Tenaga Baru Pontianak mulai identik dengan Fanny Kalumata. Semua lawan-lawannya di Srikandi Cup setuju bahwa berhadapan dengan tim ini, berarti harus siap mengalau Fanny di bawah ring. Sebaliknya, justru Fanny tidak mau dianggap seperti itu. Ia lebih suka mengatakan semua kemampuan yang dimiliki karena pengalaman saja.

Sebuah cerita menarik mengawali kiprah Fanny yang kembali ke basket profesional setelah istirahat selama satu musim. Pemain Tomang Sakti Mighty Bees Jakarta di WNBL Indonesia tersebut tidak masuk dalam skenario merger timnya dengan Merpati Bali di WIBL 2016. Kemudian namanya muncul dalam roster tim nasional Indonesia di SEABA Putri 2016 Malaysia. Setelah itu, Fanny bergabung dengan Tenaga Baru di Kompetisi Basket Putri Indonesia 2017.

Kebersamaan Fanny dan Tenaga Baru sudah terjalin lama. Sejak 2012, ia sudah bermain dengan tim ini di turnamen-turnamen lokal. Oleh sebab itu, saat Tenaga Baru bermain di kompetisi profesional, Fanny pun mau ikut.

"Total sudah dua musim saya di Tenaga Baru," katanya. "Dulu waktu musim pertama, mereka ajak main untuk have fun saja. Karena mereka terhitung klub baru di liga profesional. Jadi hanya cari pengalaman untuk pemain Pontianak. Kemudian karena saya merasa nyaman dengan tim ini, maka lanjut sampai musim kedua ini."

Di balik itu semua, Fanny masih punya misi pribadi untuk membagi pengalaman dengan pemain-pemain lokal Pontianak. Menurutnya, sejak Tenaga Baru ikut di liga profesional, basket di Pontianak lebih baik. Rata-rata kemampuan pemain lokal kini meningkat. Jadi yang awalnya hanya bersenang-senang, kini Tenaga Baru lebih serius dan menetapkan target.

Roster Tenaga Baru di Srikandi Cup 2017-2018 cukup istimewa. Fanny kini didukung oleh Sarce Nensi Buaim, Priscilla Annabel Karen, Delaya Maria, Cindy Angelia, Rani Akbari dan Anjelin Rosmika Simanjuntak. Tim ini sekarang bisa menembus papan atas. Mereka menempati posisi keempat di Seri 1 Makassar, lalu memanjat ke peringkat ketiga di Seri 2 Surabaya.

Forward dengan tinggi 1,72 meter itu menjalankan tugas sebagai kapten sekaligus mesin poin dengan baik. Di Seri 2 Surabaya, ia rata-rata mencetak 17,0 poin, 7,5 rebound dan 0,7 asis per pertandingan. Akurasinya mencapai 44,5 persen. Poin terbanyak dicetak saat Tenaga Baru berjumpa Tanago Friesian Jakarta. Ia mencetak 26 poin dan 9 rebound. Kehebatannya juga terlihat saat memenangkan duel peringkat ketiga melawan Merah Putih Samator Jakarta dengan skor 57-56. Fanny menjadi penentu kemenangan timnya, sekaligus menyumbangkan 17 poin di laga tersebut.

"Saya tidak merasa bahwa saya yang jago. Tapi saya merasa sebagai pemain senior di tim ini. Saya bisa seperti ini karena lebih berpengalaman saja. Pada dasarnya pengalaman yang bermain," kata pemain kelahiran Jakarta, 17 Juni 1989 tersebut. "Suatu saat akan ada masanya, di mana pemain yang saat ini muda akan jadi pemain senior yang melawan adik-adiknya. Begitulah saya sekarang."

Fanny harus bisa membawa pemain Tenaga Baru tampil lebih tenang di setiap pertandingan. Itulah tugas utama yang dibebankan padanya. Awalnya tim ini tidak mengincar peringkat di Srikandi Cup. Tapi seiring permainan mereka yang membaik, maka Tenaga Baru kini menghuni peringkat ketiga.(*)

Foto: Mei Linda, WNBL Indonesia

Komentar