Terakhir kali Minnesota Timberwolves memainkan laga double overtime, Kevin Love dan Kevin Martin masih jadi dua pemain andalan mereka. Dua tahun setelah itu, pada Jumat 25 Maret malam di Verizon Center, Timberwolves menjalani laga double overtime-nya lagi.
Kali ini mereka menghadapai tuan rumah Washington Wizards, tim yang selepas All-Star Break mendadak kembali ke performa terbaik mereka setelah setengah musim terseok-seok. Bagi Wizards, laga ini amatlah penting, mereka ada di peringkat 10 Eastern Conference, dan hanya berjarak 2,5 laga dari peringkat delapan, Detroit Pistons.
Skenario indah terbayang di benak John Wall dan kawan-kawan malam itu. Pistons di waktu yang bersamaan akan menghadapi Charlotte Hornets, tim peringkat lima di Eastern Conference yang kemungkinan besar akan menang mudah melawan Pistons kalau melihat performa baik mereka beberapa game terakhir.
Sementara Wizards, hanya akan melawan sekumpulan anak muda dari kota Minnesota yang terbenam di peringkat kedua dari bawah di klasemen Western Conference. Artinya? Kalau Wizards menang dan Pistons kalah, maka selisih mereka akan menjadi 1,5 game saja! Dengan sisa pertandingan 10 laga, skenario ini adalah skenario yang baik dan realistis.
Tapi takdir memang tak selemah itu untuk didikte anak-anak Wizards. Malam itu jadi malam yang keras, dan sangat sulit bagi Wizards. Markieff Morris cedera di kuarter pertama, dan sepanjang malam mereka menghadapi perlawanan sengit dari anak-anak Timberwolves. Dan mendekati 10 detik terakhir, mereka masih unggul 3 poin dan Twolves, setelah turnover dari Wiggins dan Towns yang membuat Twolves tadinya hanya tertinggal 2 poin, kini jadi tertinggal 3 poin.
Ricky Rubio, Karl-Anthony Towns, Zach LaVine, Andrew Wiggins, keempatnya mampu mencetak three point, tapi sial buat Wizards, ketika mereka fokus defense pada empat pemain ini, satu pemain lagi, Gorgui Dieng, malah dibiarkan terbuka di sudut kiri lapangan. Dan... Swiiiiissshhh. Gorgui yang tak terjaga meluncurkan tembakan tiga angkanya dan membuat pertandingan seri lagi. Sebagai catatan, Gorgui hanya membuat empat three pointer di musim ini, termasuk yang dibuatnya barusan. Wizards, segera mengambil timeout dan membuat set-play untuk Bradley Beal, yang pada akhirnya gagal membuat game winner. Overtime.
Overtime dimulai, kedua tim saling balas membalas, sampai Bradley Beal mencoba mengambil alih permainan dengan tembakan tiga angkanya yang membuat Wizards unggul empat angka memasuki menit terakhir. Kali ini giliran Zach LaVine yang membuat seisi Verizon Center terdiam, ia membuat sebuah tembakan tiga angka yang cukup istimewa. Kenapa istimewa? Karena Sam Mitchell sebelumnya tak pernah membuat set-play untuk Zach LaVine, set-play biasanya didesain untuk Andrew Wiggins dan Towns, karena mereka dua pencetak angka andalan Timberwolves. Tapi malam ini Sam Mitchell membuat sebuah Leap of Faith, ia mendesain permainan untuk Zach LaVine. LaVine belum selesai, Timberwolves masih tertinggal satu angka, dan Marcin Gortat yang terpaksa difoul berhasil memasukkan dua free throw yang menbuat keunggulan Wizards jadi tiga angka, 121-118.
Tak ada timeout. Rubio mendribble bola, memberikannya pada LaVine, yang kemudian meminta Gorgui Dieng untuk memberikan screen dan, splaaaashhhh. Kembali tembakan tiga angka darinya. Berlanjutlah ke Overtime kedua.
