Tak ada yang menyangka kiprah seorang gadis pesisir Karibia bisa sejauh ini. Ia begitu dikenal lewat karya musiknya yang menghipnotis telinga penggemarnya. Parasnya yang eksotis membuatnya kebanjiran panggilan berpose layaknya model profesional.
Pengalamannya itu pun membawanya pada bidang lain di ranah hiburan, berakting di film layar lebar. Ketertarikannya di bidang fesyen juga ia geluti dengan serius, dan sukses! Semua bidang itu menghasilkan pendapatan baginya hingga AS$230 juta per tahun menurut majalah “OK!”. Menariknya, ia baru berusia 30 tahun pada 20 Februari 2018.
Inilah sekelumit kisah gadis negeri antah berantah nan indah yang masuk daftar 100 manusia paling berpengaruh versi majalah Time.
Dari kiri: Monica, Rihanna, Rorrey, dan Ronald Fenty. Foto ini diambil ketika Rihanna berusia 12 tahun.
Di sebuah kota kecil bernama Saint Michael di Barbados, lahirlah bayi dari pasangan Ronald Fenty dan Monica. Mereka memberi nama putri pertamanya dengan Robyn Rihanna Fenty.
Sayangnya, kehidupan keluarga ini tak berjalan mulus. Ronald Fenty adalah seorang pecandu obat dan peminum berat sementara penghasilan mereka dari berdagang baju di pinggiran kota tak seberapa. Rihanna biasa melakukannya sepulang sekolah agar ayahnya tak berjualan sendirian. Sementara Monica berinisiatif menambah penghasilan keluarga dengan menjadi akuntan.
Kehidupan yang berat membuat Rihanna mencari cara untuk meluapkan perasaan. Ia mengatakan pada MTV bahwa ia mulai bernyanyi sejak usia 7 tahun. Rihanna kecil banyak mendengar musik reggae. Genre itu jadi rohnya untuk bermusik hingga kini.
Kedua orang tua Rihanna bercerai ketika ia berusia 14 tahun. Setelah itu, ia tinggal bersama ibunya, Monica, dan dua adik kandungnya di sebuah rumah sederhana. Sejak saat itu, Rihanna jadi lebih sering bernyanyi. Bahkan ketika SMA, ia mendirikan sebuah grup vokal perempuan bersama dua orang teman sekolahnya. Grup vokal itu hanyalah proyek sekumpulan remaja, namun karir bernyanyi Rihanna dimulai dari sana.
Rihanna saat menghadiri The Music Upfront pada 2005
Ketika berkunjung ke Barbados, seorang produser kenamaan asal Amerika Serikat, Evan Rogers, melihat grup vokal itu. Ia kemudian meminta mereka bernyanyi. “Saat mereka mulai bernyanyi di ruangan hotel saya, Rihanna jadi satu-satunya yang paling bagus,” ungkap Rogers pada Entertainment Weekly pada 2008 silam. Ia kemudian meminta izin Monica untuk mengajak anaknya terbang ke Amerika Serikat demi mengerjakan demo.
Selama beberapa lama, mereka melakukannya hanya ketika Rihanna memiliki libur sekolah. Demo itu menghasilkan lagu berjudul Pon de Replay dan The Last Time yang kemudian masuk dalam album perdana Rihanna.
Demo itu kemudian dikirim ke Def Jam Records, label yang dipimpin Jay-Z dan produser kawakan Antonio Reid. Kualifikasi Rihanna memenuhi standar ketat yang diajukan Jay-Z. Suami diva Beyonce Knowles ini mantap menyodorkan kontrak setelah Rihanna menyanyikan lagu Pon De Replay miliknya. Di bawah label ini, Rihanna dikontrak enam album, terhitung sejak penggarapan album perdananya pada 2005 hingga album ke enam yang dirilis tahun 2011. Ia masih bersama Def Jam Records hingga album ketujuh bertajuk Unapologetic rilis dengan megahits Diamond, lagu andalannya.
Jay-Z (kiri) saat menampilkan lagu "Run This Town" bersama Rihanna di ajang Wireless Festival 2013
Rihanna sempat memberi kejutan pada 2012 dengan tampil dalam film berjudul Battleship. Di film itu, ia memerankan tokoh Cora Raikes dan membantu Liam Neeson dan Aleksander Skarsgard mengusir alien yang datang menyerang bumi. Film bergenre fiksi sains militer ini juga jadi film pertama yang dibintangi Rihanna.
Sayangnya, penampilannya di film ini menuai kritik karena dianggap “terlalu biasa”. Penilaian tersebut disampaikan Neil Genzlinger lewat tulisannya berjudul Aliens, Your Weapons Are Utterly Useless Against Our Rogues yang diterbitkan The New York Times pada 21 Mei 2012. Genzlinger merasa bahwa peran Rihanna di film tersebut tak memberi dampak signifikan pada jalan cerita.
