen perilisan edisi ini. Anda bisa merasakan seluruh bantalan udara di bawah dengan volume yang lebih besar dari sebelumnya.
Nike Air Max 2015
Menggunakan sol dari Air Max 360 dengan sedikit modifikasi, Nike memberikan sentuhan berbeda di bagian atas. Untuk kali pertama, seri Air Max menggunakan bahan nilon rajut (mesh) di bagian atas.
Nike Air Max Zero
Prototip yang sudah disusun Tinker Hatfield sebelum merilis Air Max 1. Namun, prototip Air Max Zero akhirnya ditolak karena dianggap terlalu futuristik di tahun 1987.
Nike Air VaporMax
Bantalan ekstra luas tampak dari seri terbaru di keluarga Air Max. Serta penggunaan bahan rajut (flyknit) menghiasi bagian atas sepatu. Selain untuk estetika, bahan ini digunakan untuk menghemat bobot sepatu.
Anda bisa mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai Nike Air Max dan Tinker Hatfield di Majalah Mainbasket edisi 66, Bulan Maret 2018. Sudah bisa dibeli di toko buku kesayangan di kota Anda.
Sumber Foto: Nike