CLS Knights Indonesia masih terseok-seok dalam mengarungi musim pertama mereka di Asean Basketball League (ABL). Dalam 13 laga yang sudah mereka lakoni, anak-anak asuh Koko Heru Setyo Nugroho ini hanya mampu memenagi tiga di antaranya.

Terakhir, CLS harus mengakui ketangguhan San Miguel Alab Pilipinas dalam laga yang digelar di GOR Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu malam, 11 Februari 2018 lalu. CLS menyerah 73-80 atas tim asuhan Jimmy Alapag tersebut.

Seusai laga, Mainbasket berkesempatan melakukan wawancara dengan point guard utama CLS, Mario Wuysang. Pemain berusia 38 tahun ini tampil cukup bagus dalam laga tersebut dengan mencetak 13 poin dan 6 asis. Didampingi istri dan anak perempuannya, pemain yang akrab disapa Uncle Roe ini membeberkan jawabannya.

Hai Mario, Kabar baik?

Sejauh ini cukup baik

Bagaimana pendapat Anda tentang pertandingan hari ini melawan Alab?

Kami kalah, selesai sampai di situ. Tidak ada yang bisa dibicarakan lagi

Ini adalah musim pertama bagi CLS berlaga di ABL, apa tantangan terberat bagi tim ini?

Sejujurnya, terlalu banyak tantangan bagi sebuah tim yang baru memainkan musim pertama mereka di liga sekelas ABL. Saling pengertian antar para pemain adalah tantangan terbesar di antara semua tantangan menurut saya.

Bagaimana Anda melihat perbedaan IBL dengan ABL?

ABL berada di level yang benar-benar berbeda. Kita dituntut bermain dengan fisik dan mental yang memadai. Menurut saya ABL berada dua hingga tiga level di atas IBL dalam berbagai aspek.

Beberapa orang berkata Anda sedikit kesulitan di awal musim, apa pendapat Anda?

Hanya orang yang tidak mengerti basket yang bilang saya mengalami kesulitan. Saat mereka bilang begitu, saya masih termasuk dalam lima besar pemberi asis terbanyak di liga. Dan tidak ada satupun pemain lokal yang ada dalam daftar tersebut. Saya masih melakukan apa yang seharusnya saya lakukan.

Berganti topik, bagaimana Anda melihat tim Anda sekarang?

Kami hanya mampu menang 3 dari 13 laga. Tentu kita sedang tidak baik, kita mengalami kesulitan.

Pendapat Anda terkait kedatangan Shane Edwards dan Keith Jensen?

Kami mengarah ke arah yang tepat sekarang. Keduanya adalah contoh pemain profesional yang baik dengan kerja keras tanpa henti. Saya cukup senang dengan kedatangan mereka yang langsung memberikan efek kentara terhadap tim. Saya harap mereka datang lebih cepat, tapi yang terjadi biarlah terjadi, kami harus terus menatap ke depan.

Bagaimana dengan ikatan yang terbentuk dalam tim seiring dengan hasil yang tidak bagus ini?

Kami masih terus memperbaikinya. Hal tersebut tidak datang dalam kurun waktu yang cepat. Kami berusaha membangun koneksi yang baik guna memperbaiki hasil di sisa musim. Seiring berjalannya waktu, saya yakin koneksi kami akan terus membaik.

Berganti topik, bagaimana dengan Asian Games?

Asian Games? Apakah Indonesia menang hari ini? (laga melawan Thailand).

Saya belum mengetahuinya, apakah Tim Nasional sudah menghubungi Anda?

Saya tidak tahu, saya belum memikirkan Asian Games. Tapi memang tidak ada satu pun dari Tim Nasional yang menghubungi saya.

Apakah menurut Anda Tim Nasional tidak menghubungi Anda karena pengumuman pensiun yang Anda lakukan beberapa waktu lalu?

Saya berkata bahwa saya pensiun dari SEA Games. Itu adalah SEA Games terakhir saya dan saya tidak akan berlaga di turnamen itu dua tahun lagi.

Jadi secara tidak langsung Anda berkata Anda membuka peluang untuk tampil membela Indonesia di Asian Games?

Belum ada yang menghubungi saya hingga sekarang. Mereka (Tim Nasional) punya nomor saya, jika mereka butuh saya, bukan hal sulit untuk menghubungi saya. Sederhana.

 Foto: Yoga Prakasita

Komentar