Walau menuai kritikan pedas, karir akting Rihanna tak berhenti sampai di situ. Mantan kekasih Chris Brown ini juga membintangi film layar lebar lainnya. Di antaranya adalah Katy Perry: Part of Me (2012), This Is the End (2013), Annie (2014), Home (2015), Valerian and the City of a Thousand Planets (2017) dan Ocean’s 8 yang kabarnya akan dirilis pada 8 Juni 2018. Sementara serial televisi di Amerika Serikat yang ia bintangi di antaranya Oprah’s Next Chapter (2012) dan Bates Motel (2016).
Berbicara mengenai bisnis di dunia busana, maka Rihanna telah berada di sana sejak 2011. Di bidang ini, Riri, sapaan akrab Rihanna, memulai kiprahnya dengan merilis produk parfum. Ia telah merilis empat merek wewangian untuk wanita: Reb’l Fleur (2011), Rebelle (2012), Nude (2013), dan Rogue (2013). Seri Reb’l Fleur, menurut Rolling Stones, mampu memberi keuntungan bagi Rihanna hingga AS$80 juta.
Sementara di bidang pakaian, Rihanna telah bekerja dengan merek-merek eksklusif dari Paris, Perancis. Selang delapan bulan setelah merilis Reb’l Fleur, ia bekerja dengan Giorgio Armani untuk membuat lini busana eksklusif.
Langkah perdananya ini membawa Rihanna terjun ke ranah busana lebih jauh. Ia pernah menampilkan koleksinya dengan River Island dalam hajatan London Fashion Week 2013. Di proyek ini, ia dibantu Adam Selman, penata gaya pribadi Rihanna. Ia pun tercatat pernah bekerja untuk Christian Dior, Stance, dan Manolo Blahnik.
Pujian selanjutnya layak disematkan Rihanna lewat kerja sama jangka panjangnya bersama Puma. Sejak didapuk menjadi direktur kreatif busana sporty Puma pada Desember 2014, Rihanna semakin menunjukkan karya yang miskin cela.
Koleksi pertamanya bersama Puma dirilis pertengahan 2015. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah sepatu hasil modifikasi Puma Suede yang diberi nama Rihanna x Puma Suede Creeper. Sepatu ini terjual habis hanya dalam waktu tiga jam setelah perilisan. Dua tahun kemudian, Rihanna dan Puma kembali merilis koleksi bernama Puma Fenty Rihanna.
Koleksi ini tak hanya menampilkan Puma Suede. Siluet klasik seperti Blaze of Glory, Trinomic R698, sandal selop, boot premium, dan lainnya. Semua siluet klasik ini tampil dengan sentuhan yang sangat girly sehingga menuai banyak kritik positif. Vogue menyatakan bahwa apa yang telah dilakukan Rihanna itu sangat inspiratif dan patut diacungi jempol. Reporter Vogue, Chioma Nnadi, berpendapat bahwa Fenty x Puma layak dinobatkan sebagai sneaker terbaik yang didesain seorang wanita.
Rihanna sempat meraih Fashion Icon Award pada 2014 dari Dewan Desainer Busana Amerika Serikat. Penghargaan ini dipandang sebagai ganjaran atas kreativitas yang ditampilkan Rihanna lewat karya-karyanya di ranah desain busana.
Rihanna ketika tampil dalam hajatan Global Citizen Festival 2016
Kini Rihanna tengah disibukkan dengan penggarapan albumnya yang kesembilan. Ia sudah membocorkan hal ini sejak Mei 2017. Lima bulan kemudian, The Fader menyatakan bahwa Diplo akan membantu penggarapan musik di album terbaru ini. MTV UK memprediksi bahwa album ini akan dirilis pada 2018. Namun, mereka tak bisa memastikan tanggal pastinya.
Dengan berbagai kesibukan yang dilakoni, sosok Rihanna mampu menunjukkan kapasitasnya. Kehidupan sulit di masa kecil berbuah manis ketika ia berhasil membuktikan bahwa ia layak diperhitungkan, walau dari tempat yang jauh. Kini Rihanna menikmati buah manis perjuangannya. Bahkan, namanya dijadikan nama jalan di Saint Michael, Barbados. Itu adalah bentuk apresiasi tinggi sebuah negara bagi warganya.
Kini Robyn Rihanna Fenty tinggal di sebuah rumah mewah di Manhattan bersama ibunya, Monica. Rumah itu ia beli seharga AS$14 juta dengan berbagai fasilitas mumpuni.
Sumber Foto: Billboard, Puma, Hollywood Weekly, Billboard