National Collegiate Athletic Association (NCAA) terus diterpa kabar buruk. Dalam kurun dua minggu terakhir, dua berita buruk muncul ke khalayak umum. Pertama, pencopotan gelar juara University of Louisville yang mereka raih pada 2013 lalu. Pencopotan gelar tersebut disebabkan oleh terkuaknya pemberian bonus kepada para pemain dan calon pemain. Buruknya, bonus tersebut berupa rekreasi seksual seperti sajian tari striptis dan hubungan seks dari para pekerja seks komersial.

Hanya berselang dua hari setelah skandal tersebut, satu skandal lain menyusul menyeruak ke permukaan. Yahoo! Sports merilis sebuah artikel yang berisi praktik suap perekrutan beberapa pemain ke beberapa tim basket Divisi I NCAA. Dalam kasus ini, salah satu agensi pemain, ASM Sports, ditengarai menjadi tokoh utama yang mendalangi praktik kotor ini. Artikel tersebut sulit dibantahkan setelah di dalamnya terlibat nama Federal Bureau Investigations (FBI) sebagai pihak yang menyelidiki hal ini.

ASM Sports merupakan salah satu agensi pemain di Amerika Serikat yang dimiliki salah satu mantan agen pemain NBA bernama Andy Miller. Tidak sendiri, ia ditemani koleganya bernama Christian Dawkins. Mereka ditengarai melakukan praktik suap dalam proses perekrutan pemain sebelum masuk ke level kuliahan. Dalam prosesnya, mereka menjanjikan atau bahkan memberikan sejumlah uang agar para pemain tersebut setuju bergabung dengan almamater tertentu melalui ASM Sports.

Hal tersebut tentu sangat menyalahi aturan yang diterapkan NCAA. Meski para pemain tidak dilarang untuk bergabung dengan agensi pemain, mereka tetap dilarang mendapatkan sejumlah bayaran untuk bergabung dengan agensi olahraga tersebut. Belum lagi fakta bahwa selain memberikan sejumlah uang, ASM Sports juga memberikan pembayaran lain dalam bentuk hiburan, liburan, hingga mengurusi beberapa kebutuhan keluarga mereka.

NCAA berpegang teguh pada konsep liga amatir. Karena sejujurnya, yang mereka selenggarakan adalah liga untuk para pelajar-atlet (student athlete). Pelajar adalah hal yang pertama disebut dalam julukan tersebut. Maka mereka yang bermain di liga NCAA dalam cabang apapun haruslah seorang pelajar yang sekaligus atlet dan tidak mendapatkan bayaran. Penghargaan yang bisa mereka terima adalah beasiswa untuk menghabiskan masa kuliah mereka secara gratis.

NCAA sebenarnya sudah mengupayakan berbagai cara agar praktik suap tidak terjadi serta unsur amatir tetap terjaga. Dalam hal ini, NCAA mengharuskan semua pemain yang mengikuti liga harus mengantungi sertifikat keamatiran. Sertifikat amatir tersebut bisa didapat bila pemain-pemain yang akan berlaga menyetujui syarat-syarat keamatiran yang telah ditetapkan NCAA, seperti berikut:

 

- Tidak diperbolehkan memiliki kontrak dengan klub profesional.

- Tidak mendapatkan gaji selama mengikuti liga.

- Tidak ada bonus berlebihan di luar biaya kebutuhan pokok selama proses kuliah.

- Tidak boleh bermain dengan pemain profesional.

- Tidak boleh latihan atau uji coba dengan tim profesional.

- Tidak boleh mendapatkan hadiah tambahan dari agensi pemain.

- Dilarang melakukan perjanjian yang diwakili oleh agensi pemain.

- Dilarang menunda pelaksanaan beasiswa penuh untuk mengikuti turnamen ataupun liga lain.

 

Kasus ini menjadi semakin ramai dibicarakan setelah dalam beberapa berkas yang disertakan Yahoo! Sports dalam artikel mereka, ada beberapa nama pemain terkenal yang sekarang sudah bermain di NBA. Dennis Smith Jr., Bam Adebayo, Markelle Fultz, dan Kyle Kuzma. Mereka dan beberapa nama lain disinyalir menerima dana ribuan hingga puluhan ribu dollar Amerika Serikat yang dinamai “uang pinjaman”. Dana tersebut yang diyakini oleh FBI sebagai bentuk suap atau korupsi yang terjadi di NCAA.

