Perhelatan Indonesian Basketball League (IBL) 2017-2018 menuju babak pamungkas. Jadwal babak playoff pun telah dirilis kepada publik yang dimulai pada 9 Maret 2018. Persaingan untuk jadi yang terbaik tak hanya bagi tim, tapi juga pemain. Pebasket profesional itu berlomba jadi pemain terbaik atau MVP (Most Valuable Player) lewat kontribusi maksimal serta performa apik di lapangan. Selain MVP, masih ada gelar lain yang tak kalah mentereng.
Diantara calon penerima gelar pemain terbaik itu, terdapat nama Nuke Tri Saputra. Pemain andalan Pacific Caesar Surabaya ini tampil mengesankan bagi timnya. Bukti kontribusinya, mampu mengantarkan timnya lolos ke babak playoff. Sementara gaya permainannya yang tak kenal lelah di lapangan mendapat ganjaran. Ia masuk dua nominasi sekaligus, MVP dan Most Improved Player.
Selain berprestasi di basket profesional, Nuke ternyata piawai berakting. Ia turut andil bersama Rivaldo Tandra Pangesthio dan Abram Nathan yang juga alumni peserta kompetisi DBL Indonesia beradu seni peran di film Mata Dewa.
Film yang ditayangkan serentak pada 8 Maret 2018 ini disebut-sebut sebagai film basket pertama di Indonesia. Kepopulerannya terbukti dengan video cuplikannya yang telah ditonton 1 juta kali hanya dua minggu setelah diluncurkan. Anda juga bisa menyaksikannya di kanal YouTube milik DBL Indonesia.
Tim Mainbasket berkesempatan berbincang dengan alumni kompetisi DBL Indonesia ini. Berikut perbincangan kami dengan Nuke Tri Saputra:
Halo Nuke, apa kabar? Beberapa waktu lalu baru menjalani terapi, ya?
Halo Mainbasket, alhamdulillah kabar saya baik.
Beberapa waktu lalu, saya menjalani terapi lutut setelah mengalami benturan. Benturan itu menyebabkan lutut saya bengkak sehingga perlu penanganan khusus. Tapi, sekarang sudah jauh membaik.
Seperti apa perkenalan Nuke dengan basket?
Awalnya, olahraga saya bukan basket. Waktu SD, saya ikut tenis lapangan dan atletik hingga ikut lomba tingkat kecamatan bahkan kabupaten. Pernah juga ikut lomba tenis tingkat nasional di Surakarta tapi kalah.
Nasib saya di tenis lapangan tak semulus adik saya. Saya selalu kalah di pertandingan tingkat kecamatan atau kabupaten bila bertemu dengannya. Adik saya bahkan pernah menjuarai kejuaraan tenis di Malaysia ketika ia SMP. Dari hal itu akhirnya saya tidak mau bermain tenis lagi karena kalah sama adik saya.
Lalu pada suatu hari, Ia mengajak saya ikut ekstrakulikuler basket di SMP. Itu awal mula saya tertarik basket. Pertama gabung saya hanya di suruh melantun (dribble) bola di pinggir lapangan sedangkan teman-teman yang lain sudah latihan lantun dan lay-up di lapangan. Tetapi, saya menikmati segala prosesnya hingga keterusan sampai sekarang.
Saat SMA, saya ikut seleksi PPLPD (Program Pembinaan Latihan Pelajar Daerah) Jawa Tengah di Semarang, dari situ saya akhirnya ikut kompetisi basket yang diadakan DBL Indonesia.
Sebagai atlet basket sekaligus alumni DBL Indonesia, apa pendapat Nuke tentang film Mata Dewa?
Menurut saya, film ini sangat menginspirasi orang-orang yang punya kekurangan karena ceritanya sendiri terinspirasi dari kisah nyata. Walau mata kiri tak bisa melihat tapi Dewa tidak menyerah dengan keadaan. Ia tetap berusaha maksimal sehingga bisa jadi juara dan meraih apa yang dia inginkan.
Intinya, film ini akan memotivasi bagi mereka yang punya kekurangan agar tidak pernah menyerah. Saya tidak banyak ikut proses ambil gambar tapi saya tetap senang bisa berkontribusi untuk film ini.
Menariknya, Nuke juga berakting di film ini. Bisa diceritakan proses awalnya?
Saat pertama kali ditawari, saya langsung tertarik karena ingin punya pengalaman berakting di film layar lebar. Tapi, saya tak bisa sepenuhnya mengikuti proses ambil gambar karena jadwal latihan basket yang cukup padat.
Memerankan tokoh apa di film tersebut?
Saya berperan sebagai Wayan. Ia adalah adik kelas sekaligus rekan Dewa di tim basket SMA Wijaya.
Apa ada persiapan khusus untuk proses pengambilan gambar?
Untuk persiapan khusus, sih, tidak ada. Proses ambil gambar yang saya jalani di film ini kurang lebih sama seperti yang saya lakukan di kehidupan sehari-hari, yaitu bermain basket.
