Saigon Heat tak mau menghabiskan tenaga untuk menahan laju center Mono Vampire setinggi 2,25 meter, Damuel Deguara. Mereka berusaha untuk meminimalisir umpan padanya. Sebab saat ia mendapatkan bola, pasti mencetak poin. Di laga ini, Deguara mencetak 14 tembakan dari 15 usaha. Akhirnya, Mono bisa menang dengan skor fantastis, 118-113, Rabu, 14 Februari.

Pertandingan yang berlangsung di Stadium 29 tersebut seperti laga para bintang. Karena kedua tim hanya memperlihatkan kepiawaian offense saja. Sehingga terjadi saling susul-menyusul perolehan poin.

Mono dominan di bawah ring dengan adanya Deguara dan Mike Singletary. Sedangkan Heat mencetak poin dengan tembakan perimeter dan tembakan tripoin, karena tak mungkin mendekati raksasa Mono.

Hingga enam menit laga tersisa, dua tim masih terlibat jual beli serangan. Mono memimpin sembilan poin, 101-92. Tapi dua tembakan tripoin Michael Williams bisa membuat Heat mendekat, 106-107. Ini adalah jarak terdekat yang bisa diciptakan Heat. Karena Mono kembali memperlebar keunggulan lewat lay-up Jason Brickman dan Paul Zamar. Inilah momentum kemenangan Mono.

Singletary dinobatkan sebagai Player of the Game dengan mencetak 35 poin, serta menambahkan 15 rebound dan 8 asis. Sedangkan Deguara juga berhasil mengumpulkan poin tertingginya musim ini, dengan 33 poin dan 14 rebound.

Di kubu Heat, Maxie Esho mampu menyumbangkan 38 poin dan 17 asis. Sedangkan pemain keturunan Filipina-Amerika, Mikey Williams menambahkan 24 poin, termasuk lima tembakan tripoin. Kekalahan Heat juga disebabkan oleh buruknya permianan David Arnold dan cederanya Moses Morgan di babak kedua.

Mono kini mengumpulkan 10 kemenangan dari 15 laga. Mereka pun mengancam posisi San Miguel Alab Pilipinas dan Chong Son Kung Fu. Sementara Heat masih ada di papan tengah dengan rekor 6-7. Heat segera terbang ke Indonesia, karena mereka akan bertamu ke GOR Kertajaya, markas CLS Knights, Minggu, 18 Februari 2018. (*)

Foto: ASEAN Basketball League

Komentar