Terbaru, ada nama bintang-bintang NCAA yang bermain di musim ini terlibat dalam kasus tersebut. Antara lain Miles Bridges dari Michigan State University, Collin Sexton dari Alabama Crimson Tide, dan DeAndre Ayton dari University of Arizona. Nama yang terakhir disebut bahkan ditengarai mendapatkan hingga AS$100 ribu untuk bermain dengan almamater tersebut.

Sebenarnya bukanlah rahasia umum bahwa para pemain kuliahan ini mendapatkan bayaran. Kabar-kabar tersebut memang sudah sangat lama menyebar, tapi tidak pernah benar-benar muncul ke permukaan. Dalam sebuah wawancara setelah latihan bersama Los Angeles Lakers, Lonzo Ball mengungkapkan hal tersebut. “Semua orang tahu kami dibayar untuk bermain di sebuah almamater. Apapun yang kalian (NCAA) lakukan, kami pasti akan dibayar. Lebih baik mereka menjadikan hal tersebut legal ketimbang seperti ini.”

Presiden NCAA, Mark Emmert, tidak ketinggalan berkomentar tentang hal ini. Ia tampak geram dengan banyaknya pelanggaran yang terjadi dan cukup lama dibiarkan. “Jika semua hal ini (suap dan korupsi) benar, maka kita harus melakukan perubahan besar-besaran. Ini adalah kegagalan sistem secara keseluruhan dan kita harus memperbaiki ini demi perkembangan olahraga kampus Amerika Serikat,” ungkapnya dalam rilis resmi NCAA.

Hal ini masih terus menjadi perdebatan panas di ranah basket Amerika Serikat. Jika membiarkan para pemain level kuliahan mendapatkan bayaran, maka konsep pelajar-atlet akan hilang. Dan bila mendapatkan bayaran merupakan hal terlarang, hal-hal seperti ini akan terus terjadi.

Dilema juga ada pada pundak para pemain. Bila mereka memutuskan untuk mengejar pendapatan, mereka bisa saja langsung melaju level profesional dengan berlaga di NBA G-League. Akan tetapi, aturan G-League yang hanya memperbolehkan seorang pemain digaji maksimal AS$25 ribu. Ini tentu bukanlah angka yang diinginkan bintang-bintang SMA. Meski bisa mendapatkan penghasilan lain berupa kontrak dengan merek-merek tertentu, rasanya animo masyarakat terkait G-League dan NCAA yang berbeda sangat jauh akan menjadi pertimbangan lain.

Di sisi lain, NBA juga berupaya mengaji ulang aturan mereka terkait bisa tidaknya pemain lulusan SMA langsung bermain di NBA. Hal ini sebenarnya bukanlah hal baru bagi NBA. Terhitung sejak 1962, para pemain dari level SMA bisa langsung dipilih oleh tim NBA dalam NBA Draft. Akan tetapi, mereka akhirnya memutuskan untuk menghentikan regulasi tersebut pada musim 2005-2006 setelah berunding dengan asosiasi pemain. Beberapa bintang NBA yang merupakan produk langsung dari SMA adalah Kobe Bryant, Kevin Garnett, dan LeBron James.

Menarik menunggu langkah apa yang akan dilakukan NCAA di masa mendatang. Karena untuk sekarang, rasanya keadaan NCAA benar-benar serba salah. Seiring dengan semakin kompetitifnya liga yang mereka selenggarakan, keinginan kampus-kampus tersebut untuk meraih gelar dengan merekrut pemain-pemain terbaik juga tinggi.

Foto: Kentucky.com, slamonline.com, azcentral.com, Bleacher Report

 

Baca juga:

Lantaran Bonus Striptis dan Seks, Gelar Juara Lousville Dicabut

Kansas Jayhawks Pecahkan Rekor NCAA Berusia 49 Tahun 

Komentar