Ceritakan pengalaman unik dan seru selama proses ambil gambar
Hal yang benar-benar unik mungkin tidak ada, tapi proses ambil gambarnya seru. Kita, pemain basket profesional, beradu dengan artis yang bukan pemain basket dan pelatih basket. Tetapi Kenny Austin yang berperan sebagai Dewa dulunya adalah pebasket.
Setelah film Mata Dewa, apakah Nuke mau main film lagi? Lebih jauh, masuk ke dunia entertainment mungkin?
Tergantung, sih. Bila memang ada tawaran yang datang dan cocok, boleh-boleh saja. Tapi untuk saat ini, saya masih fokus ke basket. Tidak terlalu berharap juga ada tawaran masuk dunia entertainment.
Seperti apa pandangan Nuke tentang penampilan Pacific Caesar Surabaya di lanjutan IBL kemarin? Apa Coach Kencana Wukir akan melakukan pembenahan untuk persiapan babak playoff nanti?
Bila membahas penampilan secara personal, saya sangat puas. Seri IBL Malang kemarin adalah seri terbaik saya di antara seri-seri IBL lainnya tahun ini. Sementara dari Coach Kencana Wukir sendiri, beliau masih mencoba-coba strategi baru. Babak playoff pasti akan ada perubahan pembenahan dari kami. Yang kami hadapi di babak selanjutnya bukan tim sembarangan.
Sepanjang babak penyisihan kemarin, tim mana yang paling menyusahkan? Lalu di babak playoff nanti, tim mana yang sepertinya akan menyulitkan?
Semua tim sebetulnya menyulitkan. Tapi bagi saya pribadi, yang paling sulit adalah Pelita Jaya Jakarta. Mereka punya komposisi pemain yang lengkap. Sedangkan untuk tim yang lolos ke babak playoff, semuanya pasti berusaha mati-matian untuk memenangkan pertandingan. Mereka akan berusaha menampilkan yang terbaik.
Nuke terbukti bermain baik di kompetisi kemarin, buktinya bisa sampai masuk ke dua nominasi. Ada tanggapan tentang nominasi itu?
Alhamdulillah saya bisa bermain baik. Senang mendapat nominasi MVP dan MIP. Bangga, sih, terhadap diri sendiri karena ini baru tahun ke dua saya bermain di liga profesional.
Sebenarnya, saya tidak menyangka masuk nominasi MVP. Hal ini tentu tak bisa di dapat tanpa bantuan teman-teman tim Pacific Caesar. Saya tidak bisa bermain baik tanpa kontribusi mereka. Jadi, pencapaian ini juga berkat teman-teman yang selalu saling dukung satu dengan yang lain.
Diantara dua nominasi tersebut, mana yang paling diinginkan untuk diraih?
Bila ternyata mendapat kedua gelar itu, tentu saya akan sangat senang. Tapi sepertinya akan sangat sulit, terutama untuk gelar pemain terbaik (MVP). Untuk meraih gelar itu, saya harus bersaing dengan pemain-pemain senior yang membela di tim besar lainnya. Mereka lebih berpengalaman daripada saya.
Harapan terbesar ada di kategori Most Improved Player. Semoga saya bisa mendapatkannya.
Siapa sosok penting di balik semua pencapaian Nuke hingga kini?
Yang pertama pasti orang tua, keluarga, serta orang-orang terdekat saya. Mereka selalu mendukung saya berkarir di bidang ini apapun caranya. Orang penting selanjutnya tentu saja para pendukung Pacific Caesar Surabaya, yang selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk kami.
Saya tidak ada target untuk jadi pemain terbaik, saya hanya berusaha bermain lebih maksimal dari musim sebelumnya.
Bila nantinya meraih salah satu gelar individu, mungkin saja dua-duanya, apa arti gelar itu untuk Nuke?
Amin, semoga bisa meraih keduanya. Gelar individu itu saya anggap sebagai bonus karena gelar terpenting yang ingin saya capai adalah menjuarai IBL. Jadi, gelar individu itu saya jadikan sebagai bentuk apresiasi karena bisa bermain bagus bagi Pacific Caesar Surabaya. Tanpa mereka, saya tidak mungkin bisa meraih gelar itu.
Setelah ini, apakah ada kegiatan lain persiapan babak playoff bersama tim? Proyek di luar dunia basket mungkin?
Untuk saat ini, saya hanya fokus mempersiapkan diri membela tim di babak playoff. Setelah kejuaraan selesai, saya mau mengurus usaha yang sedang saya rintis. Untuk saat ini, saya tidak bisa memantau penuh usaha itu. Jangan dibayangkan usaha saya sebuah usaha besar, masih usaha kecil-kecilan saja, kok.
Baca juga:
19 Pemain dan 3 Pelatih Masuk Nominasi Penghargaan Individu IBL 2018