Kejadian walk out Pacific Caesar Surabaya yang menolak bermain melawan Stapac Jakarta di pertandingan kedua putaran pertama playoff IBL 2017-2018, Sabtu 10 Maret 2018 bukanlah kejadian pertama di dunia basket profesional Indonesia. Kami mencatat, setidaknya ada dua kejadian serupa yang terjadi beberapa tahun yang lampau.

(Baca juga: IBL Tegas, Pacific Mundur dan Tak Merasa Salah

 

1. Semifinal Kobatama 1999, Satria Muda Jakarta vs. Panasia Bandung (Garuda)

Kobatama adalah akronim dari Kompetisi Bola Basket Utama. Inilah kompetisi bola basket profesional kita sebelum berubah menjadi IBL dan NBL Indonesia. Kejadiannya di semifinal. Satria Muda Jakarta yang ditangani oleh Kepala Pelatih Rastafari Horongbala, menghadapi Panasia Bandung yang diasuh oleh Kepala Pelatih Deddy Kustanto. Panasia adalah salah satu nama lama dari Garuda Bandung.

Selain dari hanya memori mereka yang menyaksikan langsung, sulit mendapatkan cerita tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun kami berhasil menemukan seorang narasumber yang mengalami sendiri kejadian tersebut. Ia adalah Johanis Winar, small forward Panasia yang kini jadi kepala pelatih Pelita Jaya Basketball Club Jakarta. 

“Waktu itu sudah di kuarter empat. Saya tidak ingat pasti berapa skornya. Tapi, ketatlah. Terpaut dua atau tiga poin saja. Panasia waktu itu transisi offense. Saat mengoper, bola belok dan keluar lapangan. Wasit menyatakan bola untuk Satria Muda. Padahal logikanya, kalau bola tidak kena lawan, pasti arahnya lurus dan tidak belok dan out,” kenang Johanis Winar yang kini akrab kita kenal sebagai Coach Ahang.

“Terjadi protes-protes ke wasit yang berujung walk out. Pelatih sebenarnya tetap mau main. Tapi pemilik klub sudah tidak mau.”

Panasia kemudian memilih walk out. Menurut Coach Ahang, waktu itu masih tersisa 3 sampai 4 menit di kuarter terakhir. Walk out Panasia berarti Satria Muda melenggang ke final. Di pertandingan semifinal lainnya, Aspac Jakarta mengalahkan Bhinneka Solo.

Di final, Satria Muda mengalahkan Aspac. Inilah gelar juara perdana Satria Muda di antara rangkaian gelar juara IBL dan NBL Indonesia yang kemudian mereka rengkuh.

(Baca juga: Pacific Caesar Tak Hadir di Lapangan, Stapac Menang "Walk Out"

 

2. Semifinal Bimasakti Cup 2010, Satria Muda vs. Aspac Jakarta

Tahun 2010, IBL (edisi pertama) berakhir. Di tahun ini, 10 tim peserta sedang bersiap-siap menyambut liga baru bernama NBL Indonesia. Sebelumnya, klub Bimasakti Nikko Steel Malang mengadakan turnamen. Turnamen inilah yang dikenal dengan Bimasakti Cup 2010.

Kejadiannya lucu. Aspac sedang unggul 34-29 atas Youbel Sondakh dan kawan-kawan di kuarter ketiga. Insiden terjadi saat salah seorang pemain Aspac melakukan layup dan dilanggar pemain Satria Muda.

Wasit Teguh Caesar merasa melihat bola itu masuk (padahal bola tidak masuk!) dan meniup peluit foul. Aspac mendapat bonus tambahan satu kali tembakan bebas.

Pemain Satria Muda protes karena bola memang tidak masuk ketika terjadi foul. Mereka meminta wasit untuk membatalkan dua poin Aspac dan cukup memberikan dua kali tembakan gratis kepada Aspac (foul).

Wasit menuruti protes Satria Muda. Namun Aspac yang sudah melakukan sekali tembakan gratis menolak untuk melakukan tembakan gratis kedua dan memilih meninggalkan lapangan pertandingan. Satria Muda melenggang ke final, namun kalah dari Pelita Jaya yang menjadi juara dengan kedudukan akhir, 59-51.(*)

Foto: Hari Purwanto

(Baca juga: Resmi, Anton Waters Tak Boleh Main di Laga Kedua Playoff Pacific Vs. Stapac

 

Komentar