Musim reguler NBA 2017-2018 sudah semakin mendekati akhir. Berdasarkan jadwal yang dirilis NBA di awal musim, musim reguler akan berakhir pada 11 April 2018 mendatang. Los Angeles Clippers dan Philadelphia 76ers adalah dua tim yang memiliki sisa laga terbanyak dengan 17 laga. Sejauh ini, Toronto Raptors, Boston Celtics, dan Houston Rockets adalah tiga tim yang telah memastikan diri lolos ke playoff.

Seiring akan berakhirnya musim reguler, pembicaraan tentang penghargaan individu mulai merebak. Sejak tahun 2013, total ada 10 gelar individu yang diberikan berdasarkan penampilan di musim reguler. Salah satu gelar tersebut adalah Rookie of the Year.

Rookie adalah julukan untuk pemain yang memainkan musim pertamanya di NBA. Tiap musimnya, ada sekitar 60 pemain baru yang masuk melalui dua putaran NBA Draft. Selain itu, pemain-pemain yang tidak terpilih dalam NBA Draft bisa masuk melalui jalur pemain bebas (free agent) dan tetap menyandang status rookie.

Di awal musim ini banyak sekali nama yang dijagokan untuk meraih gelar ini, terutama para rookie yang terpilih di urutan atas NBA Draft. Jayson Tatum, Lonzo Ball, Dennis Smith Jr., Josh Jackson, hingga Markelle Fultz adalah nama-nama yang diijagokan. Hingga NBA memasuki bulan Maret, gelar tersebut mengerucut pada dua nama, Donovan Mitchell dan Ben Simmons.

Mitchell dipilih Denver Nuggets pada urutan ke-13 pada 2017 lalu. Nuggets kemudian melakukan pertukaran dengan Utah Jazz yang membuat Micthell bertukar tim dengan Tyler Lydon dan Trey Lyles.

Mitchell sudah menunjukkan performa menjanjikan sejak laga pramusim bertajuk NBA Summer League. Berhadapan dengan Memphis Grizzlies, pemain bertinggi 191 sentimeter ini mencetak 37 poin dan 8 steal. Performa yang ia tunjukkan di pramusim tersebut membuatnya langsung mendapat tempat utama di musim reguler. Dalam empat laga awal Jazz, Mitchell turun sebagai lima utama sebanyak tiga kali.

Akan tetapi, penampilannya tak semoncer saat Summer League. Dalam empat laga tersebut, ia hanya mencatatkan rataan 8 poin, 1 rebound, 3,1 asis, dan 2 turnover per laga. Kepala pelatih Jazz, Quinn Snyder, langsung mengambil  keputusan untuk menarik Mitchell dari lima utama untuk pertandingan kelima.

Anomali terjadi, Mitchell justru tampil gemilang setelah bermain dari bangku cadangan. Dalam tujuh laga yang ia mulai dari bangku cadangan, ia mencetak 15,7 poin, 3 rebound, 1,7 asis, 1,4 steal, dan 2,2 turnover per laga. Setelah laga ke-11, Mitchell tidak pernah lagi memulai laga dari bangku cadangan. Secara keseluruhan, Mitchell telah bermain sebanyak 64 kali dari 67 laga dan menjadi starter di 56 pertandingan.

Mitchell kini mencatatkan rataan 19,8 poin, 3,6 asis, 3,6 rebound, 1,4 steal, dan 2,7 turnover per laga. Ia menjadi top skor tim sekaligus memimpin daftar rataan poin tertinggi para rookie. Selain itu, Mitchell juga membantu Jazz menorehkan 11 kemenangan beruntun pada kurun Februari lalu dan menjaga asa tim untuk melaju ke playoff. Jazz kini berada di peringkat sepuluh klasemen sementara Wilayah Barat dengan 37 kemenangan. Jumlah kemenangan yang sama dengan peringkat sembilan Denver Nuggets dan berselisih satu pertandingan dengan Los Angeles Clippers di peringkat delapan.

Catatan lain dari alumni University of Louisville musim ini adalah gelar juara kontes Slam Dunk dalam gelaran NBA All-Star Weekend pertengahan Februari lalu. Mitchell memupuk harapan para penggemar Jazz atas pemain bintang (franchise player) di tim mereka yang sebelumnya di sandang Gordon Hayward yang pindah ke Boston Celtics. 

Lain Mitchell lain pula perjalanan Benjamin David Simmons. Simmons pada faktanya adalah pilihan pertama Philadelphia 76ers pada NBA Draft musim 2016-2017. Sayangnya, ia hanya sempat tampil di enam laga Summer League sebelum akhirnya mengalami cedera patah kaki kanan. Diperkirakan hanya absen 3-4 bulan, Simmons akhirnya divonis absen satu musim penuh akibat lambatnya proses penyembuhan.

Dengan tidak memainkan satu pun laga musim lalu, maka Simmons masih terdaftar sebagai rookie musim ini. Kepala Pelatih Sixers, Brett Brown, sama sekali tidak meragukan alumni Louisiana State University (LSU) ini. Simmons langsung bermain sebagai lima utama di laga pembuka melawan Washington Wizards. Meski memiliki tinggi badan 208 sentimeter, Brown memainkan Simmons sebagai point guard. Ia langsung memberikan kontribusi besar dengan 18 poin, 10 rebound, 5 asis, 2 steal, dan 1 turnover.

Di laga keempatnya bersama Sixers, ia berhasil mencetak tripel-dobel pertama dalam karirnya dengan 21 poin, 12 rebound, dan 10 asis. Simmons hanya absen sekali dari 64 laga Sixers musim ini dan memainkan semuanya sebagai lima utama. 

Simmons kini memiliki rataan 16,3 poin, 7,6 rebound, 7,6 asis, 1,7 steal, dan 3,6 turnover per laga. Hanya ada dua rookie dalam sejarah NBA yang mampu mencatatkan rataan setara dengan Simmons. Dua pemain tersebut adalah legenda NBA, Oscar Robertson dan Magic Johnson. Bila Mitchell memimpin rookie dalam poin per laga, Simmons memimpin barisan rookie dalam rataan asis, rebound, dan steal.

Pemain berkebangsaan Australia ini menjadi bagian penting dari kebangkitan Sixers musim ini bersama Joel Embiid. Keduanya sempat mengantarkan Sixers menang tujuh laga beruntun di bulan Februari lalu. Sixers masih bertengger di peringkat keenam klasemen sementara Wilayah Timur dengan 36 kemenangan. Bila berhasil membantu Sixers ke playoff, ini akan menjadi playoff pertama Sixers sejak musim 2011-2012 lalu.

Konsistensi menjadi kunci mencuatnya nama keduanya dalam perebutan gelar Rookie of the Year. Meski sama-sama baru berusia 21 tahun, keduanya tidak ragu untuk mengemban beban tim di pundak mereka.

Mitchell sang pencetak angka ulung (scorer) dihadapkan dengan Simmons yang bermain menyeluruh (all-around). Menarik menunggu hingga akhir musim siapa yang dapat menggondol pulang gelar yang pernah diraih LeBron James, Kevin Durant, dan Damian Lillard ini. Sejauh mana keduanya membawa tim mereka melaju musim ini, mungkin, juga akan menjadi aspek pemilihan keduanya.

Jadi, Mitchell atau Simmons?

Foto: basketsessions.com, CBS, clutchpoints

Komentar