Dalam dunia lari marathon, menyelesaikannya dalam waktu kurang dari dua jam merupakan sebuah pencapaian luar biasa. Rentang jarak yang mencapai 42,195 km membuat atlet harus memiliki kondisi fisik paripurna bila ingin menjuarainya. Tak hanya itu, faktor penunjang seperti sepatu yang baik dan kemampuan mengatur ritme lari juga jadi kunci yang membuat pelari bisa berhasil.

Menyelesaikan lari berjarak panjang kurang dari dua jam itu tidaklah mudah. Walau begitu, nama Wilson Kipsang muncul di ranah marathon sebagai bahan perbincangan hangat. Pasalnya, pria asal Kenya itu tercatat mampu menyelesaikan lari marathon dalam waktu 2:03:58 (dua jam tiga menit dan lima puluh delapan detik). Pencapaian itu diharapkan akan lebih cepat sehingga mampu memecahkan rekornya sendiri.

Wilson Kipsang saat memamerkan prototip adidas Adizero Sub2.

 

Dengan tekad itu, Kipsang membutuhkan sepatu berperforma tinggi nan ringan. Untuk itu, adidas merilis adidas Adizero Sub2 sebagai jawaban kebutuhan Kipsang serta pelari marathon profesional lainnya.

Lini olahraga asal Jerman ini pun tak main-main dengan perilisannya ini. Mereka mengatakan bahwa ini adalah sepatu olahraga termutakhir, teringan, dan berperforma terbaik di antara sepatu-sepatu olahraga yang sudah mereka rilis sebelumnya.

“Ide pembuatan sepatu ini datang sejak gelaran London Marathon 2012. Kami membayangkan sepatu yang mampu membantu atlet menyelesaikan tantangan ini,” ungkap Andre Maestrini selaku Global General Manager untuk adidas. “Setelah kami mendapatkan prototipnya, kami memutuskan untuk menunjuk Wilson Kipsang sebagai dutanya. Ia adalah atlet yang paling cocok dengan konsep kami,” imbuhnya kepada Digital Trends.

adidas mengembangkan teknologi Lightweight Boost. Sol ini adalah evolusi sol boost dengan berat yang lebih ringan lagi dari sol boost biasa yang sudah ringan. Boost ekstra ringan ini dilindungi dengan Continental Microweb, sol karet tipis nan elastis yang dikembangkan oleh perusahaan ban Continental.

Sementara bagian atas dibalut dengan nilon rajut (mesh) berjenis MicroFit. Mesh ini juga punya bobot lebih ringan dari mesh biasa. Uniknya, demi memaksimalkan bobot sepatu, adidas hanya menggunakan sepotong besar MicroFit untuk sebuah sepatu. Alhasil, bobot sepatu ini tergolong sangat ringan namun adidas menjanjikan performa prima untuk kebutuhan lari marathon.

Wilson Kipsang harusnya menggunakan adidas Adizero Sub2 di ajang bergengsi Tokyo Marathon 2018, 24 Februari 2018. Sayangnya, ia menderita masalah di perut sehingga terpaksa absen. Hal ini disampaikan langsung melalui akun Twitter pribadi Wilson. Kejuaraan ini akhirnya dimenangkan rekan Wilson asal Kenya, Dickson Chumba, dengan waktu penyelesaian 2:05:30. Walau memenangkan Tokyo Marathon 2018, Dickson lebih lambat dua menit dari rekor yang dipegang Wilson.

Sementara itu, adidas Adizero Sub2 baru akan dirilis publik pada 15 Maret 2018 dengan harga retail AS$180.

Sumber Foto: adidas Athletic

Populer

Charles Barkley Tak Setuju Jika Pemain NBA Dikirim ke Olimpiade
Orlando Magic Jadi Salah Satu Tim dengan Kondisi Finansial Terbaik Musim Depan
Puma Speedcat, Sepatu Balap Retro yang Kembali Tenar
Derek Fisher: NBA Modern Sama dengan WWE
Nike Lakukan Tes Pasar untuk Jordan Poole dengan Nike GT Cut 3 PE
Ekspansi NBA Ditunda Sampai Boston Celtics Terjual
ESPN Incar Shams Charania atau Chris Haynes untuk Ganti Adrian Wojnarowski
Kisah JoJo dan RiRi yang Kandas Karena Bukan Pemain All-Star
Sasha Vezenko Kembali ke Olympiacos Karena Tak Nyaman di NBA
Adrian Wojnarowski Pensiun Jadi Jurnalis