Overtime kedua berjalan sangat alot, kelelahan tampak dari pemain masing-masing tim. Wizards berhasil membuat keunggulan tiga angka, sebelum pada menit terakhir, dua poin dari Andrew Wiggins dan Gorgui Dieng membuat Timberwolves unggul 130-129. Dan kabar yang lebih buruk pun muncul, Pistons menang atas Hornets, yang artinya membuat Wizards harus menang kalau tak mau tertinggal 3,5 laga dari Pistons. Dan Wizards hampir saja mendapat angan yang mereka inginkan. Gortat yang pada overtime sebelumnya menceploskan dua free throw, kini kembali ke garis free throw.
Puncak kemalangan yang dialami Wizards kemudian terjadi, Gortat gagal memasukkan dua free thrownya. Timberwolves mengambil timeout, mendesain permainan untuk Towns yang menyeploskan dua poin dengan mudah, 132-129. Percobaan terakhir Wizards lewat Jared Dudley gagal, setelah tembakan tiga angkanya meleset. Timberwolves akhirnya memenangkan double overtime mereka.
Game ini mungkin tak seberapa. Tidak akan memengaruhi siapa yang akan juara dan bertemu di Final. Ya, game ini tidak sesignifikan itu bagi konstelasi playoff dan NBA Finals, toh buat Wizards, untuk masuk playoff musim ini adalah nothing to lose, masuk tidak masuk memang mereka sudah kacau dari awal.
Bagi Timberwolves? Hmm tidak sesederhana itu. Kemenangan ini menandakan mereka semakin menjauh dari lottery draft, bisa jadi kemenangan ini membuat mereka tak bisa mendapatkan top-five pick.
Harusnya, mereka menyerah saja dari Wizards, semisal di akhir kuarter empat atau ketika sudah ketinggalan empat poin di first overtime. Kekalahan akan mendekatkan mereka pada Ben Simmons, Brandon Ingram, atau Kriss Dunn. Duh, membayangkan salah satu dari mereka masuk ke starter Timberwolves rasanya akan luar biasa. Tapi, tidak. Mereka memilih untuk berjuang dan menang, selayaknya tim yang sedang berjuang mati-matian untuk masuk NBA Playoff, bahkan untuk takaran pertandingan NBA Finals, effort yang ditunjukkan anak-anak Timberwolves sudah terkualifikasi.
Zach LaVine yang sedemikian lama hanya dijadikan pilihan ketiga, akhirnya mendapat kepercayaan Sam Mitchell untuk memainkan ball hero bagi Timberwolves. Mereka juga menunjukkan mentalitas yang luar biasa di hadapan sellout-crowd di Verizon Center yang tak henti-hentinya mencemooh mereka.
Kemenangan ini adalah harga yang pantas untuk kebangkitan moril Minnesota Timberwolves. 10Â laga terakhir, mereka mendukang rekor 5 menang 5 kalah, dan sedang mencatat dua kemenangan beruntun. Dan yang mengangkat moral mereka di dua pertandingan terakhir justru kekalahan dari Golden State Warriors.
Di pertandingan itu nyaris saja Twolves menang, dan kurangnya membuat pengalaman membikin mereka kalah menyakitkan. Tapi untunglah ada kekalahan itu, karena pelajaran terbaik berasal dari kekalahan. Rekor Timberwolves kini 23-48, banyak lawan berat di sisa 10 laga yang mereka akan hadapai, termasuk satu laga di Oracle Arena milik Golden State Warriors. Namun bukan hal yang tak mungkin untuk Timberwolves mencapai 30 kemenangan, dan semoga saja, mereka bisa jadi tim pertama yang menundukkan Warriors di kandangnya.(*)
Foto dari NBA/GettyImages.
Timberwolves vs Wizards: Kemenangan Kecil yang Berarti
26 Mar 2016 12:57
| Penulis : Derick Adeboi