CLS Knights Indonesia tidak mau setengah-setengah dalam berkompetisi di Asean Basketball League musim 2017-2018. Keseriusan tersebut dibuktikan dengan banyak hal. Desain seragam yang baru, lapangan baru, logo baru, hingga mendatangkan penasehat pelatih asal Amerika Serikat, James Clark, untuk mendampingi Kepala Pelatih Koko Heru Setyo Nugroho.

James tampak hadir menyaksikan beberapa laga Srikandi Cup Seri 2 Surabaya yang digelar di markas CLS Knights dan Surabaya Fever, GOR Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur, seminggu yang lalu. Dalam kesempatan tersebut, Mainbasket berbincang dengan pelatih berkepala pelontos ini.

James kala itu baru saja mengantarkan CLS Knights Indonesia melakoni dua laga tandang ke markas Hong Kong Eastern dan Formosa Dreamers. Dalam balutan kaus berwarna unggu dan nada bicara yang sangat ramah, ia menjawab beberapa pertanyaan berikut:

Hai James, apa kabar?

Sempurna, bagaimana dengan Anda?

Cukup bagus, terimakasih telah bertanya. Bisa cerita sedikit tentang diri Anda?

Nama saya James Clark, berasal dari Amerika Serikat. Saya adalah pelatih pribadi bagi beberapa pemain NBA dan basket secara umumnya untuk meningkatkan ketangkasan bermain mereka.

Siapa saja pemain NBA yang pernah Anda latih?

Ada beberapa, sebuah kemewahan bagi saya pernah melatih Ben Simmons, Dejounte Murray, dan Mason Plumlee. Kalau pemain yang lebih senior, saya pernah menangani Mike Miller.

Wow, itu adalah daftar yang cukup menarik. Lalu bagaimana ceritanya Anda sampai ke CLS Knights Indonesia?

Chris (Christopher Tanuwidjaja) meminta saya untuk datang ke mari dan membantu Koko menangani tim. Saya rasa itu tantangan yang cukup bagus. Lalu semua terjadi begitu saja dan tiba-tiba saya sudah ada di sini.

Menarik, bagaimana semuanya berjalan hingga kini?

Semuanya berjalan cukup bagus sejauh ini. Bagi saya pribadi, saya butuh beberapa penyesuaian mengingat ini pertama kalinya saya ke Indonesia. Pertandingan pertama (melawan Singapore Slingers) berjalan cukup berat karena saya hanya punya waktu sedikit bersama para pemain. Setelahnya saya rasa tidak ada masalah.

Bagaimana Anda melihat tim ini saat anda datang?

Pertahanan dan rotasi pemain adalah hal yang sangat kami (tim pelatih) perhatikan di awal. Tapi setelah pertandingan melawan Alab, saya cukup senang dengan perkembangan tim ini.

Saya melihat beberapa rekaman video yang menunjukkan Anda berlatih secara intensif dengan para pemain lokal, apa target Anda untuk mereka?

Untuk para pemain lokal tujuan saya adalah mengembangkan mereka menjadi lebih profesional. Memperbanyak rutinitas, memperbaiki beberapa hal dasar yang saya rasa kurang selama saya berada di sini, dan mengembangkan cara berpikir mereka ke arah yang lebih baik layaknya pemain basket profesional.

Bagaimana Anda melihat potensi para pemain lokal?

Mereka (pemain lokal) bahkan Indonesia sebenarnya punya potensi yang cukup besar. Kalian hanya butuh sedikit pengembangan. Perbanyak rutinitas latihan kalian dan saya yakin, semakin banyak kalian berlatih semakin membaik permainan kalian.

Menurut Anda apa perbedaan terbesar pemain Amerika Serikat dengan Indonesia khususnya CLS yang sedang berlaga di Asean Basketball League (ABL)?

ABL adalah liga yang benar-benar mengandalkan fisik. Anda terus bermain dan berlari cepat sepanjang laga. Akan tetapi, ini cukup bagus untuk perkembangan para pemain lokal. Liga seperti ABL membuat level permainan anda naik, sekarang para pemain lokal bisa belajar menjadi pemain profesional sesungguhnya. Anda melakoni laga tandang yang cukup jauh, sesi latihan yang lebih berat, rutinitas yang lebih gila. Tapi sejauh ini mereka cukup bagus.

CLS baru saja meraih kemenangan kedua melawan Formosa Dreamers, bagimana Anda melihat perjalanan ke depannya?

Westports Malaysia Dragons mempunyai tim yang cukup bagus. Mereka sudah cukup lama bermain di ABL, mereka telah belajar banyak. Kami pun belajar banyak dari laga melawan Hongkong Eastern dan Formosa Dreamers. Dan kami rasa kami siap tampil lebih baik melawan Westports Malaysia Dragons dan Chong Son Kung Fu serta laga-laga selanjutnya di sisa musim ini.

Pertanyaan terakhir, apakah Anda senang tinggal di Indonesia khususnya Surabaya?

Apakah saya senang? Ya tentu saja. Ini adalah pengalaman pertama saya di Asia Tenggara, saya pernah ke Jepang dan rasanya berbeda sekali. Indonesia sangat panas, anda harus mengakui hal tersebut. Saya selalu berkeringat di sini, saya masih sulit percaya bagaimana kalian (orang Indonesia) bisa memakai celana jeans kemana-mana tanpa merasa kepanasan. Tapi ini semua tentang penyesuaian, selain itu saya sangat tertarik dengan budaya anda. Saya juga berharap bisa ke Bali suatu saat nanti. Selain itu saya juga cukup senang menggunakan Batik selama pertandingan. Batik terlihat sangat berbudaya dan saya senang hal tersebut. Saya bahagia disini.

 Foto: Yoga Prakasita

Komentar