Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 akan berlangsung pada 2020 mendatang di Jayapura, Papua. Tak ingin mempersiapkan tim terlalu mepet, Pengurus Provinsi Perbasi Jawa Timur memulai seleksi awal untuk tim basket putra dan putri. Seleksi yang digelar pada Sabtu, 24-25 Februari 2018 di GOR CLS Dharmahusada dan lapangan Vita School Surabaya itu diikuti 40 pemain putra dan putri dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Dari sekian banyak pemain yang dipanggil dalam seleksi, tampak dua orang yang telah bermain untuk Jawa Timur dalam PON ke-19 di Jawa Barat 2016 lalu, yaitu Jovita Elizabeth Simon dan Christine Aldora Tjundawan. Mereka dipanggil untuk mengikuti seleksi awal yang diproyeksikan untuk PON 2020 mendatang.

Hadirnya James Clark sebagai pelatih utama dalam seleksi kemarin juga memberikan kesan tersendiri untuk dua orang mantan pemain DBL All-Star ini. Jovita yang kini bermain untuk Surabaya Fever mengungkapkan banyak hal yang ia dapat selama dua hari berlatih bersama James Clark.

“Kami mendapat banyak pelajaran berharga dua hari ini, apalagi yang memberikan materi James Clark dari CLS Knights Indonesia,” kata Jovita.

Christine juga mengungkapkan hal senada. Latihan yang didominasi materi fundamental basket ini dirasa berguna baginya. “Dua hari ini kami lebih banyak menerima materi tentang fundamental, mungkin karena basic kami masih kurang,” ungkapnya.

Selain memberikan materi tentang fundamental basket, Christine menambahkan bahwa James Clark juga memberikan beberapa latihan pola untuk para pemain. Ada beberapa pola dalam menyerang dan bertahan.

“Sebetulnya agak sulit, sih, tapi itu membuat kami lebih mudah untuk mencetak poin,” jelas Christine lagi.

Banyaknya pemain muda yang dipanggil Perbasi Jawa Timur dalam seleksi awal kemarin membuat Jovita dan Christine menjadi pemain paling senior di antara pemain lain. Mereka juga tampak optimis bisa mengikuti latihan dengan baik.

“Seleksi awal ini lebih banyak didominasi pemain muda, tapi bukan berarti mereka jelek,” tambah Christine.

Saat disinggung tentang gagalnya Jawa Timur meraih medali emas di PON sebelumnya, Christine mengatakan waktu persiapan menjadi kendala tim kala itu. Sedikitnya waktu berkumpul bersama membuat komunikasi di antara para pemain kurang berjalan.

“Ketika mendapat variasi defense, kami bingung mau melakukan apa. Defense kami juga kurang begitu dipersiapkan. Intinya waktu berkumpul yang singkat menjadi kurang bagusnya komunikasi antarpemain,” tutup Christine.

Foto: Annisa Widyarni

Komentar